Friendship Problems
10. BroadcastNAMA Sanjaya sudah tercoret dari dalam daftar yang Elna buat. Masih tersisa tujuh nama lagi yang belum dia ketahui bagaimana kebenarannya. Gadis yang tengah duduk di atas ranjangnya itu menghela napas panjang. Tampak gusar dengan segala pikiran yang berkecamuk memenuhi otaknya. Matanya melirik ke arah meja belajar di mana dia meletakkan tumpukan-tumpukan origami itu di sana.
Elna sudah membaca semua pesan yang ditulis di dalam origami-origami itu dan melipat kertas lipat itu kembali kebentuknya semula. Kebanyakan pesan yang tertulis di origami itu hanyalah sebuah kalimat pengingat agar dia selalu melakukan hal-hal yang positif. Kalimat pembuka tulisan itu pasti memiliki bunyi yang sama seperti pada saat origami pertama dikirim, yaitu; Halo, Elna! Dan kalimat penutupnya juga sama seperti saat origami pertama dikirimkan, yaitu huruf S di antara dua tanda dash. Entah sampai kapan dia akan terus dikirimi kertas lipat yang berisi pesan-pesan.
Elna merebahkan tubuhnya. Membaca selebaran kertas berisi daftar nama dengan awalan huruf S. Penerangan yang agak gelap sebab selebaran kertas itu menghalangi cahaya lampu membuat Elna sedikit menyipitkan mata. Tiba-tiba lampu ide menyala di dalam otaknya. Dia tersenyum lalu menjentikkan jari seolah benar-benar mendapat ide yang luar biasa hebatnya.
Gadis itu terduduk. Beranjak dari ranjang menuju nakas. Mengambil ponsel yang tergeletak di sana. Seingatnya, dia menyimpan beberapa nomor laki-laki yang terdaftar di selebaran kertasnya. Semoga saja nomor-nomor mereka masih dapat dihubungi.
Jari-jarinya terlihat sedang mengetikkan sesuatu. Berniat mengirim pesan broadcast kepada beberapa nomor yang dia punya. Tidak menunggu lama setelah pesan-pesan itu berhasil terkirim. Beberapa pesan masuk mulai memenuhi ruang percakapan. Elna mencoba membuka satu persatu. Namun rupanya mereka tidak memiliki jawaban yang Elna inginkan. Semua isi pesan-pesan itu hanya kata-kata yang menyatakan bahwa mereka tidak tahu apa-apa mengenai kertas lipat berwarna merah jambu itu.
Elna mendesah, sedikit kecewa dengan jawaban mereka. Dia meletakkan kembali ponsel itu di nakas.
Susah payah dia menyeret kakinya agar mau mendekat pada meja belajarnya. Elna berhasil terduduk di sana. Lalu tangannya terulur menyalakan lampu belajarnya. Mencoret semua nama kecuali nama Saidan dan Sangga.
Nomor Sangga sudah tidak bisa dihubungi karena tertera tulisan undang di bagian bawah nomor ponselnya. Sedangkan Saidan, sejak awal Elna memang tidak pernah menyimpan nomor cowok itu karena Saidan belum pernah mengiriminya sebuah pesan.
Misinya untuk hari esok dan seterusnya adalah menemui Saidan dan Sangga.
***
ELNA dan Dara memutuskan menghabiskan waktu jam istirahat pertama mereka di kantin. Dara sibuk menuangkan saus ke mangkuk baksonya. Sedangkan Elna sudah memasukkan satu buah bakso ke dalam mulutnya. Sebelum memakan bakso miliknya, Dara memanggil nama Elna terlebih dahulu. Panggilan itu hanya dibalas dehaman oleh si pemilik nama.
"Lo tahu nggak?"
Elna menggeleng tanpa berniat mengeluarkan sepatah kata.
"Gue habis nonton drakor dan benar-benar nggak bisa move on!"
"Bukannya lo sering gagal move on kalau habis nonton drama Korea?"
Dara mengangguk mengiyakan. "Tapi ini beda. Ending-nya benar-benar buat gue ambyar. Bayangin, tokohnya tuh saling cinta tapi beda negara. Mereka bisa jatuh cinta gara-gara si cewek nyasar ke Korea Utara. Terus si cowoknya itu tentara yang berusaha mati-matian buat ngebalikin ceweknya lagi ke Korea Selatan ...." Dara membuat jeda dalam ucapannya. Melihat pada Elna untuk memastikan apakah gadis itu sedang mendengarnya atau tidak.
"Terus? Si cowok berhasil nggak?"
Dara kembali menyambung ceritanya walaupun di tengah jalan Elna sudah tidak lagi mendengarkannya. Fokus Elna mendadak teralihkan akibat dirinya mendengar suara kegaduhan. Asalnya dari pintu luar kantin. Iseng, Elna menoleh untuk melihat sedang ada keributan apa di sana. Namun tanpa disengaja tatapan matanya malah jatuh pada manik mata seorang laki-laki. Genta, dia berdiri tidak jauh dari jangkauan pandangan Elna dan segera memutus kontak langsung yang terjadi di antara keduanya. Sedangkan pandangan Elna masih mengikuti ke mana kaki Genta membawa tubuh si pemilik pergi.
Tampaknya setelah mengetahui keberadaan Elna di dalam kantin. Genta segera berpaminat dengan teman-temannya. Begitu Genta sudah menjauh dari kerumunan teman-temannya. Elna menjadi merasa bahwa Genta sedang menghindarinya. Namun, baguslah, jadi dirinya tidak perlu repot-repot untuk meninggalkan kantin.
Tak lama setelah kepergian Genta. Arga dan Nathan menyusul kepergian lelaki itu. Mungkin dua manusia itu ingin mengikuti ke mana sahabatnya pergi. Trio playboy itu mana mungkin bisa dipisahkan jika sedang berada di lingkungan sekolah?
"Elna." Dara sudah memanggil untuk dua kali karena panggilannya yang pertama diabaikan begitu saja.
Elna tersentak lalu segera menoleh ke arah gadis yang duduk di depannya.
"Lo dengarin cerita gue, kan?" Sepasang matanya menyelidik.
Elna buru-buru menganggukkan kepalanya. "Dengar kok," katanya penuh dengan kebohongan dan tersenyum kikuk. Untungnya Dara tidak dapat membaca kebohongan itu.
"Ya udah, jadi ... itulah yang ngebikin gue susah move on. Mana tentaranya ganteng lagi. Anak buah tentaranya juga ada yang ganteng, tapi sayangnya dia jarang ngomong." Lama kelamaan Dara terlarut dalam imajinasinya sampai tidak sadar kuah bakso yang sendari tadi dia aduk-aduk kini sudah menjadi dingin.
"Buruan habisin. Keburu masuk loh." Menyadari dirinya sudah berhasil menghabiskan semangkuk bakso dan bakso milik Dara baru berkurang dua buah. Elna menggelengkan kepalanya.
"Gue jadi kehabisan stok drakor se — "
"Habisin dulu baru kita cerita lagi." Sebelum Dara melanjutkan ucapannya. Elna lebih dulu memotong ucapan gadis itu. Jika membiarkan Dara menceros terus pasti tidak akan ada habisnya. Mungkin menunggunya sudah mirip seperti menunggu ayam jantan bertelur.
Dara meringis.
To be continue
Jangan lupa vote, ya❤
Spam komen juga biar aku cepet update❤
Jangan lupa rekomendasikan cerita ini ke teman-teman kamu, ya❤🧚♀
find me:
instagram: @lailaefna_
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Problems [✓]
Novela Juvenil[Follow dulu baru bisa dibaca] ❝ Nggak ada persahabatan yang tulus antara cowok sama cewek. Pasti bakal ada salah satu atau malah dua-duanya saling jatuh cinta ❞ Setelah bertikai dengan Genta, yang bernotabene sebagai sahabat karibnya. Elna jadi ser...