10

738 94 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









🍉🍉🍉







Sebelum masuk kedalam kelas Yeri merapikan rambutnya. Menutupi pipi kanannya yang merah dengan rambut. Karena kalau tidak, Mark akan melemparkan beberapa pertanyaan padanya.

Ia masuk dengan langkah gontay, dan langsung duduk di bangkunya. Tak lama Mark datang dengan membawa satu kaleng olatte peach. Dan memberikannya pada Yeri.

"Yer? Lo kenapa?" Mark menyadari ada yang janggal dengan Yeri.

"Gapapa,"

"Nggak! Pasti terjadi sesuatu. Siapa yang berani lakuin ini ke lo?"

"Gaada Mark," Ucap Yeri yang berusaha baik-baik saja.

"Yeri liat gue! Siapa?" Mark memegang bahu Yeri dan menghadapkannya pada dirinya.

"Bukan siapa siapa, gue gak kenapa-kenapa. Tadi kan kepanasan, pipi gue jadi merah"

"Bohong! Masa merah sebelah doang"

Tak ada jawaban dari Yeri. Malah dia memalingkan wajahnya.

"Kim Yerim!"

"Mark Lee udah cukup, ini berlebihan. Gue gak papa, diem gue ngantuk mau tidur. Bangunin kalo ada guru!!!" Tegas Yeri.


















🍉🍉🍉








"Ehh lu kenapa diem aja?" Tanya Doyoung pada Mark.

Doyoung ini kakak kelas 12, yang satu ekstra sama Mark.

"Enggak papa kok bang,"

"Yaudah ayok semangat, latihan lagi!"

"Bentar bang, gue nanti nyusul"

Mereka sedang latihan basket, untuk pekan depan akan ada turnamen.

Selepas latihan, Mark, Hendery, Dejun, dan Lucas mampir ke sebuah warung kopi belakang sekolah hanya sekedar neduh karena terjebak hujan.

"Mau rokok?" Tawar Lucas pada ketiga temannya. Hendery dan Mark mengambil lalu menyalakannya. Jangan tanya Dejun, dia bukan perokok.

Mereka menikmati hisapan rokok dikala hujan. "Gue aneh sama Doyeon," Ucap Lucas.

"Huh? Maksud?" Tanya Hendery tak paham.

"Gue jadian sama Yuqi, cuman mau manas-manasin mantan gue doang! Tapi Doyeon gak panas."

"Anjing lo Cas, parah! Berarti lo php doang ma Yuqi?" Tanya Dejun.

Lucas hanya terkekeh lalu mengangguk.

Bruk.

Dejun menonjok rahang Lucas tiba-tiba, yang membuat kaget ketiganya. Namun, Mark dan Hendery setuju dengan perlakuan Dejun. Dejun itu paling anti ngeliat cewek sakit hati, entah itu saudara, teman, maupun orang tidak di kenal.

Sebaliknya Lucas, makhluk yang gak bisa serius dan suka main-main. Apalagi menyangkut wanita. Wajar saja di punya mantan, entah berapa jumlahnya.

"Lo kenapa Jun?" Tanya Lucas seraya memegang ujung bibirnya.

"Gue malu punya temen kaya lo. Yang suka PHP in cewek!" Ucap Dejun melirik sinis.

"Santuy bro,"

"Tau sih Cas, lo bangsat emang! Si Yuqi udah baper gitu. Move on lah dari Doyeon, dia kan temennya Yuqi juga. Punya hati gak sih lo?" Ujar Mark.

"Bacot lo emang Mark, urusin aja noh Yeri. Takut kan lo? Sampai sekarang belum berani nembak dia!" Ketus Lucas.

Mark terdiam, ada benarnya perkataan dari Lucas. Ia terlalu takut kehilangan Yeri jika ia menyatakan perasaannya. Takut Yeri menjauh, takut Yeri berubah, takut perasaannya tak terbalas. Ia justru nyaman di posisi sekarang, tidak ada hubungan, namun saling menjaga.

"Udahh!! Kita bertiga gak pernah bener soal percintaan." Ucap Hendery menyudahi semuanya.

Semuanya menghembuskan napas gusar.






Tak lama, ada 2 orang cewek yang masih teman satu sekolah, mereka juga neduh di warung ini.

"Ikut neduh juga ya," Ucap salah satu dari mereka.

Xiaojun mengangguk mewakili.

"Eh ada Mark," Ucap salah seorang dari mereka.

Mark tersenyum.

"Ohiya Mark, tadi di toilet Yeri berantem sama anak kelas 10. Dia kaya nampar adek kelas gitu. Siapa ya gue gak tau namanya, gak nyangka Yeri gitu, lo kok mau aja sih sahabatan sama dia?" Ucapnya.

"Hah? Yeri nampar adek kelas?" Tanya Hendery bingung.

"Masa sih, dia gak bakal ngelawan kalo dia sendiri merasa terusik sama mereka. Gue tau dia itu kaya gimana!" Ucap Mark yang seakan-akan membela Yeri.

Kedua cewek itu terkekeh. "Lo terlalu percaya sih sama Yeri. Mau aja temenan sama orang kaya dia." Ucap dia lagi.

"Udah jelas dia nampar adek kelas, masih aja di bela." Timpal temannya

Mark terdiam. Ia tahu betul Yeri gak bakal bertindak demikian kalo gaada sebabnya.

"Gue duluan!" Ucap Mark menerobos hujan, ia mengendarai motornya menuju rumah Yeri.















🍉🍉🍉






Yeri membuka pintu dan melihat Mark dengan baju basketnya yang basah. Yeri langsung menarik lengan Mark masuk, tidak peduli air yang membasahi lantai ruangan ini.

"Kok ujan-ujanan? Nanti lo sakit." Seru Yeri.

Mark hanya tersenyum. Yeri mengajaknya menuju kamarnya.

"Lo mandi, baju lo basah kuyup gitu"

"Gak bawa baju ganti Yer,"

"Perasaan masih ada bajunya Mas Atuy deh disini, nanti gue siapin" Ucap Yeri seraya mengambil pakaian ganti Mark.

"Nih," Yeri menyodorkan baju pada Mark.

"Makasih."

Mark langsung membersihkan badannya. Sementara Yeri sedang membuatkan teh manis panas untuk Mark.

Setelah lima menit, Mark dan Yeri duduk di sebuah balkon menatap hujan yang belum reda.

"Minum teh nya, Mark!"

Mark mengangguk. "Ngapain lo kesini? Gak capek apa abis latihan basket?" Tanya Yeri.

"Lo baik-baik aja kan Yer?"

"Lah kok nanya itu?"

"Lo ada masalah? Cerita aja sama gue." Yeri terdiam.

"Sayangnya masalah ini gak bisa gue ceritain ke lo!" batin Yeri.

"Yer??"

"Masalah cewek aja Mark, udah selesai kok masalahnya"

"Euhh, katanya lo nampar adek kelas? Bener itu?"

"Hah? Iya," Yeri menoleh pada Mark.

"Tuhkan ada masalah apa?"

"Gaada Mark Lee, udah selesai. Gue gak mau bahas!"

"Okelah kalo lo gak mau cerita, tapi lo baik-baik aja kan?" Ucap Mark.

Yeri mengangguk. Memang hak Yeri menutupi apapun yang menurut dia privasi, Mark sebagai sahabat tidak boleh memaksa Yeri untuk terus berterus terang padanya. Mark tidak mau memperburuk keadaan yang ujung-ujungnya membuat mereka bertengkar.

FRIENDZONE || Markri ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang