32. Salah Paham

448 23 15
                                    

Vote + komen seikhlasnya yes

Happy Reading!❤

Hari ini Keano sudah bisa kembali masuk sekolah setelah tiga hari di skors oleh Pak Bambang. Masih pagi sekali ia sudah bersiap. Tiga hari lamanya ia tak bertemu Resta, rasanya sangat rindu.

Sebenarnya waktu Keano masih di skors ia ingin mengantarkan Resta ke sekolah, namun Resta selalu menolak dan selalu menyuruhnya untuk tetap dirumah. Mau tidak mau ia harus menurut.

Keano memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu bersama Dera. Tumben sekali, biasanya ia tidak pernah sarapan dan langsung pergi begitu saja.

"Pagi Dera, Bi Inah," sapa Keano tersenyum lebar menatap keduanya.

Dera serta Bi inah membalasnya dengan senyuman. Walau sedikit merasa aneh sikap kakaknya itu, Dera tetap bungkam. Tidak mau merusak mood lelaki itu. Lagipula jarang-jarang kan mereka sarapan pagi bersama?

"Bang Ken gapapa, kan?" tanya Dera.

Keano mengangguk antusias, "Gapapa kok, santai aja,"

"Den, tadi malem Tuan kesini," Mendengar ucapan wanita paruh baya itu, Keano langsung menghentikan acara sarapannya.

"Kenapa, Bi?"

"Kalau soal itu bibi kurang tau, den. Yang bibi tau Tuan cuma ingin bertemu aden," Keano mengangguk paham. Ia yakin jika Bramasta ingin menemuinya, pasti ini ada apa-apanya. Keano melanjutkan sarapannya karena hari masih begitu pagi.

Setelah selesai sarapan Keano bergegas menuju garasi untuk mengambil motor kesayangannya. Ia memakai helm fullface miliknya, lalu menyalakan mesin motor dan segera meninggalkan rumahnya.

Keano telah sampai di depan rumah besar dengan pagar hitam yang menjulang tinggi setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit. Ia memencet bel yang terletak di sebelah kiri pagar rumah itu. Lalu keluar seorang wanita berumur sekitar 40 tahunan lebih membukakan pagar itu.

"Assalamu'alaikum, tante." Keano menyalami Santi, Mama Resta dan Malvin.

Santi tersenyum menatap Keano. "Waalaikumsalam, eh ada calon mantu,"

"Tante bisa aja,"

"Ayo masuk dulu, Ken. Resta ada di dalam,"
Keano mengangguk lalu mengikuti langkah Santi menuju dalam rumahnya. Keano sering mengunjungi rumah Resta sejak awal mereka berpacaran. Tak heran jika Santi dan Akbar sangat akrab pada lelaki ini. Kedua orang tua Resta mendukung hubungan mereka, selagi itu berdampak positif.

Keano bersyukur bisa mengenal orang sebaik Santi dan Akbar. Dimata keduanya Keano itu sosok lelaki yang baik. Mereka tahu jika lelaki ini menjabat sebagai ketua geng motor. Namun hal ini sudah biasa bagi mereka, karena Malvin dulunya juga masuk dalam anggota geng motor tersebut bahkan ia menjadi wakil ketua.

"Siapa yang datang, Ma?" tanya Akbar.

"Keno, Pa,"

Melihat kedatangan Keano wajah Akbar langsung sumringah. Dan mengajaknya untuk bergabung di meja makan untuk sarapan bersama. "Sini Ken, sarapan bareng,"

"Maaf om tapi saya sudah sarapan tadi," jawab Keano jujur. Bukannya ia menolak, tapi memang benar ia sudah sarapan.

"Wih adek ipar," kata Malvin. Resta yang duduk disebelahnya langsung menyenggol lengan Malvin. "Kak Malvin apaan sih?"

"Oh sudah sarapan toh?"

"Hehe, sudah om."

"Manggilnya Papa aja jangan Om," Akbar tersenyum.

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang