9. || Inara

28 17 2
                                    

Happy reading!!








Adekk
Kak
Kak nara dicariin noh
Jawab telfon gua
Jangan marahan dong kalian
Nih kak ten nya mumpung mau telfon malah dicuekin
Telfon kak ten
Katanya mau ngomong minta maaf noh

Sekarang Dhika yang membujukku, tapi ten benar benar mempunyai waktu untuk menelfon? Kebiasaan yang slow respon menjadikan aku bertanya tanya, dia beneran ada waktu?


Drtt..

Drttt..

Belum sempat membalas pesan Dhika sekarang ten menelfonku, oke aku tak bisa mengelak mau bagaimanapun sebenarnya aku juga rindu, plin plan sekali.

"Halo"

"Halo nara"

"Jangan marah ya, hari ini aku libur maka aku akan menemanimu"

"Benarkah?" Tanyaku ragu.

"Iya, aku akan membalas janjiku kemarin, tolong maafkan aku ya?" Suaranya memelas disana.

Aku terdiam, tadi pagi saja aku masih marah lalu mengeluarkan kata yang tak sengaja mungkin melukai hatinya. Sekarang dia memiliki waktu senggang sebaiknya aku gunakan sebaik baiknya.

"Ada syaratnya"

"Apa?"

"Kau harus menemaniku seharian"

"Tentu, akan kulakukan"

Aku menjauhkan ponselku dari telinga kananku, lalu mengalihkan panggilan menjadi vidio call, tak butuh waktu lama dia langsung mengangkatnya.

Wajah itu, wajah yang hampir seminggu atau bahkan 2 minggu tak menampakan diri, aku rindu. Dia dengan wajah sumringah menatapku, rambutnya sedikit basah menandakan ia sehabis mandi sepertinya, dan lagi ia mengenakan hoodie pemberianku, sesuka itu dia, juga kantung mata terlihat di wajah tampanya, ia pasti lelah.

"Aku merindukanmu"

"Aku juga, tapi kau bahkan tak mengangkat telfonku" aku memasang muka sebal.

"Maaf, aku benar benar tak memiliki waktu untuk memegang ponsel" laki laki itu kemudian mengacak acak rambut basahnya, damage sekali.

"Benar benar"

"Kalau begitu ambil tangkapan layar sekarang, aku akan berpose tampan" laki laki itu memperbaiki rambutnya dan mulai berpose, aku hanya tertawa melihatnya. Dia tampan dan juga lucu saat berpose dengan dua tangan membentuk peace.

"Sudah, aku sudah mengambil banyak tangkapan layar" aku masih tertawa setelah mengambil puluhan tangkapan layar.

"Pandangi fotoku jika kau rindu oke"  sambil memberikan tanda oke pada tanganya.

Ah iya aku teringat feeds ig nya.

"Kemana feeds ig mu?"

Ten diam, menatap layar ponselnya datar. Apa dia tidak dengar.

"Ten? Mengapa kau menghapus feeds igmu?" Tanyaku lagi.

"A-aku, mengarsipkanya nanti akan ku upload lagi. Eum... itu... disini sedang banyak penyalah gunaan foto. Jadi aku simpan demi keamanan" kenapa ragu?

"Nanti jika kau ingin fotoku banyak banyak maka akan aku kirinkan pribadi saja oke" aku mengangguk paham, ini juga demi kebaikanya.

"Kau tidak ada kelas?"

5 Juni || Ten ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang