13. || Inara

15 9 2
                                    

Happy reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!!

8 bulan berlalu semenjak kepergianya dan 4 bulan semenjak aku berangkat ke malioboro.

Sekarang yang bisa kulakukan adalah menatap foto fotonya yang masih menjadi walpaperku serta beberapa foto yang begitu rapi kusimpan dalam folder galeryku, terkadang aku juga masih sering memutar kembali vidio vidio yang kurekam secara diam diam saat bervidiocall denganya, vidio berdurasi 2 jam lamanya itu saja yang tersisa jelas.

Vidio dimana dia mengoceh menceritakan kehidupan sehari harinya, menampilkan ia yang sedang bercerita semangat, ia yang sedang makan sembari menungguku belajar dan juga lantunan lantunan lagu yang ia bawakan sembari menungguku tidur.

Di vidio lain aku juga sempat diam diam merekam pada kegiatan lainya, yaitu saat lelaki itu dance. Ruangan dance dengan satu sisinya berderet kaca kaca besar dan disana Ten juga Lucas sedang menarikan dance dengan indah dan tegasnya bergerak sesuai irama lagu dan ketukan.

7 bulan lamanya aku sudah bisa mengendalikan emosiku, aku sudah tak terlarut larut lagi dalam tangisan seperti dulu, walau memang semakin hari aku semakin merindu tapi itu tetap tak boleh menghancurkanku, apalagi dengan sekarang ada jisung yang satu rumah denganku lagi.

Semenjak hari kelulusanya ia ikut kuliah bersamaku di universitas yang sama, jadi sekarang orang tua kami menyewa sebuah rumah kecil untuk kutinggali dengan Dhika. Aku tahu Dhika selalu khawatir jika menyangkut tentang ten, aku tahu dia tak ingin aku menangis. Jadi setiap hari aku sudah sering tersenyum lagi setidaknya untuk melupakan Ten sejenak saja.

Gelang oranye dengan bandul bertuliskan '1056' ditanganku tidak pernah kulepas, seperti janji kita yang dulu kami akan selalu memakai gelang ini, walau aku terkadang dihadiri perasaan tentang 'apakah kita masih dianggap mempunyai hubungan?' Aku menampik perasaan itu mentah mentah.

Sekuat apapun pikiran buruk yang menghampiriku aku akan tetap pada pendirianku, dan berfikir 'ini belum berakhir sebelum satu dari antara kita ada yang mengakhirinya' dan selama ini dari kita berdua belum pernah menyatakan perpisahan bukan?

Tak pernah ada kata perpisahan diantara kita jika kuingat, segala perbincangan kita hanyalah berisi saling percaya, positive thingking, kita saling mencintai dan berjanji untuk bertemu. Maka dari itu aku masih percaya kita belum terakhir.

Tak habis akal tentang instagram dan nomor telfonya yang mati, aku juga beberapa kali mengirim surat dan kado ke-alamat rumahnya, alamat dimana aku mengirimkan hadiah aniversary dulu.

Awalnya aku menulis beberapa surat saja lalu kukirim ke jepang, setelah berminggu minggu nyatanya itu tidak pernah terbalaskan, aku harap setidaknya ia sudah membaca walau tak membalas. Lalu aku mengirimkan hadiah lagi, sebuah sepatu dan sepucuk surat, setelah berminggu minggu lamanya kuharap ia setidaknya membaca suratku bahkan jika tidak memakai sepatu yang kuberikan tidak apa, namun cerita sudah berbeda lagi.

5 Juni || Ten ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang