4. Tawuran

1.4K 198 155
                                    

Suara motor KLX berhenti di depan rumah Resta. Malvin kakaknya Resta dengan segera membuka pagar rumah mereka. Resta turun dan memandang Malvin dengan wajah yang sulit di artikan, marah? Mungkin saja. Malvin tersenyum kepada Keano lalu Malvin mengucapkan terimakasih dan segeralah Keano pamit.

"Dek, maaf ya tadi kakak nggak jadi jemput kamu, kakak ada kelas tambahan baru aja pulang." jelas Malvin kepada Resta.

"Iya." jawab Resta cuek tanpa melihat wajah Malvin.

"Ya jadi ngambek ceritanya? Tadi cowok siapa tu pacar kamu ya?" tanya Malvin terkekeh menggoda Resta.

"Bukan siapa siapa kak cuma temen,"

"Ih cuek amat sih, maafin kakak ya kamu di telpon nggak aktif gitu." Malvin masih memohon.

"Masa bodo." itulah yang Malvin dapatkan ketika Resta benar-benar marah kepadanya.

***

Keano membuka pintu rumahnya dan Dera adik satu satunya Keano menunggu di ruang tamu. Kadang Keano merasa rapuh ketika melihat Dera menangis jika teringat mama mereka yang sudah pergi 3 tahun yang lalu.

"Bang Ken." panggil Dera.

"Kenapa?" tanya Keano.

"Dari mana?" Dera sedikit berdecak.

"Enggak dari mana mana."

"Udah makan bang?"

"Belum habis ini," jawab Keano.

Dera memang tidak satu sekolah dengan Keano karena beralasan bahwa dulu nilainya kurang untuk masuk di SMA Mentari dan dia mencoba daftar di SMA Angkasa, alhasil Dera diterima. Padahal Keano sebenarnya tidak setuju jika Dera sekolah disana karena itu sangat membahayakan dia.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Keano pada Dera.

"Gitu gitu aja." jawabnya lesu.

"Gitu gimana? Kamu nggak digangguin kan sama Aldo?" Keano khawatir Aldo berbuat macam-macam dengan Dera.

"Nggak kok,"

***

"Woi bos!" Sanu memukul meja Keano dengan keras Keano pun terkejut. Ia mendengus kesal ketika Sanu duduk di depannya.

"Apa apaan sih lo?" jawab Keano memandang sinis kearah Sanu.

"Ngelamun mulu mikirin si Resta?" pertanyaan macam apa itu? Keano mendaratkan satu jitakan di kepala Sanu. Jordi yang melihat Sanu meringis kesakitan bukannya dikasihani malah di tertawakan.

"Mampus lo emang enak pagi-pagi udah ngelawak." Jordi tertawa geli.

"Buset, enak kepala lo, sakit bambang!" Sanu mengumpat ketika Jordi menertawakannya.

"Pulang sekolah kita langsung ke lapangan belakang SMA Angkasa, nggak usah ke warung Bu Ani nanti kalau udah selesai baru kita kesana." perintah Keano yang tidak bisa digugat lagi.

"Gue nggak habis pikir sama Arlega, udah tahu juga sering kalah masih aja nantangin kita." Geri menanggapi apa yang diutarakan Keano barusan.

"Kita ikuti aja permainan mereka, gue nggak takut gue sendiri juga bisa." Keano menjawab dengan enteng.

"Bukan lo sendiri tapi kita semua, Kita ini Raider." ujar Jordi kepada Keano.

***

"Res lo diem aja dari tadi, lo nggak papa?" tanya Maura.

Resta tetap diam dia masih memikirkan tentang kemarin bagaimana mungkin Keano bersikap seperti itu padanya.

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang