17. || inara

9 5 1
                                    

   

"Halo"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo"

"Halo, tumben telfon duluan. Kangen ya? Tenang besok gua pulang"

"Dhik" laki laki yang lebih tua itu memandangi tetes air yang semakin memperburuk keadaan kaca mobilnya, hujan belum reda sepenuhnya, walau didalam mobil ia masih enggan untuk bergerak menjalankan mobilnya

"Hmm"

"Lo.. inget pembicaraan kita beberapa minggu lalu?"

"Pembicaraan? Kita ga pernah bener bener ngomong deh rasanya"

"Di cafe, yang waktu itu" suaranya memelan.

Dhika disana juga diam berfikir sejenak, setelah ia paham apa yang dimaksutnya ia kembali mejadi serius.

"Jadi.."

"Jadi tadi gua bilang sama dia"

"Lo bilang apa aja"

Nimo nampak menarik nafas berat namun ia bersedia melanjutkan ceritanya, "Gua tanya siapa ten, dan dia jawab kalo itu pacarnya. Sampe akhirnya gua bilang ke dia . Gua rela serahin diri gua buat perantara dia ngelupain ten itu"

"Terus dia gimana?"

Mempersiapkan hati, bimo menarik nafas dalam dalam sekali lagi. Dengan lirih dia berkata..

"Dia masih nunggu, dia nolak aku dengan alasan, seandainya cowok itu balik lagi ke dia terus pengorbanan aku cuman jadi sia sia"

"Dan lo?"

"Gua ngga bisa apa apa, ini masalah hatinya Inara dan bukan gua. Diluar batas kemampuan gua, mungkin berjuang sama berusaha pelan pelan buat dia luluh, tapi entah sampe kapan"

Dhika merenung mendengar ucapan sahabatnya, ia juga tahu betul bagaimana sifat juga rasa cinta Kaka perempuannya kepada laki laki berdarah jepang itu. Dhika tahu ini membutuhkan waktu yang lumayan menguras untuk melupakan, bahkan setelah 6 tahun saja rasanya tidak berubah.

Mengenai akhirnya bagaimana.. dhika ngga bisa bantu banyak. Kembali lagi bagaimana mereka berdua menjalaninya, bimo yang terus berjuang agar inara dapat melupakan.. juga inara yang bisa membuang kenangan lama serta membuka buku baru. Yang bahkan ia tak tahu apa itu masih ada.

"Gua ngga bisa apa apa, gua dukung lo. Kalo da apa apa lo bisa tanya atau minta bantuan gua"

Panggilan berakhir...


                         ㅏㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅓ


Bau semerbak dari olahan masakan tercium menyengat dihidung dhika, sudah seperti keluarga bahagia saja,kini bimo semakin sering tidak pulang dan lebih menginap disini. Atau lebih tepatnya dia seperti anak pindahan.

5 Juni || Ten ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang