35

2.9K 151 0
                                    

        Typo bertebaran!!!


Happy reading:-)


         Arkana putra Atmaja,nama yang sudah di siapkan jauh-jauh hari oleh Revan dan dini.sekrang bayi itu sudah berumur tiga bulan.badannya yang montok dengan pipi bakpao nya membuat Arkana selalu menjadi rebutan keluarga mereka.terlebih lagi para aunty nya yaitu sahabat dini.

      "Arkana lihat aunty bawa apa?"tanya Dira pada bayi itu.dan tak lama suara Arkana tertawa terdengar ditelinga mereka semua.

    Dira membawa mainan dinosaurus untuk arkana, yang sedang dimainkan di pangkuan dini.

"Makasih aunty Dira."ucap dini meniru suara anak kecil.

Tak lama setelah itu,datang Rosa beserta ana.mereka juga membawa dua paperbag yang berisi mainan buat keponakannya.

       "Haiii.... Arkana sayang!!!!"suara ana dan rosa menggelegar membuat Arkana terkejut dan menangis.

     "Kalian berdua kok teriak sih,liat ni anak gue sampai nangis."dini kesal dengan tingkah kedua manusia itu.dia pun berdiri menenangkan Arkana.

     "Iyeee... sorry!!!kita kan seneng banget bisa jumpa lagi sama si gembul Arkana."ucap ana dengan wajah menyesal.

    "Sini sayang sama aunty Rosa?"tapi bayi gembul itu tak mau,dia lebih memilih memeluk ibunya erat.membuat Rosa kecewa.

   "Anak gue gak mau sama lo, mungkin lo banyak dosa."ucap dini tertawa.

"Anjir ni si emak, jangan Ngadi-ngadi lo."jawab Rosa "paling dia ngantuk gak mau sama gue."lanjutnya tak terima di bilang banyak dosa.

   Ana dan Dira pun tak bisa menahan tawanya,membuat si kecil Arkana juga ikut tertawa.

    "Liat Din, Arkana ketawanya gemesh banget."ujar ana gemesh melihat bayi gembul itu.

     "Kayaknya dia setuju sama emaknya,ngatain Rosa banyak dosa."sambung Dira yang juga ikut tertawa.

Sedangkan Rosa di kesel bukan main ngeliat tingkah sahabatnya itu.

      "Ayah pulang!!!!"ucap Revan dari depan pintu masuk.

    Dini langsung bangkit menyambut suaminya itu.dia tersenyum manis melihat ayahnya Arkana yang selalu terlihat tampan.

      Melihat kedatangan ayahnya, Arkana mulai merengek di gendongan dini.dia ingin di gendong oleh ayahnya,tapi dini tak mengizinkan karena Revan belum membersihkan dirinya.

     "Sebentar ya sayang,ayah mandi dulu habis itu baru kita main.okay?"Revan berbicara dengan anaknya yang menampilkan raut sedihnya karena tak di gendong oleh ayahnya.

    "Okay ayah, cepetan ya!!"jawab dini mewakili Arkana.

      Setelah Revan berlalu menuju kamarnya,dini kembali lagi pada ketiga sahabatnya.

    "Cieee.... bau-bau bahagia di keluarga ini sampai tercium keluar loh."goda Dira pada dini.

   "Apaan sih,biasa aja lagi.kita tu selalu gitu, apalagi didepan Arkana."jawab dini malu karena di goda.

   "Masak seh???"sambung Rosa

    "Terserah kalian dah,gue mau ngurusin mas Revan dulu.nih Lo jagain anak gue."dini memindahkan Arkana dari pangkuannya ke pangkuan ana.dan pergi menyusul suaminya.beruntung Arkana dalam mode antengnya.

    "Jangan kelamaan Din,yang itu bisa diurus nanti malam aja."goda mereka lagi.

    "Bangke lo semua!!"dini murka tapi tidak dengan sahabatnya yang tertawa ngakak karena berhasil menggoda dini.






        Dini masuk kedalam kamar, terlihatlah pemandangan yang membuat wajahnya merah.revan hanya mengenakan handuk dibagian pinggangnya saja.dan sebuah handuk kecil tengah digunakannya untuk mengeringkan rambutnya.

     Dini melangkah ke lemari dan mengambil pakaian Revan untuk di gunakan sekarang.kaos berwarna hitam dan celana pendek selutut berwarna krem menjadi pilihan dini untuk Revan malam ini.

      "Sayang... Arkana kamu tinggal sendiri dibawah?"tanya Revan heran karena ketiadaan anaknya bersama dini.

      "Gak kok,di bawah ada ex murid kamu dulu.jadi aku tinggal sama mereka di bawah."jawab dini santai sambil mengambil alih mengeringkan rambut Revan.

    Revan sepertinya sudah mengerti siapa yang dimaksud ex muridnya.tak lain adalah sahabat dini.

   "Din,mas tu suka banget kalau kamu yang ngeringin rambut mas, kepala mas rasanya segar dan enteng."ujar Revan menikmati pijatan kecil dini di kepalanya.

     "Alhamdulillah kalau mas suka.nanti kalau Arkana gak rewel aku mau kok bantuin kamu lagi."dini berkata sambil tersenyum manis.

     "Ada apa sahabat kamu kompak datang kemari?"

     "Oh itu,cuma mau main sama arkana.mereka juga beliin mainan banyak banget.padahal punya kemaren di beli masih belum di mainin semua."dini melepaskan kepala Revan tanda sudah selesai mengeringkan rambutnya.

     "Makasih sayang!!"ucap Revan lembut sambil mencium kening dini sekilas.

      "Mas..aku tunggu di bawah yaa,takut Arkana rewel."

      "Okay."





    Saat sudah sampai dibawah dini mendengar suara sahabatnya yang sedang tertawa.

     "Seneng banget sih,lagi apa anak ibu?"tanya dini pada anaknya yang sedang memukul robot di lantai.

     "Seneng dong kan lagi main sama aunty."jawab Rosa yang senang melihat Arkana tak rewel.

     "Senengan masih ibunya lagi,kan baru keluar dari kamar."ujar Dira memulai menggoda dini.

    "Apaan sih lo,iri bilang bos!!!"ujar dini membela dirinya sendiri.

     "Tau tu Dira dari tadi godain Lo aj. Pengen kali."jawaban ana yang ambigu membuat yang lainnya melotot.

    "Pengen apaan sih,biar saya yang beli keluar."itu bukan suara mereka tapi suara Revan yang langsung main nyambung aja tanpa tau duduk persoalan, membuat mereka tambah membulatkan matanya.

    "Mas apaan sih main nyambung aj,emang mas mau beli suami buat mereka."

    "Suami buat siapa?"

    "Buat mereka laa, secara mereka udah pengen nikah."jawab dini malas.

   "Enak aja Lo kata mereka,Dira aja kali.dia tu yang sering banget baper ngelian kalian.kalau gue sih ogah!!"ana berkomentar.

     "Yee...gue juga biasa aja kali.gak baper-baper banget laa."balas Dira.

     "Oohh..saya pikir ada yang kalian pengen buat beli.kalau mager biar saya aja yang keluar."jelas Revan yang langsung diralat dini.

     "Gak..gak..!!mas kan baru pulang masih capek.gak boleh kemanapun."

     "Eh emaknya Arkana, kita-kita juga gak mau juga nyuruh pak Revan, gimana pun juga pak Revan pernah menjadi guru kita.jado kudu harus dihormati.bisa kualat entar kita nyuruh laki Lo."jelas Dira.

     "Tu tau Lo kualat. Bagus deh."dini tersenyum manis.

     "Kebanyakan bacot lo."ana mendengus mendengar tuduhan dini.

     "Kibinyikin bicit li."balas dini sambil tertawa.

     Revan sendiri hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan Arkana di pangkuannya.keempat perempuan itu masih belum berubah masih seperti dulu.apalagi istrinya itu padahal sekarang sudah ada Arkana,tapi tingkahnya masih juga kekanakan terlebih saat bersamanya manjanya bisa berlipat ganda.






            Jangan lupa pencet bintang dan coment yang membangun!!!





       Trims:-)

   

   

My Husband,my Teachers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang