26. Curhatan Anak Laki-Laki

229 86 7
                                    

Friendship Problems
26. Curhatan Anak Laki-Laki

Oghey, jangan lupa vote dan spam komentar, ya!

Hayooo, siapa yang udah baca sampai sejauh ini tapi belim follow akun gue? Absen dulu sini, mo w kasih hadiah🐿

T-t-tapi boong. Papale papale papale pal pale paleee

Happy reading, yaaa!

***

SONTAK Genta melirik Nathan sinis. Namun perkataan Nathan benar adanya. Persahabatannya dengan Elna memang sudah hancur sekarang. Dulu, Elna yang enggan melihatnya saat berpapasan, tetapi sekarang, malah dirinya yang enggan bertemu dengan gadis itu. Lihat, bahkan dirinya sendiri tidak tahu apa yang diinginkan oleh hatinya.

Tahu Genta tidak bisa menjawab perkataannya. Lantas Nathan beralih pada pertanyaannya yang selanjutnya. "Lo suka sama Elna sejak kapan?"

"SMP," jawab Genta singkat.

"Lah, lo aja suka dia sejak SMP. Napa pas SMA malah jadi playboy? Napa lo nggak tembak dia aja?"

"Gue nggak mau nyakitin dia. Tapi dia justru nggak suka kalau gue suka gonta-ganti cewek. Lagian, gue nggak mau pacaran sama dia."

"Napa?" Nathan sepertinya tidak bosan untuk bertanya.

"Gue nggak mau kalau suatu saat gue nyakitin dia." Sial, bayangan wajah Elna mendadak terlintas di dalam pikirannya.

"Seandainya Elna juga punya rasa sama lo. Dia juga pasti bakal sakit hati kalau lihat lo pacaran sama cewek lain."

Genta menghela napas panjang. "Lo benar."

"Lo kok bisa sahabatan sama Elna?".

"Gimana maksud lo?"

"Gini, sat. Lo tuh cowok, Elna cewek. Nggak mungkin dong kalian mendadak sahabatan tanpa ada sesuatu? Kalian beda jenis, man." Nathan bersedekap dada masih dengan posisi punggung bersandar di dinding.

"Lo tahu sendiri 'kan kalau Elna dulu tuh gendut banget? Masuk SMA aja badannya masih agak bengkak. Dan, Elna sama gue masuk ke lingkungan sekolah yang terlalu toxic orang-orangnya. Elna sering dikatain pas kecil cuman gara-gara dia gendut. Dia dijauhi sama teman-temannya. Awalnya gue juga nggak suka sama dia karena dia gendut. Kalau jalan suka lama, apalagi lari. Dia nggak asik kalau diajak main kejar-kejaran. Tapi Nyokap terus maksa gue buat teman sama Elna gara-gara dia anak sahabatnya Nyokap. Lo juga tahu sendiri kalau manusia yang paling gue takutin tuh Nyokap. Ya mau nggak mau gue temenan sama dia. Mana Nyokap juga nyuruh gue buat jagain dia lagi.

"Lama-lama gue sadar waktu Bokap mendadak ceramah. Mungkin waktu itu dia ngerti kalau gue tuh aslinya nggak mau temenan sama Elna. Ya, lo bayangin aja kalau jadi gue. Teman SD lo kebanyakan ngata-ngatain Elna, dan mendadak lo jadi penyelamat si cewek gedut. Apa yang bakal terjadi? Lo juga bakal ikut di-bully.

"Bokap gue bilang gini waktu itu, ini nasihat yang paling gue ingat sampai sekarang. Katanya, kalau temenan tuh nggak boleh mandang wajahnya kayak apa, hartanya seberapa, rambutnya kayak apa, kulitnya kayak apa atau dia dari suku mana. Yang penting, hatinya baik, dan yang pasti dia baik juga sama kita."

Genta menjeda ucapannya, "Dan gue dapatin kebaikan itu dari Elna."

"Anjir, lo napa kalau curhat jadi kayak cewek, sat? Panjang, lebar, kali tinggi dah buset." Meski mengeluh setelah mendengarkan Genta. Namun Nathan sama sekali tidak memotong ucapan pemuda itu. Nathan tetap berbicara setelah Genta diam, pertanda dia sudah menyelesaikan ucapannya.

"Terus mau lo sekarang gimana, Ta? Lo 'kan udah tahu perasaan lo buat siapa. Lah gue, jadi playboy karena gue emang belum dapat yang cocok."

Genta hanya mengendikkan bahunya acuh.

"Lo mau nggak gue bantuin?" tawar Nathan.

Genta tidak menanggapi ucapan Nathan. Dia kembali ke posisi awalnya. Menyembunyikan kepala di balik lipatan tangan.

"Kalau seandainya Elna suka sama lo. Lo mau nggak jadian sama dia?"

Genta diam. Lagi-lagi dia tidak merespon. Nathan pun menarik napas panjang. Dia menganggukkan kepala seolah berkata, "Oke."

Setelah mendengar curahan hati Genta. Nathan segera memberitahukan ini semua pada Arga. Jadilah mereka mencari Dara. Berharap semoga gadis itu memegang informasi yang ingin mereka dapatkan.

Dara hanya hanya ber-oh ria sambil manggut-manggut. "Nggak ada persahabatan yang tulus antara cowok sama cewek. Pasti bakal ada salah satu atau malah dua-duanya saling jatuh cinta." Dara mengambil jeda sebentar. "Jangan-jangan cowok yang disukai Elna itu Genta? Soalnya Elna pernah bilang ke gue kalau alasan dia nggak pernah terima cowok yang nembak dia tuh karena dia nunggu seseorang yang disuka nembak dia. Tapi kayaknya orang yang disuka Elna belum pernah nembak dia. Terbukti, Elna masih jomblo sampai sekarang."

"Bisa jadi tuh. Si Genta emang belum pernah nembak Elna," ujar Arga.

Dara mengangkat tangannya lalu suara jentikan jari terdengar. "Gimana kalau kita comblangin mereka berdua?"

Ketiga manusia yang duduk di kantin itu saling pandang. Abai dengan keadaan sekitar yang ramai karena hari ini kantin penuh sesak.

"Niat kita juga gitu. Makanya kita minta bantuan lo buat nyari tahu sebenarnya Elna suka sama siapa." Terdengar nada kesal dari ucapan Nathan. "Kalau kita tahu dua-duanya saling suka. Ya, kita comblangin aja. Kalau Elna nggak suka, kita berdua bakal bilang ke Genta kalau tuh cewek nggak suka sama dia," sambungnya.

"Oke, gue bakal bantu kalian berdua."

"Dar. Lo pas lulusan nanti mau acara?"

Dara memandang ke arah Nathan. "Kenapa?"

"Kalau seandainya Elna suka sama Genta. Gimana kalau kita rayain lulusan kita di Pantai Parangtritis, Jogja? Pulangnya mampir ke Malioboro. Kita bisa comblangun mereka pas di pantai, Parangtritis 'kan sunset-nya romantis. Penting jangan pakai baju warna hijau."

Dara mendadak melotot. "Gila lo? Gue mana boleh pergi sejauh itu, sama cowok lagi. Lagian gue udah punya rencana sendiri buat rayain lulusan bareng Elna. Gue mau nginap di rumahnya."

Arga tidak bereaksi apa-apa. Dia sudah menduga kalau Dara tidak akan setuju dengan rencana Nathan. Arga juga sudah memperingatkan, tetapi Nathan tidak peduli. Jogja rupanya menjadi tempat yang lumayan cukup jauh untuk gadis bernama Dara.

"Udahlah, mending kita cari tahu dulu Elna suka sama siapa. Kalau benar fiks Genta. Kita bisa buat rencana baru buat comblangin mereka."

To be continue

find me:
instagram: @lailaefna_

Friendship Problems [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang