21. Suara

255 94 6
                                    

Friendship Problems
21. Suara


Okey, jangan lupa vote dan komen, ya!

Let's read!

***

MALAM Minggu Elna digunakan untuk berteleponan ria dengan Dara. Lebih tepatnya, Dara duluanlah yang meneleponnya karena gadis itu kehabisan stok drama Korea. Tidak ada kegiatan di Malam Minggu membuat Dara merasa bosan. Aneh rasanya jika dia tidak begadang ketika besok sekolah libur. Dia seperti merasakan ada yang kurang dalam hidupnya jika tidak begadang.

Elna pun menjadi pelampiasan dari rasa bosan Dara.

"Tumben lo telepon gue. Ada apa, nih?"

Manusia di seberang telepon sana terkikik geli. "Stok drakor gue habis."

"Kebiasaan lo telepon gue kalau ada maunya doang." Elna mendengus.

"Eh, lo mau bimbel di mana, Na?"

Elna merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sibuk melihat langit-langit kamarnya yang sengaja diberi cat dusty pink sambil memainkan kuku jarinya yang baru saja dipotong. "Punya Kak Mia. Dekat juga dari rumah. Mama nggak ngebolehin gue bimbel jauh-jauh dari rumah. Kalau lo? Ikut bimbel di mana?"

"Sama. Dekat rumah juga. Mama gue juga nggak mau gue bimbel jauh-jauh. Takutnya gue banyak ngabisin waktu di jalan. Lo ambil les berapa kali per Minggu?"

"Lima kali seminggu. Kalau lo?"

"Cuman tiga kali. Mama nggak mau gue setres gara-gara banyak mikirin pelajaran. Lagian kita juga bakal dapat pelajaran tambahan di sekolah tiap pagi sama sore."

Tanpa sadar Elna menganggukkan kepalanya. Paham dengan apa yang Dara ucapkan. "Nggak kerasa ya, Dar?"

"Apanya?" Gadis di sambungan telepon itu belum mengerti ke mana arah pembahasan Elna.

"Kita. Kita udah mau lulus bentar lagi. Nggak nyangka gue kenapa bisa secepat ini. Perasaan baru kemarin gue kenal lo."

"Na, gue telepon lo bukan mau ngajakin mellow-mellowan gini kali. Lagian kalau kita udah nggak sesekolah lagi. Kita 'kan masih bisa main bareng."

"Apaan. Ngajak lo keluar dari rumah aja susahnya minta ampun. Lo aja sibuk ngedrakor mulu."

Dara terkekeh. "Btw, Na. Soal origami itu gimana? Lo 'kan belum nemuin siapa pelakunya. Saidan juga bukan tuh. Semua cowok yang lo list didaftar juga bukan."

"Nggak tahu, deh. Yang pasti, gue nggak akan mikirin itu dulu. Gue mau fokus buat Try Out sama Ujian Nasional nanti."

***

TAHU apa yang dilakukan anak kelas tiga saat akan menghadapi ujian? Yang pasti, anak nakal bakal pada tobat. Bahkan mushola SMA Brawijaya mendadak penuh karena siswa-siswinya mulai taat beribadah. Ini sudah bukan rahasia umum lagi di sana. Mereka sudah hafal akan banyak orang kembali ke jalan yang benar ketika akhir semester enam. Juga perpustakaan sekolah bakal penuh sesak karena mendadak ada banyak yang rajin. Sedangkan orang yang benar-benar rajin akan menjadi lebih sibuk.

Hari ini Ujian Nasional terakhir. Semua siswa tinggal menunggu hasil ujian mereka keluar. Dan inilah yang membuat anak sekolah menjadi galau. Takut jika seandainya kejadian terburuk akan menimpa mereka. Tulisan tidak lulus di selebaran kertas pun mendadak menjadi momok yang menakutkan.

Sesuai dengan apa yang dikatakannya sebelum bimbel serta pelajaran tambahan pertama dimulai. Elna benar-benar tidak mencari tahu lagi siapa sosok yang memberinya origami berbentuk hati. Dia mengabaikannya meskipun kertas-kertas itu terus menghatuinya.

Selama masa ujian, Elna menempati kelas sebelah. Dikarenakan namanya berawal dari huruf E, dia berada di kelas yang sama lagi dengan Dara. Sedangkan Genta menempati kelasnya, lelaki itu berpisah dengan dua sahabat karibnya.

Dalam waktu empat hari kiriman origami berhenti. Elna kira, origami ke-990 itu adalah origami yang terakhir. Namun rupanya dugaannya salah. Dia menemukan orgami lagi di dalam laci mejanya. Percayalah, Elna selalu memberi nomor setiap origami yang sudah dia baca. Lalu origaminya dia simpan di dalam sebuah kotak hingga kotak itu susah untuk ditutup karena sudah terisi penuh.

Pagi ini cuaca benar-benar cerah. Tidak ada awan hitam yang menggantung di atap bumi sana. Yang ada hanya sang surya yang bersinar dengan gagah perkasa. Lama-lama matahari mulai semakin naik. Bayang-bayang pun mulai tercetak dengan jelas.

Dara menarik tangan Elna menuju kantin sekolah. Perutnya sendari tadi sudah berbunyi dengan nyaring. Soal-soal mematikan itu berhasil menguras tenaganya saat mengerjakan. Dia butuh asupan makanan yang banyak agar tidak pingsan. Ah, Dara terlalu lebay.

"Lihat, nih." Elna menyodorkan origami berbentuk hati ke atas meja. Memperlihatkannya pada Dara.

Dara sudah membuka mulut. Sendok garpu lengkap dengan bakso pun sudah berada di depan mulut. Namun gerakan tangannya terhenti dan mulutnya tertutup. Tangannya mengembalikan baksonya ke dalam mangkuk. "Lo dapat origami lagi? Bukannya kemarin, kemarin, sama kemarinnya lagi lo udah nggak dapat origami?"

"Gue juga nggak tahu. Tiba-tiba di laci gue ada origami ini."

"Meja lo ditempati sama siapa?"

"Geri."

"Bukan dia deh kayaknya." Dara memasukkan satu bola bakso berukuran kecil ke dalam mulutnya. Bakso Ibu kantin rasanya memang tiada tandingannya.

"Kok lo sotoy?" Elna menatap menyelidik.

Dara diam sejenak mengabaikan Elna karena mulutnya masih sibuk mengunyah. "Geri 'kan udah punya pacar."

"Tahu dari mana lo?"

"Sepupu gue pacarnya."

Elna hanya ber'oh' ria. Dia memasukkan origami-origami itu kembali ke dalam tasnya. Ikut menyantap bakso yang sendari tadi dia biarkan menjadi dingin.

"Kok gue lagi kepikiran?"

Elna mendongakkan kepalanya dan menghadiahi Dara dengan tatapan bingung. "Apa?"

"Kenapa lo nggak tanya ke Dodit? Dia 'kan orang yang suka datang pagi di kelas. Tukang kebun yang suka buka pintu kelas kita aja suka kalah cepat sama si Dodit. Siapa tahu 'kan dia tuh tahu siapa orang yang naruh origami-origami itu. Mumpung kita juga udah nggak pelajaran lagi dan masuk sekolah seminggu cuman buat ngabisin duit. Mending lo gunain waktu buat nyari siapa pelaku itu. Kalau lo masih penasaran siapa si S."

"Tumben ide lo cerdas dan nggak primitif."

Dara berdecak kesal. "Yeee ... gue tuh aslinya pintar. Cuman gue malas mikir yang berat-berat aja."

To be continue

Dara adalah aku, he he he. Canda

find me:
instagram: @lailaefna_

Friendship Problems [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang