Extra Part 2

1.1K 37 2
                                    

Happy Reading!❤

Vote + komen + share yes🤗

Kalau ada typo tandain ya

***

Waktu terus berjalan, hingga tak terasa sudah tiga bulan lamanya mereka terikat dalam pernikahan. Keano dan Resta memilih untuk tinggal di rumah mereka sendiri setelah menikah.

Tentunya sudah dari jauh-jauh hari sebelum pernikahan Keano sudah mempersiapkan semuanya. Yakni rumah untuk mereka tinggali.

Hari ini hari minggu, Keano memilih untuk di rumah saja menemani Resta. Sebenarnya Keano masih ada kerjaan di kantor, namun karena rasa malasnya lebih besar ketimbang semangatnya, jadi Keano menyerahkan semua tugasnya pada sekertaris nya.

Lelaki itu duduk di teras rumah seraya menikmati kopi buatan istrinya, Resta. Menatap lurus kedepan sembari membayangkan sesuatu yang seharusnya ada disini menemani dirinya dan juga Resta. Sungguh hal itu sangat membuatnya sedih.

Dulu ketika Keano masih Smp, Feni—mamanya selalu membayangkan jika putranya itu menikah suatu hari nanti. Dan saat ini pun keinginan mamanya untuk mempunyai menantu sudah terwujud. Andaikan Feni masih ada disini bersama dirinya dan Dera. Pasti hidup mereka jauh lebih bahagia.

"Ken, kamu dewasanya masih lama, ya? Aduh Mama tuh pengen cepat-cepat punya menantu,"

"Keno juga baru mau masuk SMA. Sabar dulu deh, Ma. Nanti Keno cari pacar yang bukan hanya sekedar cantik,"

"Lama, Ken. Setelah SMA kamu juga harus kuliah di luar negeri seperti permintaan Papa kamu, terus kamu ninggalin Mama dong?"

"Mau sejauh apapun aku pergi, Mama adalah rumah Keno untuk pulang. Mama dan Dera adalah hal yang sangat penting dalam hidup aku. Keno sayang banget sama Mama."

Lantas Feni tersenyum kepada putranya itu. "Mama juga sayang banget sama kamu, sama Dera. Kamu harus jadi cowok yang tangguh, Ken. Kamu harus kuat menghadapi kerasnya hidup. Ingat pesan Mama, kamu nggak boleh berantem sama teman kamu hanya karena rebutan cewek. Dan ingat baik-baik, jangan pernah kamu sakitin cewek."

"Ma, jangan pernah tinggalin Keno sama Dera, ya? Mama kan udah sembuh, jadi Mama nggak akan sakit lagi. Mama selalu ada buat kita kan?"

Feni menghela nafasnya. Menatap Keano dan Dera secara bergantian. Ia sangat ingin melihat kedua anaknya sampai sukses nanti, namun jika takdir berkata lain, dirinya bisa apa?

"Keno, putranya Mama. Nak, kamu janji ya sama Mama? Kamu harus menjadi sosok laki-laki yang kuat. Biar kamu bisa jagain Dera sama Papa, kalau suatu hari nanti Mama pergi ninggalin kalian."

Mata Keano berkaca-kaca mendengar ucapan Feni. Tak biasanya Mamanya itu seperti ini. Sebenarnya ada apa?

"Ma, jangan bilang gitu. Mama udah sembuh. Jangan mikirin Papa yang sama sekali nggak peduli dengan kita."

Dan semua kata-kata yang diucapkan Feni di hari itu sangat membekas di hati Keano. Feni memang telah sembuh dari sakitnya. Namun siapa sangka hari itu adalah hari terakhirnya melihat Keano dan Dera.

Esoknya Keano benar-benar terpukul bukan main. Ia sangat marah pada dirinya sendiri karena tidak becus menjaga Feni. Hari itu perasaannya sangat hancur kala mengetahui wanita yang melahirkan dirinya harus pergi untuk selamanya. Begitupun dengan Dera yang usianya terbilang masih kecil untuk menerima kenyataan pahit ini.

Seminggu setelah kepergian Feni, Keano menjadi pendiam. Di sekolah barunya Keano memilih menyendiri dan sama sekali tak ingin mencari teman. Masih tak percaya jika Mamanya kini telah tiada. Meninggalkan beribu kenangan yang akan selalu Keano simpan dalam memorinya.

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang