Happy Reading!❤
Malam semakin larut, angin dingin sedikit masuk melalui celah-celah gorden yang tertutup. Resta terus memandangi handphonenya. Biasanya sebelum tidur Keano selalu mengucapkan selamat malam melalui chat. Namun sekarang masanya berbeda, Resta tak lagi mendapatkan chat tersebut.
Suara ketukan pintu dari luar kamarnya tidak sama sekali ia pedulikan. Ia merebahkan tubuhnya dengan memeluk boneka pandai berukuran lumayan besar. Sesekali ia memandangi lagi ponselnya, dan hasilnya tetap nihil. Resta yakin sekali bahwa Keano selama ini hanya bermain-main dengan perasaannya. Sungguh sakit jika mengingat kembali ucapan Keano tadi siang, membuat air matanya menetes lagi.
"Resta," panggil Malvin ketika membuka pintu. "Belum tidur?"
"Nggak ngantuk!"
"Tidur Resta udah malam, kan besok kamu sekolah harus bangun pagi dong."
"Nggak ngantuk!" tegas Resta sekali lagi. "Kak Malvin sendiri kenapa nggak tidur?"
"Tadi udah mau tidur, terus disuruh Mama buat ngelihat kamu. Mama khawatir sama keadaan kamu," jelas Malvin. "Kamu beneran gapapa?"
"Gapapa,"
"Besok kakak anter ke sekolah ya?"
"Iya," Resta mengangguk sambil tersenyum singkat.
"Nah gitu dong senyum, udah kakak mau balik ke kamar. Kamu cepet tidur, jangan lupa do'a ya." kata Malvin dengan mengacak-acak rambutnya adeknya. Lalu pergi meninggalkan kamar Resta.
Berbeda dengan Keano, ia takut Resta berpikiran yang tidak tidak tentang keputusannya tadi siang. Keano merutuki kebodohannya sendiri, ia takut jika selesai drama ini Resta akan membencinya dan tidak mau lagi dengannya.
Cowok itu sebenarnya tidak tega melihat kekasihnya menangis. Keano bukan tipe cowok yang mudah berpindah hati. Karena bagi Keano, tidak ada orang yang bisa merubahnya selain Resta. Kehadiran Resta membawa perubahan banyak dihidupnya.
"Gimana kalau dia benci sama gue?" pikirnya. "Terus gue pacaran sama siapa coba?"
Keano terus memikirkan hal yang tidak pernah terlintas di pikiran Resta. Padahal Resta sendiri masih berharap agar ia dan Keano bisa bersama lagi, memperbaiki semuanya dari awal. Dan biarpun semua berbeda baginya tak mengapa.
***
Pagi menjelang, suara burung saling berkicauan. Sinar matahari yang hangat kembali hadir. Memang seperti pagi-pagi sebelumnya, tetap sama. Meskipun bagi Resta pagi ini terasa jauh lebih berbeda. Senyumannya yang setiap pagi terulas kini berubah menjadi tatapan yang sendu.
Ia ingin pergi lebih awal ke sekolah karena Resta tahu, Keano tidak akan mungkin menjemputnya."Katanya mau nganterin Resta?" tanyanya kepada Malvin yang duduk di sofa ruang tamu.
"Yaudah ayo, mau naik mobil apa motor?"
"Motor aja,"
"Tunggu bentar!"
"Ya,"
Ketika sampai di gerbang sekolah ia turun lalu berdiri agak lama, Resta menghela nafas panjang. Ia tidak siap jika nantinya bertemu Keano. Entah mengapa hatinya kembali sakit, saat kata-kata Keano terlintas lagi di memorinya.
"Kak Malvin pulang dulu ya?" pamit Malvin namun tidak ada respon. "Resta!" panggilnya agak lantang.
Resta langsung menoleh ke arah Malvin. "Kak Malvin mau pulang?"
"Iya ya ampun, di panggilin dari tadi juga."
"Hehe maaf kak," Resta cengengesan. "Yaudah aku masuk dulu kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
KEANO
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] PART LENGKAP DAN BELUM DIREVISI Selamat membaca kisah cinta Keano Arga Bramasta dan Faresta Clarissa Alberta❤ Keano Arga Bramasta dia adalah ketua Raider. Teman temannya memanggil dengan sebutan Keno. Orangnya keras seb...