42. Lulus (END)

1.1K 38 2
                                    

Happy Reading teman-teman!❤

Pengumuman kelulusan, siapapun pasti menunggu hari itu tiba. Rasa was-was dalam dada pasti ada. Banyak dari mereka yang hanya ingin lulus saja meskipun nilainya tak seberapa.

Seperti Keano dan teman-temannya yang beberapa malam ini menggelar sholat tahajjud bersama. Katanya sih mereka ingin nilainya bagus agar bisa membanggakan orang tua. Jangan salah meskipun nakal nakal begini juga rajin sholat.

Seluruh siswa-siswi kelas XII SMA MENTARI hari ini diwajibkan berkumpul di aula sekolah. Kepala sekolah yang akan mengumumkan tentang kelulusan mereka.

Mereka tidak memakai baju bebas melainkan seragam abu-abu putih. Mungkin hari ini adalah hari terakhir menggunakan seragam tersebut. Selain itu juga, mereka dapat mengenang semua kisah suka maupun duka saat bersekolah disini.

Keano dan teman-temannya duduk bersama siswa-siswi di kelasnya. Begitu pula dengan Resta dan teman-temannya.

Tampak kepala sekolah dan jajaran dewan guru memasuki aula. Acaranya tadi memang sudah dibuka oleh ketua osis yang baru. Jika sudah menyangkut sekolah maka osis juga ikut turun tangan.

Pak Hikmal naik ke atas panggung yang telah disiapkan bersama beberapa guru yang terpilih. Sedangkan guru yang lainnya berdiri dengan jajaran rapih di bawah.

"Ck, kalau gue nggak lulus gimana? Bisa-bisa gue dipulangin ke Jogja nih sama bokap nyokap." ujar Sanu menerawang.

Jordi berdecak. "Tenang aja udah! Kita semua pasti lulus kok, mungkin yang nggak lulus cuma Gibran."

"Asu lo!" sahut Gibran memukul kepala Jordi menggunakan gitar.

"Selamat pagi semua," sapa kepala sekolah SMA Mentari, pak Hikmal.

"PAGI, PAK."

"Bapak disini ingin mengucapkan salam perpisahan kepada kalian semua. Jangan ada yang sedih loh, setiap pertemuan pasti ada perpisahan, ya walaupun itu adalah masa terberat, kita harus ikhlas."

Hening menyelimuti ruangan. Mereka menutup mulut rapat-rapat. Tidak ada yang ingin bicara setelah mendengar ucapan pak Hikmal.

Masih tak percaya jika hari ini mereka harus melepas masa SMA nya dan berlanjut pada jenjang yang lebih tinggi lagi.

Tiga tahun bersekolah disini, mereka melewati masa-masa terindah, senang dan sedih bercampur satu di dalamnya. Mengenal arti persahabatan sesungguhnya juga kisah cinta yang teramat manis.

Kini hanya tinggal perpisahan di depan mata. Semua kenangan tidak akan mereka lupakan begitu saja. Siap tidak siap mereka semua harus menerima kenyataan ini.

Keano, cowok itu menatap kosong kedepan. Mengingat kenangannya bersama teman-temannya membuat dirinya berat meninggalkan mereka. Bersama mereka, Keano mengenal apa itu yang namanya sahabat sesungguhnya, mereka yang selalu ada ketika dirinya berada di titik terendah.

Pak Hikmal membuka map yang dibawanya. Pasti sebentar lagi pak Hikmal akan mengumumkan hasil ujian nasional kemarin.

"Baik, siswa-siswi yang saya cintai, langsung saja saya sampaikan bahwa kalian semua.."

Pak Hikmal menggantung ucapannya membuat para siswa-siswi penasaran. Ada sebagian yang mengucapkan doa terus menerus dalam hati supaya mereka lulus. Ada juga yang tetap santai di situasi seperti ini.

"Nungguin, ya?" ujar pak Hikmal tertawa.

Sanu berdiri dari kursinya. "PAK, KALAU MAU MAIN-MAIN JANGAN SEKARANG DEH! SAYA NIH KEPO BANGET LULUS APA ENGGAKNYA."

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang