27. Cerita Masa lalu

333 20 31
                                    

Maaf banget nih baru update😭

Tugasku banyak banget🙂

Ada yang kangen sama Keano? Resta? Author?

Ga ada yang kangen author? Parah banget haha:/

Happy Reading!❤

Setelah keluar dari kamar mandi, ia mendapati sosok cowok berdiri di depan pintu. Nafla kaget dengan hadirnya cowok itu di kamar mandi cewek, ia takut jika ada yang melihat mereka dan menuduh dengan hal yang tidak tidak.

"Lo ngapain disini?" tanya Nafla agak gugup. "Kalau ada yang mau di bicarain lebih baik jangan disini, nanti ada yang liat kita malah kacau."

"Yaudah, ayo keluar!" Cowok itu pun menggandeng tangan Nafla secara paksa.

Sampai diluar tiba-tiba Nafla memeluknya. Sekarang apa yang harus ia buat? Membalas pelukannya atau membiarkan saja?

Buset nih cewek, gue harus apa dong?

Karena ia tau jika Nafla tengah bersedih, akhirnya pelukan Nafla pun dibalas. Belum sempat membalas, Nafla sadar lalu melepas pelukannya.

"Sorry gue kebawa suasana," ucap Nafla sambil terkekeh.

"Gapapa, lo kenapa tadi nangis?"

Perlu kalian ketahui, cowok yang menemui Nafla tadi adalah Bara. Sebelumnya ia tidak pernah peduli dengan seorang cewek. Kapan lagi Bara bersikap seperti itu apalagi dengan Nafla, jelas-jelas Bara seperti memendam perasaan padanya. Atau mungkin mereka sama-sama suka?

"Gue nggak bisa ce—"

Bara dengan cepat memotong ucapan Nafla, "Karena Bisma?" Pertanyaan Bara benar adanya.

Nafla mengangguk pelan, ia tidak bisa mengelak sebab Bara tau akan hubungannya dengan Bisma selama ini.

"Bisma ninggalin lo?" tanya Bara, dan sekali lagi itu benar sesuai faktanya.

Lagi-lagi Nafla hanya bisa mengangguk. Ia tidak mampu menjawab pertanyaan Bara.

"Nggak usah dijawab kalau itu bikin lo sedih, sekarang mending ke kelas, gue anterin."

Nafla diam tak menjawab, "Lo jangan diem dong, Na. Jadi mau atau nggak?"

"Mau,"

"Yaudah ayo!"

***

Anak-anak Raider sedang berkumpul di kantin saat ini. Begitupun Keano selaku ketua Raider, tentu saja ia ikut. Dengan tampilan layaknya seorang berandalan. Baju yang sengaja dikeluarkan, dasi yang terikat dengan tidak benar atau kadang diikatkan dikepalanya, sudah menjadi ciri khas dari seorang Keano Arga.

Kebanyakan dari mereka mempunyai selera humor yang receh, seperti Jordi, Gibran, Deo, Sanu dan yang lainnya. Berbeda dengan Geri dan Bara yang memang mempunyai kepribadian agak cuek dan tidak peduli.

"Woy!" teriak Jordi.

"Paansi lo anying? Ngagetin kek bledek," jawab Sanu.

"Gue tau kalau kagetan itu artinya apa,"

Sanu memasang muka penasaran ke arah Jordi, "Apa?"

"Berarti lo hidup, San."

"Sialan!"

"Diem ngapa anjir! Lo nggak tau aja kaki gue lagi kesemutan," kesal Deo saat keduanya tengah beradu bacot.

"Ya itu tandanya roh-roh semut yang pernah lo injek sampai mati lagi dendam sama lo,"

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang