25

3K 165 0
                                    

Maaf,typo bertebaran!!!

Happy reading :-)

Dering ponsel mengganggu sepasang insan yang masih berpelukan di pagi hari.mereka menggeliat tak nyaman,karena dering ponsel yang tak berhenti bersahutan sadari tadi.

Dini mengalah untuk melihat siapa yang menelponnya sepagi ini.padahal semalam dia pulang larut malam untuk menemani suaminya lembur.setelah kejadian minggu lalu,Revan tak lagi meninggalkan dini seorang diri di apartemennya.

"Hallo ma..."Dini menjawab telponnya dengan mulut yang masih menguap ngantuk.

.....

"Iya ma,nanti dini kesana bareng sama mas Revan..."

Revan yang mendengar namanya disebut pun membuka matanya sayu,dan melihat ke arah dini yang masih berbicara santai.

"Nanti dini sampaikan,dah..mama..."Dini mengakhiri obrolannya.

"Mama nelpon"jawab dini yang sedari tadi melihat Revan memperhatikan dirinya."mama bilang hari ini fiting gaun resepsi terakhir,jadi kita harus datang."lanjutnya.

Revan mengangguk mengerti."Nanti siang kita kesana.sayang wajah kamu kok pucat,?tanya Revan dengan raut khawatir."kamu sakit?"Revan menghampiri dini yang terlihat pucat.

"Aku gak papa kok mas,mungkin kecapean aja.akhir-akhir ini aku kan lumayan sibuk mas,selesai kelulusan kemarin aku kan langsung ngurus acara resepsi kita.istirahat pun berkurang,tapi aku senang karna ada mas yang selalu dampingi aku."jelas dini sambil menangkup kedua pipi Revan dengan tangannya.dan mencium kedua pipinya hangat."makasih mas Revan sayang."lanjutnya lagi.

Revan tersenyum mendapatkan morning kiss mendadak dari dini."sama-sama sayang,mas juga senang bisa mendampingi kamu."

Selesai fiting tadi,dini dan Revan berlanjut untuk ke ballroom hotel.karena pas nikah kemarin di rumah dini,jadi resepsi akan digelar di salah satu hotel milik keluarga Revan.

Mereka menyebar undangan sebanyak 2000 orang.Dini yang mendengarnya pun kaget bukan main."banyak banget mas undangan tamunya,padahal dini gak banyak loh ngundang temen."keluh dini yang melihat daftar tamu yang di undang.

"Apa kamu lupa mas siapa? Mas ngundang guru di sekolah,terus rekan kerja dan semua karyawan di kantor.belum lagi teman dan sahabat mas.terus kamu lupa siapa ayah kamu dan mertua kamu.apalagi sewaktu nikahan kemarin kamu mau yang sederhana,jadi inilah balas dendamnya,nikmati aja ya sayang."jelas Revan panjang lebar,dan menggoda dini di akhir kalimatnya.

Dini mau tak mau tersenyum dengan ulah suaminya yang selalu menggodanya.bangkit dari duduknya,dini mengajak Revan untuk makan malam.Tadi mereka dapat telpon dari bibi kalau anak bibi sakit jadi minta ijin gak masuk kerja dulu.dan Revan pun mengijinkannya.

"Mas kapan sih aku boleh belajar masak?"dini kembali mencoba peruntungannya,dengan membahas soal masak memasak.

"Nanti sayang,kalau kamu dah lulus kuliah."jawab Revan sambil terus memakan makanannya.

"Kok gitu sih mas,padahal dini ingat baget mas pernah bilang,nanti kalau kamu udah lulus sekolah.trus sekarang kok lulus kuliah sih!!"dini bingung dengan Revan yang selalu berubah ubah,membuat dirinya kesal.

Revan terkekeh mendengar protes dini.dia tentu ingat dengan apa yang dikatakan dini,tapi dirinya masih belum mau melihat dini terluka lagi.

"Kok malah ketawa sih mas" dini ngerasa darahnya tiba-tiba naik karena kelakuan suaminya itu.

"Iya maaf sayang,..Mas inget kok.Tapi mas belum sanggup takutnya kamu kenapa-napa nanti."Revan menenangkan dini yang mulai terasa hawa panasnya.

"Emangnya dini mau perang apa..Dini cuma mau belajar masak mas!!!"

Tuh kan suara dini dah mulai gak terkontrol,Revan harus lebih berhati hati kalau gak mau dini meledak di restoran orang.

"Apa mas takut kalau harus makan masakan aku?"tanya dini dengan tatapan menyelidik.

"Eh..ya..ya..gak gitu laa."Revan menjawab pertanyaan dini dengan gugup membuat dini memincingkan matanya tajam.

"Gak gitu gimana? Dan kenapa juga mas harus gugup.?"sekarang dini sudah memojokkannya.ah wanitanya ini semakin suka berdebat saja.bisa pusing gak di kasih jatah kalau begini caranya.

Menghela nafas berat Revan pun menjawab,"oke...oke Mas ngijinin kamu belajar masak,tapi dengan syarat."

"Duh pake syarat segala,padahal kalau aku pintar masak buat mas Revan juga."balas dini kesal

"Jadi gimana,mau gak?"

"Yaa udah apa syaratnya?"

"Yang pertama kamu bakalan belajar masak selesai resepsi kita.kedua kamu belajar masak harus didampingi bibi.ketiga kalau setiap kamu belajar masak ada insiden kecil,kamu akan mendapatkan hukuman."

"Apa?"dini yang mendengar syarat itu pun bertambah kesal,apalagi poin yang ketiga udah kena insiden di tambah dengan hukuman."Mas bercanda yaa"

"Mas gak pernah bercanda dengan omongan mas,kalau mau hati kalau gak malah mas lebih bersyukur."

Dini mendelikkan matanya tajam.bener-bener suaminya,dini sampai tak habis pikir dengan kelakuan suami kulkas nya ini.
Dan setelah perdebatan itu dini lebih memilih diam,karena dia tau pasti dirinya takkan bisa menang melawan mantan gurunya ini.

Keesokan harinya wajah dini tambah pucat,dan badannya terasa lelah rasanya dini ingin terus bergelung dalam selimutnya.Revan yang melihat istrinya pun merasa heran,tak biasanya istri cantiknya itu bangun pagi terlambat.

"Dini...din....sayang!!!kamu Kenapa??"Revan meletakkan telapak tangannya di dahi wanita itu,seketika dia panik.tubuh istrinya panas,dengan cepat dia membangunkan dini sampai dini bangun dan terduduk dengan nafas yang tidak teratur.

"Sayang...kamu dengar suara mas kan?"dini berdehem pelan.

"Kita kerumah sakit ya "Tapi dini menggelengkan kepalanya tanda ia tak ingin kerumah sakit.

"Terus mas harus gimana badan kamu panas sayang."ujar Revan yang sarat akan kekhawatiran.

"Aku gak papa mas,minum obat juga sembuh."Revan pun bangkit dan mengambil obat untuk di minum dini.setelah itu dini kembali berbaring tidur.

Revan yang tadi sudah bersiap untuk bekerja tak jadi pergi.dia akan stay dirumah menemani dini.di lihat wajah pucat dini yang masih terlihat cantik walau tak merona seperti biasanya.mengelus lembut rambut dini yang selalu beraroma strawberry.dia yakin sekarang,dini adalah dunianya.melihat dini sakit adalah hal terakhir yang ingin di lihatnya.

Mencium dahinya sayang,Revan bangkit keluar dari kamarnya.membiarkan dini beristirahat dengan tenang tanpa ada yang mengganggunya.



Jangan lupa pencet bintang dan comment yang membangun!!!


Trims :-)

My Husband,my Teachers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang