6. || Inara

43 26 6
                                    



Happy reading!!



Hubungan kami akhirnya memasuki satu tahun, banyak percek cok kan yang terjadi karena hal hal kecil dan kami menyelesaikan semua itu dengan kepala dingin.

Entah itu karena salah satu dari kami yang bandel saat sedang sakit, lupa mengabari, bahkan hal kecil seperti belum makan pun kadang salah satu dari kami akan ngambek. Bukan marah ngambek besar yang akan berlarut larut, itu hanya ngambek sebagai gertakan kecil dari masing masing kami agar dia makan, minum obat atau memberi kabar. Menurutku hubungan kami lucu juga, hanya mengambek jika makan telat itu saja membuat kami bahagia dan menghargai sstu sama lain.

Di bulan januari tepat sebelum aniversary kita aku mengirimkan sebuah hadiah kepadanya di jepang, jika dulu ia memberiku sebuah kalung dengan liontin pelangi saat menyatakan cintanya, maka kini aku memberi sesuatu balik untuknya.

Sebuah gelang berwarna biru untuknya dan berwarna oranye untuku, sebenarnya ini couple tapi aku hanya mengimkanya satu buah saja tentunya karena satu lagi untuku dan sebuah hoodie biru juga untuknya, ia suka mengenakan hoodie. Hadiah ini adalah hadiah aniversary sekaligus hadiah ulang tahunya, februari bulan depan.

Gelang tersebut sederhana sekali, berwarna biru dan ada sebuah tempat ditengah tengahnya untuk bandol bertuliskan username couple pada gelang kami. (1056)

Aku sebelumnya tak memberi tahu ten bahwa aku mengirim sebuah hadiah, aku hanya menanyakan alamatnya dan tanpa curiga ia dengan senang hati memberi tahu alamatnya, dan benar saja ia begitu bingung sekaligus senang sekali saat menerima paket dirumahnya.

Ia sebelumnya sama sepertiku dulu yang menerima paket padahal tak memesan apapun, tapi ia juga tahu ketika melihat pengirim luar negeri terlebih dari indonesia, ya itu aku.

Laki laki berambut coklat itu senang sekali, tak henti hentinya ia mengucapkan terima kasih, ia sangat suka dan ia mencintaiku.

"Ini bagus sekali, aku sangat suka raa"
Katanya lagi mengambil tudung hoodie pemberianku itu lalu menutupi kepalanya sambil bergerak imut memeluk tubuhnya sendiri.

"Iya iya aku tahu, kau sudah mengatakanya berulang kali" aku terkekeh melihat kelakuan bayi besar tersebut.

"Ini akan menjadi hadiah ulang tahun terbaikku, aku akan berjanji menyimpan ini. Aku harus apa lagi untuk mengatakan aku sangat menyukainya?"

"Tidak, begitu saja simpan. Aku sudah senang melihatmu senang"

"Ah iya apa yang akan kulakukan untukmu ya? Aku akan membalas hadiahmu" wajahnya mendekat kearah kamera, wajahnya berpikir keras mencari cara atau sesuatu.

"Mari kita segera bertemu" jawabku mantap.

"Tentu saja itu yang ingin kita lakukan, bukan hanya kau, aku juga ingin"

"Bagaimana pada ulang tahunmu juni nanti aku akan ke indonesia? Aku akan menemuimu" wajah dengan rahang tegas itu menatap lekat layar ponselnya, seolah ia benar benar menatapku disini, didepanku.

"Kau yakin?" Tanyaku memastikan. Tanpa ia tahu berada jauh dilubuk hatiku aku benar benar menginginkanya, aku sangat gugup dan terkejut saat itu, tapi disamping semua perasaan terkejutku yang ada, dan aku senang sekali.

"Kau tidak menginginkanya?" Ia nampak kecewa.

"Bukan itu, maksutk-"

"Tenang kau tidak perlu khawatir dengan bagaimana caraku, kau ingat aku telah mengumpulkan uang sejak 2 bulan hubungan kita? Uang itu sudah cukup untuk membeli tiket pesawat ke indonesia, kau jangan khawatir, seharusnya memang aku sebagai laki laki yang mendatangimu bukan?"

"Kau hanya perlu menunggu maka aku akan mendatangimu" intonasi suaranya begitu menenangkan serta meyakinkan, ia tak main main soal perasaan. Bahkan sejak aku terpaku mendengar semua penuturan halusnya ia masih menatap lekat mataku dari sambungan telfon kami.

Aku mengangguk sebagai jawaban kemudian, aku menyulum senyumku dan membuat ten disana ikut tersenyum, tersenyum yang lebih lebar menampakan kepuasan dan kemenangan.

"Okey, aku sebenarnya sudah mengetahui ini sejak lama" kata ten lagi seelah tawa kemenanganya beberapa detik yang lalu.

"Kau.. tau malioboro bukan?"

"Iya aku tahu"

"Aku mencari di laman pencarian didekat tempat tinggalmu, itu yang keluar pertama kali dan itu menurutku bagus sekali" kata laki laki itu kemudian mengambil laptopnya dari atas meja samping ponsel yang ia gunakan untuk menelfonku.

Ia membuka laptop itu, seperti mengetikan sesuatu dan menumpu dagunya diatas tangan kirinya, aku menunggu ten mengotak atik benda itu, sambil menikmati wajah tampanya yang tertutup poni rambut hampir menusuk matanya.

Setelah beberapa menit aku biarkan menunggunya mengotak atik laptop, ia kemudian membalikan layar laptop dan menujukan sebuah gambar disana.

"Tempat ini bukan? yang disebut malioboro?" Tanya ten sambil menujukan foto jepretan yang berasal dari laman web pencarian. Benar sekali itu jalanan malioboro, lampu lampu antik dipinggir jalan beserta lalu lalang kendaraan disampingnya. Walau gambar itu tak full menampakan seluruh jalanan iconic aku sudah tahu betul saat melihat lampu jalan antik.

"Benar, aku pernah kesana beberapa kali, sekarang tempat itu dekat dengan tempat tinggal sementaraku"

"Bagus sekali kau tau dan pernah kesana, bolehkan aku minta tolong sesuatu darimu?" Laki laki itu kemudian menutup layar laptop yang sebelumnya menampilkan gambar kawasan malioboro.

Kemudian ia melepaskan tudung hoodienya, merapikan ujung poninya panjang hampir menutup mata. Ia menggenggam tangan kanan dan kirinya didepan dada, menatapku lagi dengan tatapan serius.

Aku diam memandangnya dari balik layar ponsel, bukan berarti apa apa aku tak bereaksi, namun bibirku terlalu kelu untuk mengucapkan suatu pembicaraan karena hati yang sudah terlalu gugup tak karuan.

Ten melakukanya lagi, tatapan yang sama saat ia mengajakku berkencan tahun lalu, tatapan serius namun penuh kasih sayang, aku tak bisa menolak semua pandangan dari mata hitam legam nan tajamnya. Tanpa aku sadar aku sudah kecanduan segala tentangnya, bahkan hingga kau sudah tau jika aku bisa saja mati dengan rasa gugup saat melihatnya, aku masih tak kapok untuk memandang sorot mata tajamnya.

"Minta tolong apa" suaraku pelan dan kita masih saja bertatapan lewat sambungan viduocall yang ada.

"Itu... minta tolong.
Tolong jaga hatimu untukku, jangan biarkan ada orang lain yang menandingiku aku tak suka bila mempunyai tandingan"

"Dan tolong... bisakah kamu melakukan itu sampai aku menemuimu nanti di hari dimana aku ke indonesia dan kita akan bertemu dimalioboro, tempat itu.. bisakah menjadi tempat saksi kita bertemu nanti? Kau.. bisa menungguku disana nanti? Di 5 juni, aku akan menemuimu, aku akan membalas hadiahmu beserta perasanmu?"
Segala kata kata kata panjang tapi begitu menyenangkan itu terlontar dari mulutnya.

Sudah kubilang berapa kali ia tak main main? Se sungguh itu ia dengan perkataanya, perasaanya dan janjinya, seolah olah ia tak memperbolehkanku barang melirik orang lainpun bahkan ketika tak bersamanya.

Seluruh tubuhku menegang, masih tak percaya dengan semua kata kata yang baru saja aku dengar padahal di perutku seluruh kupu kupu sekan terbang mendorongku berteriak bahwa aku sangat senang.

Aku duduk tanpa ekspresi menatap layar ponselku, kemudian selang beberapa detik setelahnya aku tersenyum lebar, tersenyum sampai menampakan gigitu dan menghilangkan bola mataku menyipit.












Jangan lupa ninggalin jejak ya!

Kalau suka silahkan Vote or comment lalu share cerita ini.

Seeyou...

Tbc...

5 Juni || Ten ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang