20. Kita Putus?

701 44 6
                                    

Selamat membaca!❤

Malam ini Keano tidak bisa tidur. Semenjak tawaran Malvin tadi membuatnya kian pusing. Ia terus menerus menatap langit-langit kamarnya, entah apa yang ia cari. Ia dibuat bingung, disatu sisi ia tidak tega melihat Resta menangis dan disisi lainnya, ia sangat setuju dengan usulan Malvin tadi.

Keano mengacak-acak rambutnya frustasi. Hingga beberapa kali ia membuang nafas kasar sambil berfikir keras. Keano berkali-kali mencoba untuk memejamkan matanya, namun sangat sulit. Ia kembali melihat sekeliling kamarnya yang bernuansa hitam abu-abu dengan sedikit cahaya lampu yang redup.

Ia suka dengan corak seperti itu, sehingga membuat fikiran nya menjadi sedikit tenang.
Tapi Keano tidak menyerah begitu saja, ia terus berfikir meskipun sudah berulang kali gagal.
"Yaudah deh gue ngikut sarannya bang Malvin,"
Lepas itu ia memejamkan matanya dan pergi ke dunia mimpi.

***

Fisika. Enam huruf satu kata, membuat siapapun bergidik ngeri mendengar namanya. Salah satunya murid di kelas XII IPA 1. Pada jam pertama kali ini sedang berlangsung mata pelajaran Fisika.

Resta terus memperhatikan Bu Vena yang sedang menjelaskan salah satu rumus dalam materi itu. Sebenarnya Resta sendiri tidak begitu suka dengan pelajaran ini. Tapi mau tidak mau, ia harus mengikutinya.

Berbeda dengan Maura. Ia terus memutar bola matanya malas sambil memainkan penggaris yang dibawanya.

"Pusing banget gue. Huhhh kapan juga selesai," keluh Maura dengan suara lirih.

"Kenapa lo?" tanya Resta.

Maura berdecak. "Lo nggak lihat Res?"

"Lihat apa?"

"Ya lihat gue lah!"

"Ini kan gue lihat lo babe!"

"Oh iye iye, sorry kagak fokus gue."

"Katarak kok dipiara,"

"Matamu!"

Resta tertawa kecil melihat Maura yang semakin kesal karena ucapannya barusan.
Setelah panjang lebar Bu Vena menjelaskan. Kini waktunya seluruh murid di kelas XII - IPA 1 bertempur dengan soal-soal, menjawabnya dengan rumus yang telah diterangkan tadi.

Memang seakan membuat isi kepala menjadi pecah. Namun jika di dasari dengan suatu niat, tentunya akan bisa menjawab.

Apalagi cewek seperti Maura. Teman Resta satu ini memang Ratu pemalas. Dari ke-enam temannya, yang paling mageran ya cuma si Maura. Apa-apa harus terima beres.

"Res, gue nyontek punya lo ya?! Please!"

"Nggak ish!" tolak Resta. Bukan karena ia pelit, tapi ingin mengajarkan Maura untuk mandiri. "Kali ini lo harus ngerjain sendiri!"

Maura terus memohon. "Ayolah Res, lo udah baik cantik lagi."

"Nggak usah ngerayu! Basi tau nggak?!"

Maura terkekeh. "Kebanyakan digombalin Keno lo?"

"Sok tau lo."

***

Di sisi lain. Di kelas yang berbeda, yaitu kelas XII IPS 5. Keano beserta ke-enam sahabatnya sedang menjalani hukuman. Sebenarnya tidak semua terlibat. Hanya saja Pak Amin menganggap semuanya bersalah.

Jordi dan Gibran masih saja tertawa geli, namun mereka masih sedikit menahannya agar tidak kelepasan.

Jordi terus membungkam mulutnya. Sejujurnya ia tidak kuat untuk menahan tawa. Demi apapun Jordi tidak bisa melakukannya. Dan seperti orang yang tidak tau malu, padahal saat ini ia sedang berdiri bersama keenam temannya di depan kelas.

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang