06. Siapa Pemiliknya?

427 165 44
                                    

Friendship Problems
06. Siapa Pemiliknya?

MENANGGAPI ucapan Dara yang menganggap origaminya beranak. Elna menepuk jidatnya. "Mana mungkin origami beranak? Ada-ada aja lo."

"Itu buktinya. Kemarin cuman satu, sekarang jadi empat." Dara mengacungkan empat jarinya dengan ibu jari yang dia sembunyikan di depan telapak tangan.

Elna menggeleng. Dia mengambil salah satu origami itu lalu mengikis jarak antara origami dengan matanya. Gadis itu mengamati dengan saksama. Dia tidak menemukan hal aneh yang mencurigakan. Kertas itu tetaplah sama dengan origami yang dia temukan kemarin, dengan bentuk dan warna yang sama pula.

Otak Elna tengah memikirkan siapa manusia yang mengiriminya origami berbentuk hati seperti ini. Tidak mungkin jika ini adalah perbuatan iseng teman-teman sekelasnya yang sengaja melipat kertas lipat hingga sedemikian rupa kemudian membuangnya di laci mejanya.

Jika hanya satu, mungkin Elna bisa memaklumi bahwa itu adalah sebuah keisengan teman-temannya. Namun, kini origami itu menjadi empat buah. Ini sudah jelas-jelas menandakan bahwa perbuatan ini sudah bukan keisengan semata. Pasti ada oknum yang sengaja meletakkan origami itu di laci mejanya. Namun atas dasar apa?

Tangan Dara terulur. Dia mengambil salah satu origami itu dan mengamatinya. Dara berdeham kecil. Pikirannya mulai berisik dipenuhi rentetan banyak pertanyaan. "Coba lo buka, Na." Dara mencoba menyarankan hal yang masuk akal untuk dilakukan.

Elna menoleh seklias dan mengangguk setuju. Dengan hati-hati Elna membuka lipatan demi lipatan yang menyusun origami berbentuk hati itu agar tidak sobek. Ketika semua lipatan sudah terbuka dan kertas lipat itu kembali kebentuk asalnya, yaitu persegi. Meskipun ada beberapa bekas lipatan yang tertinggal. Netranya menemukan coretan tinta hitam di atas kertas itu.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Halo, Elna.

Semoga nggak bosen baca origami-origami yang bakal gue kasih ke lo, ya. Ha ha ha.

-S-

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Dahi Elna berkerut. Dia memilih acak, tetapi sepertinya dia tepat membuka origami pertama yang dikirimkan si S.

Baiklah, tidak ada yang namanya kebetulan. Fiersa Besari pernah menulis dalam bukunya yang berjudul Garis Waktu bahwa kebetulan adalah takdir yang menyamar.

Siapa S? batin Elna. Dia melirik ke arah Dara yang ternyata juga sedang mencuri pandang ke arah tulisan yang tertulis di atas kertas lipat.

"Kalau yang itu ada tulisannya. Mungkin tiga ini juga ada." Dara mengumpulkan tiga origami merah jambu dan menyodorkannya pada Elna. "Coba lo buka," imbuhnya.

"Oke." Tangan Elna tergerak lagi untuk membuka satu origami.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Halo, Elna.

Jangan lupa senyum lima jari, ya!

-S-

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Setelah membaca pesan itu. Elna beralih ke origami selanjutnya.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Halo, Elna.

Nggak ada. Cuman mau nyapa aja.

Friendship Problems [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang