05

3.4K 237 2
                                    

Warning!!!
Banyak typo bertebaran!!!

Bel pulang sudah berbunyi dua puluh menit yang lalu.tapi dini belum juga keluar dari kelasnya.Setelah melihat keadaan sekolah sepi dini baru beranjak dari kelasnya.

Hari ini Dini tidak bisa bergabung dengan para sahabatnya.mama ira tadi menghubunginya,katanya nanti malam mereka akan bertemu dengan calon suaminya.

Sesampainya dini di rumah,dini berteriak memanggil mamanya.
"Maaa.....!!!mama!!!!mama dimana??"

Ira yang mendengar suara anaknya terkejut,ada apa sih kok dini teriak gitu.
"Ada apa sih din,kok kamu teriak gitu sih.anak perempuan suara macam toa,malu tau"

Dini tak menanggapi omongan mamanya."Ma...mama jadi kawinin dira".

"Bahasa kamu din,kawin-kawin emang kamu kucing,dikawinin"ucap mama ira.

"Habisnya,dini masih kecil dah dipaksa kawin".

"Nikah dini,N.I.K.A.H "lanjut mama ira menekankan kata nikah.

"Iya,iya nikah,apa gak bisa dibatalin ato gk di undur dulu sampai dini selesai kuliah".

"Gak bisa sayang,emang kamu mau nikah umur berapa sih,mau jadi perawan tua?"tanya mama ira kesal .

"Ya jangan jadi perawan tua juga laa mama sayang.Tapi dini mau sekolah ama kuliah dulu ma,mungkin umur 25 baru mama boleh nikahi dini" jawab dini.

"Sekarang atau nanti sama saja sayang,mama tu gak mw kamu terjerumus dalam pergaulan bebas.Kalo kamu udah nikah mama bakalan tenang karna kamu udah ada yang jagain".

"Tapi ma,dini belum siap buat jadi istri.Dini masih pengen nikmati masa muda dini bareng sahabat Dini"ucap dini sedih.

"Sayang dengerin mama,kalo kamu nikah bukan berarti kamu gak bisa ngelakuin apapun yang kamu inginkan,asalkan kamu juga harus ingat kewajiban kamu sebagai seorang istri"jelas mama ira.
"Mama yakin anak mama yang cantik ini pasti bisa melalui itu semua"tambahnya.

Dini hanya bisa pasrah,tidak ada lagi bantahan yang keluar dari bibirnya yang mungil itu.

"Sekarang kamu istirahat,ntar sore kamu siap-siap,pakai baju yang udah mama gantung didalam lemari kamu".

"Iya ma"ucap dini lesu.

Mama ira hanya tersenyum tipis,mereka sekeluarga memang sudah mantap menikahkan dini dengan Revan.mereka yakin Revan bisa membahagiakan dini putri bungsunya yang manja.

###
Sore telah berganti malam,dini sudah selesai berdandan.walaupun dia tidak bahagia,tapi dia tidak ingin mengecewakan orangtua dan juga abangnya.

"Dini,ayo turun kita berangkat sekarang"panggil mama ira.

"Iyaa ma,sebentar dini turun".

Setelah semua berkumpul mereka segera berangkat ke restoran yang telah dijanjikan.

Saat di mobil,dini sedang bermain game di handphonenya,tiba-tiba omongan abangnya mengganggu pikirannya.
"Dih,yang mau ketemu calon suami,dandannya cantik banget sih.pasti nanti Revan terpesona dengan adik abang ini"goda dino sambil mencubit pipi adiknya.

"Aduh...sakit abang,kok di cubit sih sakit tau"dini protes,cubitan abangnya memang menyakitkan.tadi abangnya bilang nama calon suaminya Revan.
Namanya sama dengan pak Revan,apa orangnya sama juga,ah gak mungkin,emangnya nama Revan cuma satu di dunia ini.
Dini menertawakan pikirannya yang mulai tidak waras.

     Dini terpana melihat restoran yang dia datangi.nuansa yang elegan dan berkelas langsung tersaji di depan matanya.

     "Wow...mewahnya"gumam Dini dalam hati.

     Pasti keluarga calon suaminya orang kaya.padahal cuma mau makan malam aja tempatnya harus mewah begini.

     "Din,kok malah bengong di situ sih,yuk masuk.ruangannya ada disana"ajak mamanya.

     "Ma...Mama yakin disini tempatnya,kok rasanya mewah banget padahal cuma mau makan malam aja"ucap dini heran.

     "Yaiyalaah dini,mertua kamu itu bukan orang sembarangan.makanya nanti didalam kamu harus sopan.jangan buat ulah,ngerti kamu".

     "Iya mama sayang,tapi tadi bukan mertua,yang benar itu calon mertua"kata dini malas.

     Dini berjalan agak kedalam,disitu dini melihat ada beberapa pintu geser bergaya jepang.dan sekarang dini serta keluarganya berdiri di depan salah satu pintu tersebut.

     "Assalamualaikum..."papa  mengucap salam sambil membuka pintu.

     "Walaikumsalam..."jawab seorang laki-laki seumuran papa.
"Akhirnya sampai juga"lanjutnya sambil bersalaman.

     Dini bisa menduga kalo sepasang suami istri itu adalah sahabat papanya.dan yang duduk membelakangi dia adalah calon suaminya.

     Dari belakang dini bisa bersyukur saat melihat rambu calon suaminya tak di penuhi uban ato badannya yang gemuk.

     "Din,kok bengong sih.salim dulu dong sama calon mertua kamu sekalian kenalan" ucap mama ira.

     "Ah iya ma"dini langsung maju kedepan sedikit untuk berkenalan.

   "Dini tante"salim dini.

     "Kok tante sih,panggil bunda aja yaa sayang,kan mau jadi mantu".ucap bunda rita antusias.

     "Iya bunda..."ucap Dini malu.

     Dini terus bersalaman dengan laki laki yang seumur dengan papanya.

     "Dini om..."ucap Dini ragu takut salah panggil lagi.

     "Kok om sih,panggil ayah aja yaa"

     Beneran kan salah lagi,duh malu banget.Dini hanya bisa tersenyum malu.lalu tiba-tiba mata dini melotot,melihat pak Revan sedang berbincang dengan bang Dino.

     "Kok pak Revan ada disini!!!"teriak dini terkejut.

     "Dini,kok gitu sih.gak sopan tau sama calon suami sendiri"ucap bang Dino menasehati.

     "Maaf pak,dini gak tau kalo bapak yang jadi calon suami saya" dini yang merasa tak enak langsung mencium tangan pak Revan.

     Sekarang dini hanya bisa melamun sendiri.dia teringat omongan tak sengaja dira yang berkata kalo pak Revan mungkin saja jodohnya.apa yang harus dini lakukan sekarang,dini terlalu terkejut dengan semua ini.

My Husband,my Teachers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang