Sudah satu minggu rara nginap dirumah nia kini rara dan nia berada dimeja makan untuk sarapan bersama mama dan papa nia
"Rara kamu nggak mau coba untuk keluar rumah mengirup udara segar atau jalan jalan gitu"tanya mama nia yang bernama dewi
"Nggak usah lah maaa aku mau dirumah aja nantik keluarga rara malah melihat rara walaupun dia tidak akan mengenal rara karna rara sudah berubah tapi rara nggak mau sampai ketemu sama mereka atau temah teman rara"ucap rara
"Emang kamh nggak bosa dirumah terus"tanya nasar suami dari dewi ayah nia
"Bosan sih paa tapi mau gimana lagi"ucap rara
"Emang kamu nggak ada niat untuk menemui keluarga kamu"tanya nasar lagi
"Nggak paa aku cuma mau keluarga hakim bahagia tanpa ada beban yang merek punya mungkin mereka bahagia selama aku nggak ada buktinya mereka tidak pernah beniat cari aku"ucap rara yang sudah menangis
"Udah lah pa ma jangan bahas keluarga itu lagi kasian rara nantik sedih"ucap nia
Mereka pun diam dan melanjutkan makannya
"Nia udah siap nia pergi sekolah dulu ya ma pa ucap nia mencium tangan orang tuanya
"Raaa gue pergi dulu yaaa lo baik baik dirumah nantik kalau lo butuh apa apa panggil bibik aja yaa"ucap nia, rara menganggukkan kepalanya
Tak lama setelah itu mama dan papa nia juga pamit ke kantor
"Raa papa sama mama berangkat dulu yaaa nannyik kalau ada apa apa panggil aja bibik"ucap dewi
Merekapun berangkat dan tinggal lah rara dirumah bersama pembantu
Skip disekolah
"Eeeeh ada yang sendirian aja niii mana sahabatnya yang jalang itu ups"ucap meli menyindir nia
Tapi nia berusaha untuk tenang.
"Yaaa lagi ngejalang laaaah soalnya dia kan udah nggak tinggal dikeluarga hakim lagi jadi nggak ada uang untuk memenuhi kebutuhan hidup"ucap aulia sedangkan putri hanya diam sambil tetawa
Nia yang sudah geram menampar sahabat sahabat nya itu.
PLAK
PLAK
"Gue diam bukan berarti gue takut sama kalian tapi gue udah janji sama rara untuk tidak melawan kalian tapi setelah kalian menghina sahabat gue gue nggak terima."ucap nia emosi
"Sekarang kalian menghina dia tapi suatu saat kalian akan menyesal dengan apa yang kalian perbuat kedia dan jika kalian mintak maaf ke rara sampai mencium kaki rara sekalian pun gue nggak akan sudi memaafkan kalian ingat itu"ucap nia lalu pergi keluar kelas
"Dan lo juga ingat gue nggak akan sudi mintak maaf sama kalian"teriak meli
Skip pulang sekolah
"Assalamualaikum"ucap nia lesu
"Waalaikumsalam"ucap rara yang berada diruang tamu
"Raaa kok lo disini kenapa nggak d kamar aja"ucap nia
"Bosen gue dikamar terus gue mau tungguin lo pulang aja"ucap rara
Nia yang hanya diam membuat rara bingung
"Ada masalah apa lo disekolah sampai sampai tiba dirumah diam aja"ucap rara
"Nggak papa kok nggak ada masalah"ucap nia menutupi
"Gue tau lo niaa gue kenal lo bukan sehari dua hari tapi sudah bertahun tahun"ucap rara
"Okeee gue ngomong, gue tadi sekolah marah sama mantan sahabat kita bahkan gue menampar meli dan aulia"ucap nia
"Kenapa lo nampar mereka"tanya rara
"Mereka udah menghina sahabat gue raaa gue nggak terima kalau gue bisa udah gue bilang kalau lo yang donor darah beserta mata buat putri tapi gue nggak bisa gue udah janji sama lo"ucap nia yang sudah menangis
Rara yang mengertipun memeluk nia yang berada disamping
"Gue nggak bisa terima kalau mereka menghina lo, lo itu seperuh nyawa gue"ucap nia dipelukan rara sambil nangis
Rara yang tidak bisa apa apa hanya memeluk nia dengan erat
"Jangan nangis lagi yaaaa "ucap rara
Saat mereka berpelukan tiba tiba rara mimisan nia yang melihat itu langsung melepaskan pelukannya dan mengambil tisu dan menghapus darah yang ada dihidungnya.
"Biar gue sendiri aja yang menghapus darahnya"ucap rara
"Nggak usah biar gue ajaa"
Rara yang tau sifat nia pun nurut aja.
Setelah selesai mengahapus darah dihidung rara nia mengambil obat yang berada di kamar rara
"Kenapa belum minum obatnya"ucap nia dingin
"Tadi gue mau minum obat tapi lupa pas lo datang tadi"ucap rara
"Jangan banyak alasan kalau udah waktunya minum obat yaa langsung minum jangan menunda nundanya"ucap nia dingin
"Iyaaa aku mintak maaf"ucap rara menundukkan kepalanya
Nia yang tidak tega langsung memeluk rara
"Gue tau lo capek kan terus minum obat tapi mau gimana lagi lo harus minum obat gue nggak mau penyakit lo kambuh karna nggak minum obai"ucap nia kembali nangis
"Gue tau raaa hidup lo hanya tergantung obat tapi gue mohon sama loo jangan nyerah lo terus minum obat itu agar lo nggak kambuh lagi raaa"ucap nia nangis dipelukan rara
"Gue mintak maaf niaaa gue nggak akan nyerah untuk lo demi sahabat saudara gue ini"ucap rara dipelukan nia
"Gue mintak maaf udah marahin lo"ucap nia
"Justru gue terima kasih karna udah ingetin guee"ucap rara mereka pun berpelukan kembali
Next
Maaf masih banyak typo
Vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Indahnya Persaudaraan
Teen Fictionmenceritakan kisah persahabatan, keluarga, persaudaraan. penasaran?baca aja