10. || Inara

19 15 8
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Happy reading!!

Hari kedua benar benar, setelah semalam aku tertidur dalam keadaan telfon masih menyambung kini aku terbangun dengan suara bising telfon lagi, sungguh dia benar benar libur dan meluangkan semua waktunya untukku. Dimulai dari pagi hari saat sebelum sarapan, kemudian siang dan malam lagi.

"Oh iya ten aku juga ada pertanyaan lagi"

"Iya?"

Malam hari, hari kedua aku bahagia karna dia benar benar mengabariku. Se-libur apapun dia tadi siang tentu harus keluar untuk mengurus sesuatu katanya, hingga sore hari dia bergegas menelfonku lagi.

Kini aku didalam kamar ku, bermain jigsaw puzzle 200 keping dan ten memainkan game di komputer.

"Aku tau alasan kenapa kau menghapus feeds ig mu" aku sibuk mencocokan kepingan puzzle.

Ten diam, suara keyboardnya tak terdengar sepertinya dia terkejut atau terpaku.

"Karena followersmu banyak sekali, bukankah enak followers mu ribuan maka sekali post langsung masuk banyak sekali notif like  tut tut tut tut" aku menirukan suara notifikasi ponsel sehingga bibirku membentuk gaya duck.

Ten tertawa melihat tingkahku, walau nge game sesekali ia juga memperhatikanku, mana ada dia akan mengabaikanku aku percaya itu.

"Lucu sekali, jika aku disana pasti sudah kugigit pipimu" lelaki itu masih tertawa gemas.

"Benar bukan? Katakan bagaimana caramu mempunyai followers sebanyak itu, Apa kau membelinya? Atau kau memang seterkenal itu di jepang? Aku iri"

"Hm, aku tampan dan pintar serta pintar menari. Bukankah sudah jelas orang orang akan menyukaiku lalu memfollowku?" Nadanya memang tenang, sedikit cekikikan sepertinya ia menggodaku. Tapi tetap saja aku tak terima.

"Hei!" Aku membanting satu keping puzzle ditanganku, geram tak juga mendapatkan pasangan puzzle dan juga geram mendengar perkataan ten.

"Tidak tidak, jangan marah, kau jelek jika sedang marah" lelaki itu!!

"Hei!!" Aku lebih meninggikan intonasi bicaraku lagi menatap ponsel.

Dia tertawa puas, sepertinya ia berhasil mengerjai dan menggodaku, ia tertawa sangat keras hingga mundur dari depan layar komputernya untuk sekedar melampiaskan tawa.

5 Juni || Ten ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang