Typo bertebaran!!!
Happy reading :-)
Semua telah selesai,tak ada lagi rasa khawatir akan kehilangan dini.sekarang Revan bisa bernafas lega,kini semua orang tahu kalau dini adalah istrinya.dan dia yakin gak akan ada lagi yang berani melirik atau pun menatap dini secara langsung.masih bergeming dengan selimut Revan belum juga membuka matanya.
"Huek....hueeek....ah..."
Samar Revan mendengar suara orang muntah.perlahan membuka mata,melihat ke samping Revan tak menemukan dini,saat kesadaran telah menguasai,Revan tersentak dan berlari menuju kamar mandi.disana dia melihat dini yang berdiri didepan washtafel terus mengeluarkan cairan putih bening dari mulutnya.
Perlahan Revan memijat tengkuk dini,berharap muntahan dini cepat berhenti.setelah agak lama dini mengangkat wajahnya,dengan cepat Revan mengambil tisu,mengusap wajah dini yang telah dibasahi keringat dan airmata.
Dini menyandarkan dirinya pada Revan,tubuhnya terasa sangat lemas seperti jelly.kepalanya pusing tak lama kesadarannya pun hilang semua gelap,yang dia dengar adalah suara teriakan khawatir Revan yang memanggil namanya.
"Dini....Dini...sayang...bangun sayang..."Revan mengguncang badan dini berharap dini tersadar.merasa tidak ada pergerakan,Revan langsung membopong dini ke tempat tidur dan menghubungi dokter pribadi keluarganya.
Dengan cemas Revan menunggu dokter yang sedang memeriksa istrinya."gimana keadaannya dok?"Revan tak sabar ingin mengetahui keadaan istri cantiknya itu.
"Istri bapak pingsan karena kelelahan dan kekurangan cairan.tidak lama lagi pasti sadar."ucap dokter tersebut."saya akan memberikan resep supaya istri dan janinnya sehat."lanjut dokter dengan wajah tersenyum.
Tapi tidak dengan Revan yang melongo bingung,dalam pikirannya terus berputar kata janin.sejak kapan ada janin???
Melihat Revan terdiam dokter tersebut menarik kesimpulan kalau pengantin muda dihadapannya belum mengetahui istrinya sedang hamil.
"Sepertinya bapak belum tau kalau istri bapak sedang mengandung."itu bukan pertanyaan tapi penyataan yang di ungkapkan langsung oleh dokter.dan Revan hanya bisa menggaruk kepalanya sambil tersenyum meringis.
"Selamat pak,istri bapak hamil.saya perkirakan umur janinnya masuk dua minggu."ucap dokter tersenyum ramah dan dibalas dengan senyuman tak kalah lebar dari Revan.
"Terima kasih dok,"balas Revan sambil menjabat tangan dokter tersebut.
"Nanti bapak bisa langsung kerumah sakit untuk memeriksa keadaan janinnya dengan menyeluruh pada dokter kandungan.kalau begitu saya pamit dulu."
Setelah mengantar dokter sampai pintu apartemennya,Revan kembali ke kamarnya.hatinya tengah diliputi kebahagiaan,dia akan jadi seorang ayah.memikirkan itu tak sadar dia sampai menitikkan air mata bahagia.
Tak lama dini sadar,melihat Revan tersenyum sambil menangis membuat dini mengernyit bingung.
"Mas kenapa?"tanya dini yang masih diliputi kebingungan."Mas lagi bahagia sayang."jawab Revan masih tersenyum dengan airmata yang masih menetes.
Mendengar jawaban Revan,dini tersenyum mengejek."bahagia tapi tersenyum sambil nangis,apa mas udah gila?"tanya dini lagi heran dengan tingkah suaminya."apa mas bahagia ngeliat aku pingsan kesakitan seperti ini?lanjut dini tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband,my Teachers (End)
Teen Fiction(Cover di ambil di pinterest) "dijodohin ma,tp aku kan masih sekolah ma,masa aku nikah sekarang seh,belum lagi kuliah".Dini berusaha untuk menolak rencana perjodohan ini. "ini sudah menjadi keputusan mama dan papa,dan gak bisa d ganggu gugat".kekeh...