10. Resta, Alasan Untuk Tersenyum

1.3K 145 124
                                    

"Bran, nyanyi gih biar enggak sepi," panggil Deo sembari menyerahkan gitar kepada Gibran.

"Yoi," jawab Gibran tanda setuju.

"Bentar woy! Gue masih mau makan," teriak Sanu dari dalam warung, lalu keluar membawa semangkuk mie ayam bersama Bara.

"Lo berdua. Tiap hari kalau nggak bakso ya mie ayam kalau nggak gitu ya mie instan." tegur Geri saat Sanu dan Bara datang. "Terus kalau gitu? Kapan kalian pinternya?" Geri mencoba menasehati keduanya.

Bara agak kesal dengan ucapan Geri. "Ya terus mau makan apa?"

"Lainnya kan bisa. Jangan itu itu aja, enggak baik buat kesehatan." lanjut Geri.

Geri memang seperti itu, irit bicara, kalau pun bicara seperlunya saja. Sekali bicara omongannya pedes, kasar tapi ada niat baiknya. Jadi teman temannya tidak pernah meresap kata katanya terlalu dalam.

"Woy! Jangan ribut dong. Lebih baik dengerin gue nyanyi," Gibran menggerakkan jemarinya mulai memetik fret gitar yang dia pegang.

Katakan saja

Jangan kau sembunyikan

Bila diriku

Tak lagi di hati

Kenanglah aku

Pernah singgah di hatimu

Meski sekedar mengukir hatimu

"Lo nyanyi kaya gitu? Yola lo taruh mana anjing! Gue aduin ke Yola tau rasa lo." Jordi menjahili Gibran.

"Apaan sih lo, Di? Orang gue nyanyi aja," balas Gibran sinis. "Jangan macem-macem lo, Di. Kalau Yola ngamuk bisa berabe urusannya." lanjut Gibran dengan raut lesu. Namun Jordi malah menertawakannya.

"Aelah kamprett lo, Di. Lo juga udah punya Maura masih aja godain adek kelas." Deo meledek Jordi.

"Sesama fakboy dilarang ricuh!" potong Sanu lalu duduk di tengah tengah Deo dan Gibran.

"Gue setia lah sama Karin," sahut Deo dengan merapikan rambutnya.

"Setia badak bercula lima? Terus kadang godain Mitha, Itu apa? Lo lagi nyuci baju?" Sanu tertawa dengan kencang.

Terlihat dari kejauhan cowok memakai jaket hitam di sebelah kirinya bertuliskan RAIDER. Menaiki motor KLX hitam dan mendekat ke arah Warung Bu Ani. Dia adalah Keano selaku ketua geng Raider. Lalu semua pasang mata menoleh ke arahnya. Ketika dia turun dari motor dan langsung disapa Jordi.

"Eh si bos. Udah beres bos?" sapa Jordi dengan bertanya.

"Udah," Keano duduk di sebelah Jordi.

"Yang habis kencan mah beda. Apalah daya gue yang jomblo," keluh Sanu yang bersandar di pohon besar dekat Warung Bu Ani.

"Mangkanya cari pacar, San." ejek Jordi kepada Sanu. "Kan banyak yang jomblo. Nih ya ada Nafla, Manda, Keyza dan satu lagi Resta." Jordi melirik Keano.

Yang di dapatkan Jordi tatapan tidak bersahabat dari Keano. Sengaja Jordi menyebut nama Resta pada kalimat terakhirnya agar Keano panas mendengarnya.

"Jangan Resta woy! Punya bos tuh. Lo mau San, di bantai sama Keno?" Gibran cengengesan memperingati Sanu.

"Mana ada gue suka Resta? Nggak berani gue bisa bisa pulang tinggal nama huhu!" Sanu bergaya layaknya orang menangis.

"Lebay lo, San." ujar Bara yang akan menghidupkan rokok elektrik nya. "Lo mau, De?" tawar Bara menyodorkan nya kepada Deo.

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang