22. Dihukum Bareng

647 35 15
                                    

Happy Reading!💙

Sejak tadi malam senyuman Resta terus mengembang. Kini tidak terlihat lagi kesedihan di wajahnya. Pagi ini Resta sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia menggendong tas berwarna silver miliknya, lalu berpamitan kepada kedua orang tuannya dan tak lupa dengan Malvin juga.

"Resta berangkat dulu," pamit Resta sambil menyalimi Papa dan Mamanya.

"Emang Keno udah kesini?"

"Bentar lagi juga datang kok Ma,"

"Cie cie yang udah baikan sama pacar." ejek Malvin.

Resta menatap Malvin dengan sinis. "Hm,"

"Masih marah Res?"

"Nggak!"

"Belajar yang bener! Jangan pacaran terus,"

"Ya!" ketus Resta.

Ia langsung pergi kedepan untuk menunggu Keano menjemputnya. Baru saja Resta akan mengambil ponsel di sakunya, suara deruman motor berhenti tepat di depannya.

"Pagi sayang," sapa Keano.

"Pagi juga," balas Resta dengan tersenyum. "Langsung berangkat aja yuk! Nanti keburu siang,"

"Yaudah naik! Pegangan jangan lupa!"

"Iya,"

"Udah?"

"Udah kok."

"Turun!" Keano menahan tawanya.

Bugh!

Resta memukul bahu Keano dengan keras, hingga membuatnya memekik kesakitan.

"Aduh aduh!" protes Keano. "Ampun sayang ampun! Nggak lagi deh pokoknya."

"Terusin aja gapapa!"

"Oh boleh? Yaudah nggak usah berangkat sekalian,"

Resta membuang mukanya. Tidak memperdulikan lagi candaan Keano yang membuat kesal.

"Mau sekolah atau mulung?" tanya Resta.

Bukannya membujuk Resta, ia malah tertawa. "Mulung aja asal sama kamu, yahaha hayuk."

"Gausah bulshit ih!" gerutunya. "Cepet berangkat Ken! Udah siang nih."

"Iya iya jangan marah marah dong!"

"Bodoamat,"

Ditengah perjalanan menuju sekolah. Tiba-tiba saja motor itu mogok, entah dari kapan. Keano sangat panik. Pasalnya jarak ke sekolah masih jauh.

"Kenapa?"

"Mogok,"

"Kok bisa?"

"Bentar,"

"Udah belum? Jadi mogok?"

"Tuh kan beneran mogok. Terus gimana? Nggak ada bengkel lagi."

Keano bingung dengan keadaan seperti ini. Bisa-bisa sampai di sekolah mereka telat. Bagi Keano dihukum itu tidak masalah karena hukuman adalah makanan sehari-harinya. Tapi saat ini berbeda, ia bersama Resta. Keano tidak mau Resta dihukum.

"Kalau nggak salah di depan ada bengkel tuh," ujar Resta.

"Dimana?"

"Udah jalan aja dulu," kata Resta. "Aku bantuin boleh ya?" lanjutnya.

Keano langsung melarang Resta. "Nggak! Biar aku aja."

"Hmm, yaudah deh." Resta mendengus kesal.

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang