Friendship Problems
09. Masih Dengan SanjayaELNA segera turun dari motor Sanjaya setelah tiba di depan rumahnya. Kawasan daerah rumahnya terlihat tampak sepi pada sore hari ini. Elna sedikit mendongak untuk mengecek apakah motor Genta sudah sampai di rumah atau belum. Praduganya yang mengira bahwa Genta belum pulang rupanya benar karena sepeda motor milik laki-laki itu belum terparkir di halaman rumahnya.
Gadis itu segera mengucapkan terima kasih ketika Sanjaya sudah berhasil memutar motornya. Posisi Sanjaya sudah berada di seberang jalan. Dia ingin melajukan kendaraannya. Melihat itu, Elna pun berteriak, "Sanjaya, tunggu!"
Laki-laki itu menghentikan motornya setelah indera pendengarannya menangkap suara teriakan Elna. Dia melepas helmnya hingga membuat rambutnya yang sedikit agak panjang itu berantakan. Tidak membiarkan penampilannya lama-lama terlihat kacau, Sanjaya segera membenahi tatanan rambutnya dengan jari-jarinya.
"Mau mampir?" tawar Elna pada Sanjaya. Gadis yang tengah tersenyum itu memegang kedua tali tas punggungnya dengan erat.
"Lain kali, deh." Sanjaya menggeleng dan bersiap untuk kembali memakai helm yang baru saja dia lepas.
"Tunggu." Elna menahan kepergian laki-laki itu lagi.
"Ada apa?" tanyanya. Sanjaya mengurungkan niatnya untuk memakai helm. Sesungguhnya perasaannya kali ini mengatakan bahwa dia sedang dipermainkan oleh Elna. Pasalnya gadis itu seperti tidak memperbolehkannya untuk pulang. Sanjaya tidak ingin berharap lagi.
Ayolah, Na. Gue udah buang rasa itu susah payah. Sanjaya membatin. Kemudian dia melirik ke arah lain untuk menghindari tatapan langsung dengan Elna. Walaupun jaraknya lumayan jauh, tetapi Sanjaya masih bisa menangkap manik mata hitam gadis itu dengan jelas.
"Gue punya sesuatu buat lo. Lo tunggu di sini dulu, ya!" Elna sesegera mungkin membuka pintu gerbang rumahnya dan dia segera berlari menuju ke dalam.
Melihat Elna berlari seperti itu membuat pikiran Sanjaya tidak karuan. Elna selalu cantik dan baik seperti biasanya. Jantungnya mendadak bertedak lebih cepat. Tangan kanannya terulur untuk mengelus dadanya. "Ayo jantung, jangan ngadain konser!" Laki-laki aneh ini sedang berusaha membujuk organ tubuhnya agar tetap berkeja seperti biasanya. "Elna nggak mungkin bakal ngebalas perasaan lo. Ngerti?" katanya kepada diri sendiri. Bermaksud untuk menasehati tetapi malah menyakiti.
Tak lama waktu berselang. Elna yang masih memakai baju seragam sekolahnya keluar melewati ambang pintu dengan membawa kantung plastik hitam di tangan kanan. Tas sekolah yang dia kenakan juga masih berada di punggungnya. Gadis itu hanya mengganti sepatunya dengan sandal jepit berwarna merah jambu. Elna berlari kecil, dia tidak ingin membuat pemuda itu menungguinya terlalu lama.
"Ini buat lo." Elna memberikan plastik itu pada Sanjaya.
"Apa ini?" tanya Sanjaya setelah menerimanya.
"Itu kue. Tadi pagi Mama bikin kue banyak. Sebagai ucapan terima kasih gue karena lo udah mau anterin gue pulang, dan juga kue ini buat Papa lo. Maaf banget, ya, kalau gue belum bisa jenguk beliau secara langsung."
Sanjaya mengangguk dan bibirnya menyunggingkan sebuah senyum manis. Setelah berhasil meletakkan plastik itu pada gantungan yang berada tepat di antara sela kakinya. Sanjaya berkata, "Gue juga terima kasih karena lo udah mau peduli sama gue."
Elna balas tersenyum. Tiba-tiba suara klakson sepeda motor mengejutkan gadis itu. Rupanya dalang di baliknya adalah Magenta. Laki-laki itu dengan gagah duduk di atas sepeda motornya yang terhenti. Dengan helm hitam yang melindungi kepalanya dalam kondisi kaca terbuka. Kontras jaket berwarna biru gelap yang melindungi tubuhnya dari sengatan sinar matahari.
Elna hampir saja tertabrak karena Genta. Padahal aslinya jalanan yang dilalui pemuda itu masih luas. Namun mengapa dia dengan sengaja ingin melintasi jalan yang sedang Elna gunakan untuk pijakan? Sengaja sekali ingin membuat dirinya celaka.
"Minggir!" perintahnya dengan nada ketus. Tak biasanya Genta bersikap seperti ini kepada Elna.
Mata Elna mengerling. Gadis itu mendengus sebal seusai mendengar perkataan Genta. "Jalan ini masih luas kali," kata Elna dengan menekan setiap kata yang dia ucapkan. Penglihatannya tak lepas dari Genta.
"Gue maunya lewat sini." Genta tidak mau mengalah. Suara bising kendaraannya semakin memekakkan telinga sebab dia memainkan gas mesin motornya. Dengan ibu jari yang ikut memencet klakson berulang kali. Menambah suara bising yang semakin membuat Elna bergidik.
"Berisik lo!" teriak Elna sambil menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangan.
Melihat Genta memperlakukan Elna demikian. Sanjaya tidak tinggal diam. Laki-laki itu menarik tangan Elna hingga membuat gadis itu terpekik. Bermaksud menyingkirkan Elna dari jalan yang ingin Genta lalui. Sanjaya mendengar kabar pertikaian mereka. Jadi dirinya tidak ingin melihat pertengkaran antara Elna dan Genta semakin memanas.
Genta berdecih. Laki-laki itu segera membawa motornya masuk ke pekarangan rumah. Genta tak langsung masuk ke dalam. Dia masih ingin melihat apa yang dilakukan pemuda-pemudi itu dari atas motornya.
Genta menatap Sanjaya dengan tatapan tidak suka. Genta menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Dia mengerling sebal lalu terkekeh sebentar. Merasa tidak kuat memandang terlalu lama pemandangan yang ada di hadapannya. Genta segera melepas helm yang dia kenakan dan meninggalkannya di atas sepeda motornya. Dia turun dari motor kemudian berjalan masuk.
Sebelum membuka pintu rumah. Laki-laki itu masih sempat melihat Elna tertawa karena Sanjaya. Rongga dadanya memanas seketika. Rasa sesak itu menyerangnya secara tiba-tiba. Genta segera menarik gagang pintu agar terbuka. Dia segera melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam. Alih-alih langsung menuju kamarnya, tetapi laki-laki itu malah berdiri di balik jendela. Dia menyembunyikan tubuhnya di sana. Tangannya terulur membuka sedikit gorden untuk mengawasi Elna hingga Sanjaya berlalu pulang dan Elna masuk ke dalam rumahnya.
To be continue
Jangan lupa vote, ya❤
Spam komen juga biar aku cepet update❤
Oh iya, jangan lupa rekomendasikan cerita ini ke teman-temanmu biar ada bahan gibah❤🧚♀
find me:
instagram: @lailaefna_
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Problems [✓]
Teen Fiction[Follow dulu baru bisa dibaca] ❝ Nggak ada persahabatan yang tulus antara cowok sama cewek. Pasti bakal ada salah satu atau malah dua-duanya saling jatuh cinta ❞ Setelah bertikai dengan Genta, yang bernotabene sebagai sahabat karibnya. Elna jadi ser...