S2 - 5

2.5K 289 29
                                    

[ ⚠ WARNING!! ]

















"Emph! "

Vanya memukul - mukul lengan Renjun yang masih setia menjelajahi bibirnya. Nafasnya hampir habis, untung saja Renjun peka.

"Kau gila! "

"Gila karna mu, sayang. "

Renjun menggendong Vanya, sambil kembali menjelajahi bibir gadisnya. Begitu sampai di sofa, dia mendudukkan Vanya di pangkuannya dengan tangan yang membuka jas Vanya.

Vanya ingin memberontak, tapi dia sadar. Jika dia semakin memberontak, yang dibawahnya akan bangun dan membuatnya dalam bahaya besar.

"Nggh.. "

Vanya mati - matian menahan desahannya begitu Renjun menjilat dan menghisap lehernya. Tangan Renjun membuka kancing baju Vanya satu persatu, sedangkan Vanya tidak sadar jika kancingnya dibuka oleh Renjun.

Tangan Renjun masuk ke dalam baju Vanya, kemudian melepaskan kaitan bra milik Vanya. Kemudian menyingkapnya.

Vanya yang sadar langsung menutupi keduanya. Tapi Renjun tidak membiarkannya, dia melepas dasinya, kemudian mengikat kedua tangan Vanya dan meletakkannya di lehernya.

"Jangan... "

Renjun tidak peduli, dia langsung melahap salah satunya seperti bayi yang sedang kehausan.

Vanya tidak tahan, dia langsung mendesah. Yang membuat Renjun semakin semangat.

"Renhh... Junhh "

"Hm? " Deham Renjun disela - sela kegiatannya.

"Cuk–ahh... "

Vanya mendesah lagi begitu tangan Renjun mengelus pahanya lembut.

Vanya lemas, dia sudah tidak ada tenaga lagi untuk menghentikan Renjun.

Baru saja Renjun ingin membuka rok Vanya, pintu ruangan diketuk. Renjun menghentikan kegiatannya dan berdecak kesal. Renjun membuka ikatan tangan Vanya, yang langsung memakai bra nya kembali dan mengancing bajunya.

Tok

Tok

Tok

"Ada apa? " Teriak Renjun kesal tanpa membuka pintu.

"Sebentar lagi akan ada meeting, tuan. Anda harus segera kembali. " Balas sekretaris Renjun.

Renjun menahan kesalnya. Dia berjalan menuju Vanya dan melumat bibir Vanya sebentar.

"Nanti aku jemput. " Ucap Renjun sambil menepuk kepala Vanya.

Vanya hanya menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah karna malu.

Renjun keluar dengan wajah yang terlihat kesal.

Kan, Fiona jadi penasaran. Mana tadi dia nggak denger apa - apa lagi.

Ya jelas lah, ruangan Vanya kedap suara.
Setelah Renjun dan sekretarisnya pergi, Fiona cepat - cepat masuk ke ruangan dan melihat Vanya yang sedang mengibas wajahnya yang memerah.

"Hayooo tadi kalian ngapain?? " Tanya Fiona sambil tersenyum jahil.

"Diam. " Jawab Vanya dengan wajah yang tambah merah.

Fiona tertawa, pasti Renjun melakukan sesuatu.

Ihh, dia kan pengen tau.



























SJFJKABXJ GILAAAAA AKU NGETIK APAAN INI

EMAKKK ANAKMU UDAH NGGAK POLOS LAGI 😭😭😭

Obsession || Huang Renjun [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang