Happy reading!!
"Kak" panggil Dhika setelah aku memutuskan sambungan telfon, ia sedari tadi masih disini entah belajar atau memperhatikanku aku tak tahu, hatiku terlalu senang sampai mengabaikan Dhika dibelakangku.
Aku menoleh dan masih belum memudarkan senyumku, "hmm?"
"Itu tadi.. kakak ditembak?" Tanyanya ragu dengan muka penuh tanda tanya. Senyumku semakin mengembang kemudian aku mengangguk mantap dihadapanya.
"Daebak!! Bisa bisanya.... wahhh. Ini beneran? Aku punya kakak ipar orang luar negeri?" Dhika menganga menutup mulutnya dengan tangan. Dan lagi lagi aku mengangguk bahagia. Aku tahu walau Dhika tidak pandai pandai berbicara bahasa asing atau inggris tapi aku tahu setidaknya ia sering menonton drama dengan subtitle inggris.
"Wahh, ganyangka banget. Aku dukung kak, gua restuin kak nara sama kak ten" katanya lagi sambil mengacungkan dua jempol di udara, aku hanya teryawa melihat kelakuan adiku, muka terkejut sekaligus bahagianya berganti dengan kelakuan absurd sambil memberi jempol tanganya.
Ternyata dimalam itu bukan hanya aku yang bahagia ternyata, adikku Dhika yang menjadi saksi segala waktu kenalan, berteman, pdkt hingga jadian ikut merasa senang, aku lega saat dia merestui kami.
--------
Dimasa masa sulitku menghadapi banyak ujian, bimbel dan try out menuju UN, Ten menyemangatiku setiap hari.
Disaat aku belajar dengan semua buku bukuku mengahadapi ujian, ten menungguku. Pada sambungan telfon kami aku terkadang suka merasa bersalah dikala aku sibuk dengan belajar, namun ten adalah orang yang pengertian dan dengan sabar tetap menunggu
Disaat aku sibuk mencerna materi materi yang kupelajari untuk ujian esok hari tak jarang ten akan menemaniku dan bahkan menyanyikan lagu untukku. Aku baru tau ternyata suaranya semerdu itu dan begitu menenangkan membuat semangat belajarku meningkat.
Ia bernyanyi banyak lagu balad and chill dengan suara merdu serta gitar kesayanganya, lagu lagu beserta suaranya sangat aku suka, bahkan sampai aku ingin tidur atau kesulitan tidur dia masih menyanyikan lagunya dan tertawa hangat. Aku menyukai perhatianya.
"Nara~, apa cita citamu?" Tanyanya disela sela belajarku.
"Cita citaku? Entah, apapun itu yang penting aku sukses, membuat orang tuaku bangga dan tentunya mempunyai uang" aku jujur sekali. Terdengar ia tertawa disana mendengar pernyataanku.
"Bukan, semua orang pasti juga menginginkan cita cita seperti itu. Maksutku walaupun nanti ingin menjadi sukses setidaknya dihati kecilmu kau menginginkan suatu profesi bukan?"
"Iya, aku menginginkan suatu pekerjaan" akhirnya kataku.
"Apa itu?" Tanyanya penasaran.
"Diantara designer fashion, stylist, penjahit, atau apapun yang berhubungan dengan itu aku mau"
"Wow cita citamu bagus sekali, kau pasti menyukai fashion"
"Iya aku suka, aku selalu bermimpi membuat suatu baju seperti yang aku inginkan, terkadang aku melihat lihat majalah dan melihat baju bagus sekali, namun itu produk luar negeri yang sangat mahal sekali, lalu aku bercita cita untuk menjadi ahli fashion agar aku selalu memiliki baju baru setiap hari sesuai yang aku inginkan" aku tergelak.
"Benar, kau pintar sekali"
"Lalu kau,apa cita citamu?" Tanyaku balik.
Ten terlihat memikirkan sesuatu
"Sama sepertimu""Ahli fashion?"
"Sukses, tapi bukan ahli fashion. Aku ingin menjadi seorang penyanyi ataupun dancer"

KAMU SEDANG MEMBACA
5 Juni || Ten ✔️
Fanfiction(Tamat) "Kau menghilang tanpa jejak bersama akun instagram mu, tanpa kata perpisahan dan putus dari mulutmu.. dan aku masih menunggu." -inara "Semoga kita dipertemukan dengan rasa yang masih sama, mari mencintai untuk waktu yang lama, Selamat tidur...