29. Teror (1)

321 18 23
                                    

Happy Reading!💙

Empat jam pelajaran telah selesai. Bel istirahat pun telah berbunyi. Para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas dan menuju ke tempat yang dinantikan sejak awal pelajaran tadi pagi. Kantin, objek pertama yang akan mereka kunjungi. Meski mereka datang awal pun, mereka harus tetap mengantri membeli makanan. Hal paling menyebalkan yang harus mereka hadapi setiap harinya.

Resta dan teman-temannya kini telah mendapatkan tempat duduk. Mereka tengah menunggu Yola dan Keyza yang tengah mengantri membeli makanan. Tak lama keduanya datang membawa nampan berisi makanan serta minuman yang dipesan oleh teman-temannya tadi.

Selesai menaruhnya makanan dan minuman itu, Yola mengembalikan nampan kepada Ibu kantin. Lalu duduk bergabung untuk makan bersama teman-temannya yang lain.

"Yola sama Keyza cocok banget jadi pelayan," ujar Karin terkekeh geli. Apa katanya? Yola cocok jadi pelayan? Yola menatap tajam ke cewek yang duduk di sampingnya. Sedangkan Keyza, cewek itu melanjutkan makannya sama seperti yang lain.

"Ngomong-ngomong kapan lo resmiin hubungan sama Geri, Key?" tanya Manda melirik Keyza yang duduk disebelah Nafla.

Uhuk uhuk

Keyza tersedak mendengar ucapan Manda. Cepat-cepat ia mencari gelas berisi jus miliknya yang dibeli tadi dan langsung meminumnya hingga setengah.

"Manda, lo buta? Nggak lihat gue lagi makan?" seru Keyza kesal.

"Mangkanya kalau makan ya makan aja gausah mikirin Geri, keselek kan lo." balas Manda tertawa. "Geri terlalu dingin baik lo yang sok polos," lanjutnya.

Maura sudah selesai dengan acara makannya, sementara Resta masih menyelesaikannya. Kemudian ketika Maura akan bersuara mengikuti arah pembicaraan teman-temannya ada kejadian yang membuat mereka disana kaget.

Seorang cewek tengah berjalan mendekat ke arah bangku mereka, dengan menyunggingkan senyuman miringnya tampak sudah seperti ada niat jahat yang terselubung dalam hatinya. Dan dibelakangnya diikuti cewek yang sudah seperti budaknya itu.

Begitu cewek itu sampai di bangku Resta dan teman-temannya, ia langsung menumpahkan kuah bakso yang masih panas kepada Resta yang jelas-jelas ia duduk paling pinggir. Dan cewek itu adalah Anya.

Resta menjerit, "Aws...Panas banget, sakit!" Ia mengibaskan bajunya yang terkena tumpahan kuah bakso itu. Begitu panas rasanya dikulit Resta, ia tak tahan ini sangat nyeri.

"Ups! Sorry, sengaja." ucap Anya tanpa dosa sambil menertawakan cewek yang mendesis kesakitan.

Brak!

Maura menggebrak meja di depannya. Terlihat wajahnya sangat marah dengan perlakuan Anya kepada sahabatnya itu. Ia bangkit dari duduknya, langsung menghampiri cewek itu dan mendorongnya hingga jatuh mengenai Mirda yang berada dibelakangnya. Mirda ikut jatuh, jus yang dibawanya tumpah mengenai rambut Anya.

"MAKSUD LO APA? LO NYARI GARA-GARA SAMA GUE?" teriak Maura menggemparkan seluruh kantin.

Anya, cewek itu meringis kesakitan akibat pantatnya yang membentur ubin kantin. "Nih cewek ternyata nggak bisa diremehin gitu aja," gumamnya menahan amarah.

Maura melangkah ke depan cewek itu, lalu ia berjongkok memandang tajam pada Anya. Keduanya sangat dekat dan apa yang Maura lakukan? Cewek itu menarik kerah baju Anya, hingga ia tercekik.

Seantero sekolah juga tahu bahwa Maura pemegang sabuk hitam karate putri di SMA Mentari. Sedangkan pemegang sabuk hitam putra adalah kekasihnya, Jordi. Keano? Cowok itu sudah memegang sabuk hitam sejak kelas 11, lebih dulu dari Jordi dan Maura.

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang