14. Keano Cemburu

1.3K 113 29
                                    

"Gue merasa gagal jadi cowok ketika gue udah bikin cewek gue nangis dan itu semua karena gue."

~Keano Arga Bramasta~

"Ma, Pa, Kak Malvin. Resta berangkat dulu ya!" pamit Resta yang sudah sangat siap berangkat ke sekolah. "Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam." jawab Ketiganya.

"Berangkat sama siapa? Keno ya?" goda Malvin dengan terkekeh.

"Kalau udah tau ngapain nanya?" balas Resta kesal karena selalu saja menggodanya.

"Yang sopan dikit napa! Ini Abang kamu loh." Malvin tertawa.

"Ihh punya kakak tapi otaknya cuma setengah!" Resta membalas Malvin.

"Malvin. Udah gausah gangguin Resta!" sela Mama.

"Tuh dengerin Mama!"

Resta tersenyum dengan penuh kemenangan, lalu beranjak keluar dan menemui Keano yang sudah menunggunya.

"Udah lama Ken? Maaf ya gue kelamaan habisnya kak Malvin ngajak ribut." terang Resta.

"Nggak lama sih. Kalau buat lo seribu tahun juga akan gue tunggu, Ahay!" jawab Keano cengegesan.

"Bener bener ni cowok. Demen banget bikin gue emosi!" batin Resta menggerutu.

"Gila lo ya? Woy sadar masih pagi!" seru Resta dengan memukul lengan kiri Keano.

Bugh!

"Aduhh! Sakit Res. Lo tuh kebiasaan ya mukul mukul! Lama lama gue cium tau rasa lo." ucap Keano dengan unsur sedikit mengancam.

"Idih najis!"

"Udah ayo naik! Keburu siang."

***

Sesampainya di depan gerbang SMA Mentari, Resta turun lalu berjalan di samping Keano. Lalu ia sedikit melirik Keano dari arah berdirinya saat ini, tiba-tiba saja senyuman Resta terulas di bibirnya. Bagi Resta, Keano adalah satu-satunya cowok yang berhasil memenangkan hatinya.

Keano sendiripun, lebih sering bahagia sejak adanya Resta di hidupnya. Kadang-kadang ia tidak mengerti mengapa rasanya begitu dalam kepada Resta, ia juga merasakan takut kehilangan sosok seperti Resta. Bagi Keano, Resta adalah separuh dari jiwanya. Datangnya Resta membawa satu sisi baik, Keano jarang bolos seperti hari hari biasanya.

Meskipun kadang tanpa sepengetahuan Resta, Keano bolos lagi bersama teman temannya. Resta tidak pernah marah ataupun kecewa terhadapnya. Walaupun terkadang mereka sering bertengkar tanpa alasan yang jelas.

Setelah Keano memarkirkan motornya, ia menyamakan langkah Resta dan mulai berjalan dengan menggandeng tangan Resta. Hingga saat mereka melewati koridor sekolah menjadi bahan omongan dari siswa-siswi yang duduk duduk dan berkeliaran di sekitar sana.

"Apaan sih lo gandeng gandeng gue?!" decak Resta yang berusaha melepaskan genggaman Keano.

Keano tidak peduli dengan ucapan Resta. Mendadak saja Keano aneh tersenyum tanpa sebab.

"Ihhh Keno lepasin nggak!" panggil Resta, kegiatannya masih sama. Berusaha melepaskan genggaman itu.

"Lo diem nggak bisa apa?" balas Keano santai.

"Gue nggak akan diem!" tutur Resta penuh kekesalan. "Sebelum lo ngelepasin tangan gue!"

"Ehh, lagian tangan lo juga nggak gue apa apain!" sahut Keano tidak mau kalah.

KEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang