11. Mulai Sadar (1)

1.2K 129 121
                                    

"Ken, lo udah ngerjain tugasnya Pak Arul?" tanya Jordi.

"Belum, entar deh lagi males gue," jawab Keano lesu.

"Eh Ken lo tau nggak?" tiba-tiba saja Deo duduk di antara Jordi dan Keano.

"Kan lo nggak bilang goblok!" Jordi benar-benar tidak mengerti lagi dengan Deo.

"Jadi gini...." Deo tak kunjung melanjutkan omongannya. Membuat Jordi geram sendiri melihatnya.

"Jadi gini? Iya gini apa? Lo tuh De suka nggak jelas." Jordi kesal, padahal yang diajak bicara sebenarnya bukan dirinya tapi Keano. "Untung Karin sabar punya pacar kayak lo. Kalau gue jadi Karin udah gue gampar muka lo." lanjut Jordi.

"Yee si Karin mah sayang sama gue," kata Deo dengan bangganya.

"Sombong amat!"

"Ricuh mulu lo berdua, lo nggak kasian sama gue?" Sanu mendekati tempat duduk mereka bertiga, lalu ikut bergabung disana.

"Gue harus kasian apa sama lo, San?" Keano menaikan sebelah alisnya. Menatap heran pada Sanu yang terlihat murung.

"Kan gue jomblo, Keno." Sanu menghela nafasnya kasar.

Keano menepuk-nepuk bahu cowok itu, "Gue juga jomblo, Bara juga, Geri juga tuh. Kan ada temennya."

"Bara sama Geri ganteng banyak yang suka apalagi lo Ken..Idola banget. Lah gue? Cakep enggak, kere pula." keluh Sanu membuat Jordi menahan tawanya.

Sekarang tawanya tak mampu ditahan, Jordi ngakak mendengar penuturan Sanu. Selain tertawa Jordi juga memukuli Deo sebagai tempat pelampiasannya.

"Lo kalo mukul orang kira-kira dong, bangsat!" kesal Deo pada Jordi yang masih memukuli punggungnya. Bukannya dihentikan justru semakin keras pukulannya. "Sakit asu, ngotak dong Supri!"

"Eh San, banyak njir yang mau sama lo. Lo nya aja yang nggak pernah bersyukur." Jordi masih tertawa.

"Siapa yang mau sama gue?" Sanu mengernyitkan keningnya.

"Nafla sama Manda juga mau kok." ujar Jordi dengan melirik Bara. Bara pun langsung menoleh ketika nama Nafla disebut.

"Jangan Nafla woy! Lo mau di pasung sama Bara?" sahut Gibran tiba-tiba.

"Iya tuh San, kan Nafla udah ada pawangnya." sambung Deo, ikut ikutan membuat suasana semakin panas. Namun Bara biasa saja mendengar hal itu. Tidak merasa panas sama sekali. Usaha mereka gagal membuat Bara marah.

"Kalau Keyza juga boleh tuh, San. Habisnya Geri nggak peka peka sih," saran Jordi lagi sambil melirik Geri yang sedang duduk di sebelah Bara. Sedangkan Geri hanya menanggapi dengan lirikan sekilas.

Memang susah membuat kedua manusia kulkas itu menjadi marah. Oke, mereka kali ini menyerah tapi tidak dengan lain waktu.

Keano hanya diam ketika melihat teman temannya yang ribut sendiri lalu dia memutuskan keluar kelas. Alea mengikutinya dari belakang bersama Salma dan Mitha.

"Ken, kok lo sendiri aja? Gue temenin mau, ya?" suara Alea membuat Keano enggan menoleh, meski sedikit tidak akan pernah dilakukannya.

"GUE NGGAK BUTUH!" jawab Keano kasar.

Cewek ini tak mengerti jika Keano risih jika diganggu olehnya.

"Tapi akan tetap disini, ayolah, lo mau kan?" ulang Alea tetap memaksa untuk duduk di sebelah Keano.

"LO DUDUK AJA SENDIRI!" balas Keano meninggikan nada bicaranya.

Alea pun langsung duduk disebelah Keano tanpa menunggu persetujuan darinya. Merasa ada yang mendekatinya, ia pun langsung menjauh dari tempat itu.

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang