part 17

818 70 6
                                    

"Assalamuaikum"ucap rara

"Darimana saja kamu baru pulang masih ingat sama rumah kamu" ucap shoimah emosi

"Aku dari suatu tempat sama nia bunda"ucap rara menundukkan kepalanya

"Kemana kalian baru pulang malam haaah!!! Mau jadi apa kamu diluar sana mau jual diri kamu?"ucap shoimah
Rara yang mendengar perkataan shoimah langsung menatap tajam shoimah

"Sejelek jeleknaya perilaku aku, aku nggak pernah punya niatan untuk menjual diri"ucap rara dingin dengan tatapan tajam

"Oooh udah berani kamu sama saya"ucap shoimah

Plak

Semua yang ada disana kaget karna shoimah menampar rara.

"Tampar aku lagi  bunda kalau belum puas karna aku buek siapa siapa nya kalian kan aku hanya  anak yang tidak dianggap keluarga"ucap rara emosi

Shoimah yang mendengar rara menampar rara kembali

Plak

Plak

Plak

3 tamparan diterima rara
Dari bunda diikuti kakak kakaknya

"Selama bunda dan ayang pergi aku nggak pernah ngajarin kamu untuk kurang ajar sama orang tua siap yang ngajarin kamu"ucap lesti dengan tatapan tajam

"Selama ini aku selalu membala kamu ra aku nggak nyangka kamu seperti itu kebunda sekarang aku nggak akan membela kamu apapun yang terjadi"ucap selfi

Rara yang dapat perlakuan dari kakak kakanya sedih apa lagi dia mendapat tamparan dari selfi yang selama ini bela dia dirumah

"Udah sekarang kita masuk kekamar masing masing besok mau sekolah kan"ucap aya melarai tanpa memperdulikan rara yang sudah meluruh kebawah.

Sekarang tinggal rara sendiri diruang tamu dia masih sedih atas perlakuan dari bunda dan kakak kakaknya.

Bik inah pun datang menolong rara

"Non ayo non bangun kita kekamar ya biar bibik yang bantu non rara"ucap bik inah

Rarapun menuruti omongan bibik kini dia dikamar sendiri karna dia yang menyuruh bibik kekamarnya istirahat.

Saat rara mengingat perlakuan orang tua dan kakak kakaknya sambil nangis tiba tiba kepalanya sakit. Tak lama setelah itu hidungya mengeluarkan darah

"Yaampun kepalaku sakit banget yaallah"sambil memegang kepalnya sesekali menarik rambuntnya agar sakitnya berkurang tetapu apa yang dilakukannya sama sekali tidak berkurang rasa sakitnya.

"Mana obat yang tadi aku harus meminumnya"ucap rarasambil mengambik tasnya

Setelah mendapatkan obatnya rara segera meminum obatnya. Tak lama setelah itu sakit kepala rara berkurang.

Dia pun tertidur dalam keadaan darah yang masih ada disekitar hidungnya tanpa dibersihkannya terlebih dahulu.





Skil pagi hari

Kini rara sedang bersiap siap untuk kesekolah dengan muka pucat beserta kedua pipi yang memerah akibat tamparan yang diterimanya tadi malam.
Dia pun turun kebawah untuk sarapan. Tetapi saat tiba dimeja makan semua anggota keluarganya sudah makan dan tidak ada makanan satupun yang tersisa. Dia pun berlalu dari sana tanpa pamit.

"Emang anak yang tidak tau sopan santun pergi nggak pamit pamit"ucap shoimah.

"Udah lah ayok kita berangkat"ajak irfan






Dijalan.

Kini rara pergi kesekolah menggunakan angkot karna nggak mungkin dia bersama putri yang sudah menjauhinya.

Saat menunggu angkot tiba tiba ada mobil nia lewat.

"Raa lo ngapain disini mana putri kok lo sendirian"ucap nia dari dalam mobil

"Ada masalah lagi yang menimpa gue nia sampai sampai beginilah jadinya"ucap rara

"Yaudah lo masuk kemobil gue lo bareng gue aja"ajak nia lalu diturutin oleh rara

"Meli mana kok lo sendiri?"ucap rara

"Nggak tau tadi gue telpon tiba tiba dia bilang udah di sekolah"ucap nia dan diagguki oleh rara

"Sekarang gue yang nanya kenapa lo ada ditepi jalan nungguik angkot"tanya nia

"Tadi malam gue dimarahin sama bunda gara gara gue pulang malam,terus bunda bilang gue jual diri diluaran trus gue nggak terima jadi gue bentak bunda dan berakhirlah gue dapat tamparan dari 3 orang sekaligus"ucap rara berusaha menahan air matanya.

"What? Siapa yang tampar lo? Tega banget bunda lo bilang lo jual diri"ucaprnia kaget

"Yaaaa gitu lah gue dituduh tanpa bukti"ucap rara

"Lo yang sabar yaaa pokoknya apapun yang terjadi ada gue disamping lo."ucap nia

"Lo emang selalau ada untuk gue nia lo yang selalu menguatkan gue, tapi siapa yang menguatkan gue saat disiksa dirumah itu"ucap rara dalam hati.



Kini mereka sudah tiba di sekolah dan seperti biasa sahabat sahabatnya menunggu mereka di gerbang

"Pagi semua"ucap rara tapi tak ada yang menjawabnya

"Nia gue mintak lo jauhin rara karna gue nggak mau sahabat gue ketularan jadi jalang diluaran sana"ucap meli disetujui oleh aulia dan putri

"Siapa yang bilang kalau rara jalang?"ucap nia emosi

"Gue yang bilang kenapa?"

"Lo tega ngomong seperti itu rara itu kembaran lo, lo tega put?"ucao nia

"Orang tua gue aja nggak ngakui rara anaknya apalagi gue"ucap putri

"Udah udah nia lo ikut mereka gue nggak mau lo dijauhin mereka"larai rara

"Gue lebih baik nggak punya sahabat dari pada gue bersahabat sama orang yang ngakunya sahabat tetapi baru dengar issue aja udah menghakimi sendiri tanpa barang bukti, ntar kalau gue difitnah kayak lo pasti mereka juga ninggalin gue lebih baik gue temenan samo lo yang selalu ada untuk gue"ucap nia

"Yaudah mulai sekarang lo jauhin kita jangan pernah dekatin kita lagi"ucap aulia

"Okeeey siapa takut, tapi ingat jika suatu saat nanti kalian tau kebenarannya jangan pernah ngemis ngemis mintak maaf sama kita"ucap nia. Lalu nia pun menarik tangan rara berlalu meninggalkan mantan sahabatnya kekelas.







































Maaf masih banyak typo





Vote gaes dan komen

Indahnya PersaudaraanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang