Anak kedua dari pemilik Kim company meninggal akibat mengonsumsi sebuah obat yang bernama botulinum toxin. Botulinum toxin sendiri adalah obat yang berbahaya karena menyebabkan kelumpuhan otot yang pada akhirnya mengarah pada kelumpuhan sistem pernapasan yang dapat menuju kematian ----
"bukankah dia orang yang akan dijodohkan denganku? "
Vanya menatap tv dihadapannya dengan bingung. Setaunya keluarga Kim Company adalah orang yang baik dan bebas dari narkoba. Walau baik, Vanya tetap saja tidak suka jika dijodohkan dengannya.
Dia mengendikkan bahunya tidak peduli dan mematikan tv karena sehabis berita itu tidak ada yang menarik perhatiannya.
Dia kemudian terdiam beberapa saat setelah itu menepuk dahinya sendiri. Dia berlari menuju kamarnya karena mengingat ada pr biologi.
...~...~...~...~...~...~...
Dilain tempat, Renjun menonton berita itu dengan senyum yang terukir di wajah tampannya.
Benar, Renjunlah orang yang membuat anak kedua Kim Company meninggal.
Tapi sayangnya, semua orang menganggap anak kedua pemilik Kim Company meninggal karena bunuh diri.
"ini perbuatanmu? "
Renjun hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"apa dia mengganggumu? "
"tidak"
"terus kenapa? "
"dia mencoba mengambil gadisku"
Chenle menatap Renjun dengan bingung. Yang dia tau Vanya tidak pernah berhubungan dengan keluarga Kim.
"dia akan dijodohkan dengan gadisku. Aku tentu saja tidak terima"
Ah, sekarang Chenle tau alasannya. Dia hanya menganggukkan kepalanya karena sudah biasa.
Sudah ada 10 orang yang dibunuh Renjun karena berani mendekati Vanya. Saat pertama kali, dia terkejut, begitu juga dengan Jisung. Tapi lama kelamaan dia menjadi terbiasa dengan perbuatan Renjun.
"kapan Jisung kesini, Chenle? "
"besok, bersamaan dengan pindahnya aku dan Jisung"
"ah, aku tidak sabar menguyel pipi Jisung"
"sebentar, kemana Renjun?"
"ck, seperti biasa"
"anak itu benar - benar cinta mati pada Vanya"
"hm, kau benar"
Setelah itu tidak ada yang berbicara lagi.
"JAEMINUDIN, MANA KOMPUTERMU? "
Jaemin dan Chenle reflek menutup telinganya. Jaemin mendengus dan ikut berteriak
"ADA DI KAMARKU MONYET!! "
Chenle langsung nyebut. Kok bisa - bisanya dia mau berteman dengan spesies macem mereka?!
Untung Renjun lagi nge-bucin, kalau nggak pecah nanti gendang telinganya. Dingin - dingin gitu Renjun juga bobrok kalau disatuin sama Jaemin dan Haechan. Kalau di rumah doang sih. Kalau di sekolah mah, harus di jaga image cool -nya.
Au deh, serah - serah Renjun aja.
•••••••••••••~
"astaga, imutnya! Pengen aku culik rasanya! "
Jeno bergidik ngeri melihat Renjun yang sedari tadi berbicara sendiri. Dia kadang greget sendiri sama Renjun karena masih belum berani deketin Vanya.
Eh, enggak ding.
Mereka kan udah pernah kissing.
Karena gedek sendiri, Jeno juga jadi penasaran. Kok bisa Renjun bilang Vanya itu imut?
Jadi dia juga ikutan lihat dan mulutnya terbuka lebar. Dia terkejut karena melihat penampilan Vanya yang berbanding jauh saat di sekolah.
"i--ini be--beneran Vanya?! "
"hooh, imutkan? Makanya aku pengen culik terus pipinya diuyel - uyel"
Karena masih shock, Jeno nggak bisa bersuara. Karena tidak terima, Renjun mendorong Jeno hingga menjauh dan tidak melihat gadisnya.
"ck, santai dong! "
"ya makanya jangan terlalu lama liatnya! "
"iya deh, dasar bucin"
Renjun tidak mempedulikan Jeno dan hanya menatap layar komputer yang menampilkan kegiatan Vanya.
Sesekali tersenyum dan terkekeh yang membuat bulu kuduk Jeno berdiri. Karena ngeri, Jeno memilih untuk keluar meninggalkan Renjun yang masih menatap layar komputer.
Hwehe, jangan lupa vote ye! Gampang kok, gratis lagi.
Lee Asya
Cocok nggak?Kalau nggak bayangin sendiri deh.
Lelah hayati aku cari visual yang pas buat Asya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession || Huang Renjun [✓]
FanfictionSeorang gadis yang menjadi obsesi seorang CEO sekaligus mafia. Penasaran dengan kisah mereka? [S1 & S2] © Blueming7