Sudah berapa lama ini? Waktu tak terasa berjalan begitu cepat walau sebenarnya mereka hanya berputar sesuai porosnya yang itu itu saja.
Kemarin rasanya baru saja penerimaan mahasiswa baru, kemarin baru saja konser besar besar an pergantian tahun, kemarin baru saja.. seolah semua kenangan dihari kemarin tetaplah sedekat hari kemarin. Namun kumpulan manusia didepan ruang hall utama ini menyadarkannya lagi, kemarin sudah berlalu menjadi masa lalu, hari sekarang maka akan dijalaninya dihari sekarang, masa depan masih misteri yang masihlah jadi 'nanti'.
Kalau begitu sudah seberapa lama ia ada di kota ini? Ada di kampus ini? Ada dihati.. yang itu? Kalau mau mengatakan ini pun sepertinya agak salah saat yang disebut saja tidak mau mengaku.
"Kak, permisi boleh minta waktunya sebentar?"
Bimo mengangkat kepalanya sejenak, rupanya kumpulan mahasiswa yang baru saja ia lihat bergerombol di tengah hall sekarang berpencar tak pasti tempatnya, berpencar menjelma menjadi si penganggu seperti seorang wanita cantik didepanya kini, membawa salah satu gulungan kertas dengan topi ditempeli sebuah nama besar disana. 'andhini'
Sekarang agaknya Bimo lebih sadar dengan apa yang seharusnya tak dilakukanya barusan, datang tiba tiba ke hall bukanlah pilihan baik. Seharusnya ia tahu disini ia akan jadi sasaran empuk para panitia yang tak lain sahabat sahabatnya itu untuk ditanya tanyai, atau yang menjadi rahasia umum lainya- ia akan dikenal kenalkan dengan para junior.
Tak buruk, tapi mari kita lihat sejauh mana fondasi Bimo akan dipertaruhkan disini- walau sebenarnya Bimo sendiri tak menjamin sedikitpun ia akan melirik.
"Iya, ada apa?" Jawab Bimo terlewat santai.
"Eum itu kak" sebelumnya ia membuka selembar gulungan kertas berwarna merah muda yang ia bawa, kemudian melirik kearah jam 5 dan samping kanannya yang Bimo terka kelompok permainan nya dan juga sang panitia --yang tak lain rehan disana --yang juga melambaikan tangan ke arahnya dengan senyum lebar. Seakan akan cenayang membaca gerakan tubuh rehan disana, Bimo mengartikan ' gimana? Bening gak?, Kalo iya sok atuh Pepet terus' begitu kira kira.
Hanya dibalas dengan angkatan jempol tinggi tinggi, lalu jempol turun berganti dengan jari tengah. Rehan bergidik ngeri lalu memalingkan wajah kepada kelompok lain yang juga jadi tanggung jawabnya.
"Disini tertulis, saya suruh nanyain Kaka, dari fakultas apa, semester apa dan bagaimana kesan di kampus ini. Juga beberapa pesan kalo boleh diberikan ke saya sebelum resmi diterima ke kampus ini" katanya, dengan tangan agak sedikit bergetar membaca apa saja yang tertulis di kertas itu.
Setelahnya ia kemudian mengeluarkan bolpointnya dan duduk dihadapan Bimo, sibuk menuliskan sesuatu di pojok kanan atas lembar kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Juni || Ten ✔️
Fanfic(Tamat) "Kau menghilang tanpa jejak bersama akun instagram mu, tanpa kata perpisahan dan putus dari mulutmu.. dan aku masih menunggu." -inara "Semoga kita dipertemukan dengan rasa yang masih sama, mari mencintai untuk waktu yang lama, Selamat tidur...