part 18

797 67 6
                                    

Percapat

Kantin

Kini rara dan nia berada dimeja yang berbeda dengan mantan sahabat sahabatnya.

Sebelumnya aku akan menjelaskan bahwa rara semenjak dimarahi dan mendapat penyakit  sama keluarganya dia lebih bersikap dingin karna rara yang dulunya manja, jahil sudah berganti dengan rara yang dingin dan cuek.

Contohnya saat sekarang putri dan sahabat sahabanya lagi dibully sama weni dan entek enteknya tetapi rara tetap asik memakan makanannya sedangkan nia berhenti makan karna merasa kasihan sama mantan sahabat sahabatnya.

Putri dkk

"Maksud lo apa sih gangguin kita, kita nggak ada ya cari masalah dengan lo"ucap aulia

Sedangkan putri tidak bisa melawan karna dia takut

"Selama ini gue emang nggak suka sama kalian apa lagi sama ni anak" menunjuk putri
Sedangkan putri hanya menunduk kebawah.

"Gue denger pawang dia udah ngundurin diri yaaa makanya kalau jadi kembaran jangan munafik. Lihat sekarang gue bisa bebas membuly lo tanpa ada gangguan."ucap wenni menarik rambut putri

Putri berusaha melepas tarikan rambunya dengan cara menampar weni tetapi weni malah menampar balik putri hingga sudut bibir  putri terluka

"Makanya jadi orang jangan melawan"ucap weni mau nampar putri balik.

Tetapi saat weni akan menampar putri langsung ditahan oleh rara.

"Sudah puas membully dia"tanya rara.

Yaaa rara lah yang menahan tangan weni, karna rara tidak tega melihat kembaranya disakiti,dia mengesampingkan egonya untuk menolong kemabaranya.

"Rara kenapa lo bela dia, harusnya lo sadar, lo udah dikucilkan dari keluarga lo sendiri seharusnya lo dukung gue membulli adik lo"ucap wenni

Rara yang geram dengan wenni

Plak

"Lo ingat walaupun gue dikucilkan walaupun gue diusir sekalian, tetap dia itu kembaran gue, gue berdua dengan dia semenjak masih didalam perut ibunya ingat itu" ucap rara membela putri, putri yang mendengar kata kata rara terharu,ada rasa menyesal atas apa yang diperbuat nya ke rara.

Plak

"Itu untuk lo yang udah menarik rambutnya"

Plak

"Ini untuk lo yang udah nempar dia sampar bibirnya berdarah

Bugh

"Dan itu bonus dari gue"ucap rara meninju wenni

Kini weni sudah terduduk lemah dilantai dengan banyak luka disekitar wajahnya.

"Ingat kalau lo berani lagi membully dia habis lo ditangan gue"ancam rara

Setelah iti rara langsung keluar dari kantin diikuti oleh nia dari belakang.

Putri yang melihat rara pergi langsung mengejar rara diikuti oleh aulia dan meli.

"Rara tunggu"setelah putri berhasil mencekal tangan rara.

"Apa" ucap rara dengan nada dingin dan cuek

"Makasih udah nolongin aku"ucap putri

"Lo jangan kegeeran gue nolong lo bukan karna gue berharap dekat dengan lo lagi tapi karna kalau lo terluka bisa bisa gue yang dituduh sama orang tua lo"ucap rara

"Tapi kenapa lo bilang sama weni kalau lo kembaran gue dan lo ngancam weni juga"ucap putri lagi

"Karna gue bukan lo, yang rela ngejauhin saudaranya demi mendapat kasih sayang"ucap rara dingin

Putri yang langsung kenak dihatinya tidak bisa berkata apa apa lagi

"Sekarang gue akan turutin kemauan lo sesuai perintah bunda lo yaitu jangan lagi manja sama lo, kalau bisa kita berjauhan, itu kan kata bunda lo"ucap rara

"Kenapa lo tau"ucap putri

"Bunda emang pernah bilang kalau gue anak bodoh emang benar gue emang bodoh yang selalu melihat keharmonisan keluarga hakim dari kejauhan padahal gue nggak dianggap sama sekali, disitu gue mendengar apa perintah dari bunda lo"ucap rara dingin.

Setelah menjelaskan itu rara belalu pergi sambil menarik tangan nia untuk ikut dengan nya.


Percepat

Jam pulang.

Kini rara dan nia berada ditoko buku karna nia mintak diantar untuk beli novel.

Saat sampai dirumah dia melihat tatapan tajam dari orang tuanya.

Tak lama setelah itu shoimah berjalan kearah rara

Plak
















Next






Maaf masih banyak typo








Vote gaes

Indahnya PersaudaraanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang