18. Karena Arga

250 107 28
                                    

Friendship Problems
18. Karena Arga

MAGENTA. Dia pelakunya.

Seketika Nathan hampir terjengkang akibat pukulan keras yang mengenai pipi kirinya. Tangannya terangkat dan mengusap pipinya, berusaha menghilangkan rasa panas yang menjalar. Ini sungguh sakit. Bahkan gigi gerahamnya terasa seakan tanggal dari gusi.

Arga mencoba menahan Genta yang sejak tadi sudah kehilangan kesabaran. Mencengkeram lengan kanan Genta dengan sekuat tenaga menggunakan kedua tangannya. Pemuda yang berdiri di antara kedua sahabatnya, menoleh ke arah keduanya secara bergantian. Kemudian menatap Genta yang tengah menatap Nathan dengan intens. "Ta, lo kenapa?" tanya Arga.

Belum mendapatkan jawaban dari Genta. Nathan sudah lebih dulu balas memukul. Namun naasnya, Arga yang terkena pukulan itu. Pipi kanannya yang malang menjadi korban kekerasan. Seolah sudah jatuh dan kini tertimpa tangga. Cekalan tangannya pada Genta terlepas karena dia sedikit terhuyung ke belakang.

"Anjing lo berdua!" umpat Arga. Berulang kali mengusap pipinya untuk menghilangkan rasa sakit.

"Brengsek lo, Nath!"

"Lo yang brengsek. Gue nggak tahu apa-apa tiba-tiba dipukul. Kesurupan lo?" Nathan berdecih sambil merapikan kerah bajunya yang menjadi berantakan akibat tarikan Genta.

"Nggak usah ngedeketin Elna," kata Genta langsung masuk pada poin pembicaraan. Jari telunjuknya menuding seraya memperingatkan.

"Kenapa lo sewot? Suka-suka gue mau dekat sama siapa."

"Lo tuh buaya. Gue nggak mau Elna sakit hati karena cowok bangsat kayak lo." Genta berkacak pinggang.

Apa pun makanannya, minum dengan ludah sendiri sepertinya menjadi minuman yang paling nikmat.

Nathan menggelengkan kepala. Jujur saja, dirinya menjadi tersinggung karena perkataan yang baru saja Genta ucapkan.

"Kita bertiga sama-sama buaya." Nathan menarik salah satu sudut bibirnya dan membentuk senyum miring.

"Gue nggak sebuaya kalian." Arga tentu saja memprotes.

Arga hanya berganti pacar setelah satu bulan menjalani hubungan. Sedangkan mereka berdua, tidak ada seminggu sudah berganti pacar. Tentu saja Arga masih jauh lebih baik dibandingkan Genta dan Nathan. Walaupun di mata perempuan, Arga tetap sama buruknya seperti keduanya.

"Sama aja." Genta dan Nathan berucap serempak.

"Lo suka sama Elna, Ta?"

Genta menoleh menatap Arga. Napasnya seolah dipaksa berhenti. Seperti ada sesuatu yang tengah mencekik lehernya. Dia kesusahan bernapas. Lalu menoleh ke arah lain. Kembali mengisi pasokan udaranya.

Seumur hidup, Genta hanya menghindari pertanyaan seperti itu keluar dari mulut seseorang. Tangannya mendadak terkepal kuat kala mengingat perjumpaan Elna dengan Sanjaya di depan rumahnya. Ketika itu Elna terlihat sangat senang. Seolah bahagianya hanya berpusat pada Sanjaya yang memberinya sebuah kantung plastik hitam yang tidak Genta ketahui apa isinya.

Ah, Genta harus menjawah apa?

"Lo suka 'kan sama Elna?" Nathan tambah memojokkannya.

"Bukan urusan lo berdua." Genta berujar ketus.

Kedua makhluk dengan jenis kelamin laki-laki itu menatap Genta dengan tatapan yang sulit diartikan. Mereka sudah dapat menebak meskipun Genta tidak memberi jawaban. Sudah terlihat jelas bahwa Genta menyukai Elna.

"Kalau lo suka sama Elna. Kenapa lo malah pacaran sama cewek lain? Jujur aja nih, ya, Ta. Nathan nggak benar-benar serius nembak Elna." Arga mencoba menjelaskan.

Nathan pun mengangguk. Dia mencoba mengembuskan napas setelah menahannya selama beberapa saat. Lelaki itu mencoba berdiri tegak. "Gue tuh cuman nurutin rencana tuh curut." Nathan menunjuk Arga menggunakan dagunya.

Panas terik menyengat di luar sana. Bayangan ketiganya terbentuk sempurna di atas lantai putih yang tengah mereka injak.

Arga menguap karena mengantuk. "Gue sengaja."

Genta tidak berbicara. Hanya menatap Arga dengan tatapan meminta penjelasan lebih karena masih belum mengerti.

Seorang laki-laki yang memiliki tinggi hampir sama seperti Nathan mulai menjelaskan secara perlahan. Rencana ini bermula ketika dirinya dan kedua pemuda itu melewati gerbang sekolah. Menemukan Elna pulang diboncengkan Sanjaya.

Selepas kejadian itu. Keesokan harinya Genta langsung memutuskan pacarnya dan dia sudah tidak menjalin hubungan lagi dengan perempuan lain hingga saat ini. Sebagai sahabat yang baik. Tentu saja Arga dan Nathan menjadi khawatir karena Genta tak kunjung mengenalkan cewek baru pada mereka.

Itu bukanlah Genta yang biasa. Bukan Genta yang mereka kenal. Genta yang mereka kenal adalah laki-laki dengan sejuta rayuan dan kerap bergonta-ganti pasangan. Apakah senjata rayuannya kini tidak mempan untuk memikat hati para perempuan? Arga rasa itu tidak mungkin terjadi. Makanya, dirinya dan Nathan sangat mengkhawatirkan Genta.

Setelah mengetahui alasan Genta meninggalkan kantin hanya karena melihat Elna berada di sana. Betul-betul suatu tindakan yang belum pernah Genta lakukan. Biasanya, jika bertemu dengan Elna, Genta akan mengemis-ngemis maaf pada gadis itu. Puncaknya menyerah adalah saat Elna bertambah marah dan mereka berdua yang akan turun tangan menyeret Genta menjauh dari gadis itu. Arga dan Nathan pun akhirnya semakin mematangkan rencana.

Hari ini adalah puncaknya.

Mereka melaksanakan tugas sesuai rencana. Arga menggiring Genta untuk melihat Nathan yang bertugas menyatakan perasaan palsu pada Elna. Padahal sejatinya perasaan yang dia ungkapkan kepada semua perempuan yang pernah dia pacari juga hanyalah sebuah kepalsuan. Hanya untuk bersenang-senang. Menghibur segala sedih dengan memainkan hati perempuan. Mematahkan hati perempuan adalah hiburan yang paling menyenangkan untuk Nathan lakukan.

Melihat reaksi Genta ketika tahu Nathan menyatakan perasaan pada Elna. Mereka berdua menjadi tahu jawabannya. Meski Genta tidak menjawab pertanyaannya. Laki-laki itu terlihat dengan sangat jelas menyukai Elna.

"Perubahan sikap lo tuh ngebuat kita khawatir tahu nggak?" Kini gantian Nathan yang berbicara seusai Arga menjelaskan.

"Gue berasa sahabatan sama cewek-cewek ribet ngerti nggak?"

Kedua manusia itu dengan tanpa dosa menggelengkan kepalanya. Kemudian meringis. Genta berjalan meninggalkan keduanya.

"Jadi lo suka beneran sama Elna?" Arga berteriak.

To be continue

Vote dan komen, yaฅ'ω'ฅ

Rekomendasikan cerita ini juga ke teman-temanmu(~_^)

find me:
instagram: @lailaefna_

Friendship Problems [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang