23

3.1K 180 1
                                    

Typo bertebaran!!!

Happy reading :-)




Seminggu sudah berlalu sejak kepindahan Revan dan dini,sekarang mereka sudah tidak canggung lagi satu sama lain.bahkan pagi ini mereka bersiap untuk ke sekolah bersama.seperti biasa sarapan dengan roti dan segelas susu untuk dini serta roti dan secangkir kopi untu Revan telah tersaji di hadapan mereka.

Setelah kejadian teh manis gagal buatan dini minggu kemarin,dini masih terus belajar,ia tak pernah kapok untuk terus berusaha,sampai sekarang teh atau kopi buatan dini menjadi sesuatu yang paling di tunggu Revan karena rasanya yang pas di lidahnya.

"Seperti biasa rasanya pas!!!"puji Revan setiap meneguk minuman buatan istrinya.Revan sangat bangga dengan dini,dia tak pernah mengeluh untuk terus belajar melayaninya.pernah hari kedua mereka pindah Revan sangat marah melihat tangan dini yang melepuh karena tersiram air panas,dia mendiamkan dini seharian dan tak mengizinkan dini berada di dapur lagi.tapi dini tak perduli dengan itu,ke keesokan harinya dia tetap berkutat di dapur.

Dini yang di puji pun tersenyum bahagia.dia sangat senang karena sudah berhasil melayani suaminya dengan baik walau hanya baru dengan teh atau kopi saja.

"Nanti dini mau belajar masak sama bibi,biar pagi gak harus makan roti selalu.boleh kan mas?"tanya dini pada Revan yang sedang menikmati sarapan.

"Gak perlu terburu-buru,mas kan udah bilang mas gak masalah kalau harus makan masakan bibi.lagipula kamu masih sekolah,belajar masaknya nanti di lanjut kalau udah resmi lulus sekolah.sekarang fokus sekolah dulu saja."jelas Revan.Dini yang mendengar penjelasan Revan langsung cemberut.

"Tapi kan sekolah udah gak ful aktif lagi,cuma tinggal tunggu pengumuman kelulusan aja..."

"Gak ada bantahan dini,setelah lulus nanti atau tidak sama sekali!!!tegas Revan.dia tidak ingin tangan dini terluka karena pisau atau kecipratan minyak panas.Revan tidak sanggup melihat dini yang kesakitan.

Mendengar kalimat tegas Revan,dini jadi sebal sendiri.dia
Pun melanjutkan memakan sarapannya.setelah minum susunya habis dia langsung beranjak ke mobil sendirian tanpa mengajak Revan seperti biasanya.

Revan yang tahu istrinya dalam mode ngambek pun hanya bisa menghela nafas panjang.sungguh dini sangat susah di atur,emosinya yang masih labil kadang membuat Revan frustasi.dia pun bangkit takut nanti dini terlambat dan di hukum.

Dalam perjalanan ke sekolah dini masih bungkam,tak ada percakapan hangat kali ini.Revan melirik dini yang sibuk melihat keluar jendela mobil.sepertinya dia harus mengalah lagi.

"Kenapa murung,?"tanya Revan lembut."mas bukannya melarang kamu sayang,tapi mas belum sanggup kalau harus liat kamu terluka lagi.kamu masih ingat kan tangan kamu melepuh,dan itu baru aja sembuh.mas gak mau nanti keluarga kamu mikir kalau mas gak bisa jagain kamu."jelas Revan dengan wajah yang dibuat sedramatis mungkin supaya dini kasihan padanya.

Melihat wajah Revan seperti itu,dini pun setuju untuk belajar memasak saat lulus nanti.suaminya memang tak pernah memaksanya untuk harus menjadi istri yang sempurna,tapi jadilah istri yang terbaik.

"Maaf tadi dini udah kesal sama mas."ucap dini menyesal,dan sekarang dini sudah kembali menjadi dini yang manja,terlihat dari dini yang sudah memeluk lengannya dan bersandar manis disana.

"Mas selalu memaafkan kamu,tapi jangan keseringan ngambek nya ya!!"

Mereka pun tertawa menyadari tingkah mereka yang absurd itu.hingga tak terasa mereka sudah sampai diparkiran sekolah.

Dini menyalami tangan Revan dan di balas satu kecupan hangat di dahinya.itu sudah menjadi kebiasaan mereka saat akan berpisah untuk sementara waktu.

Dini sudah masuk ke kelas,dan sekarang sedang berbincang bersama para sahabatnya.

"Pengantin baru hawanya memang beda,bener gak dir"

"Iya...persis kayak iklan minuman kayak ada manis-manisnya gitu."mereka pun tertawa ngakak,kecuali dini yang menatap mereka kesal.

"Apaan sih,lo tu ya ros kalau godain orang memang juaranya."ujar dini kesal bercampur malu.

"Kapan lagi coba bisa godain lo,secara dulu kan lo jomblo abadi,apanya yang bisa digoda."dira semakin gencar menggoda dini.

"Awas aja yaa dir,ntar gue yang bakalan ketawain lo,"ancam dini murka melihat dira masih menertawakan sifat bucinnya.yaa tadi dini memang menceritakan kejadian sarapan absurd nya denga Revan pada ketiga sahabatnya.dan seperti dugaannya,mereka menertawakan dirinya,dan mengatakan kalau dia sudah terkena sindrom bucin.

Tak lama pak leo pun masuk ke kelas mereka,ana dan rosa langsung terdiam,tapi tidak dengan dira,dia masih saja tertawa tanpa menyadari tatapan menusuk yang di layangkan oleh gurunya itu.

"Apa saya terlihat sangat lucu sampai anda tertawa seperti orang gila."tanya pak leo tajam.

Dira langsung terdiam terkejut karena kehadiran guru killer tersebut.dengan meringis dia menatap ketiga sahabatnya yang menahan tawanya.Dini adalah orang yang paling bergembira melihat penderitaan dira yang baru saja di mulai.

"Kenapa berhenti,lanjut saja tertawa nya sepertinya hati anda hari ini sedang senang."cemooh pak leo sadis.

"Maaf pak,..."dira Hanya bisa mengatakan itu dengan raut wajah menyesal.

Untung saja pak leo tak membesarkan masalah tertawaan dira.sebenarnya dia tahu kenapa dira tertawa,dira sedang menggoda istri dari sahabatnya Revan.makanya dia sedikit mengerjai dira,supaya sadar akan sekitarnya.






Revan sedang duduk di ruangannya,saat leo sahabatnya masuk tanpa salam.Melihat kelakuan leo yang tak pernah berubah itu,Revan hanya bisa berdengus kasar.

"Ngapain lo?"tanya Revan seakan terganggu dengan kehadiran leo.

"Lo tahu dira sahabat bini lo?"

"Iya gue tau,emang kenapa?"

"Tadi pas gue masuk buat ngajar ke kelasnya,tu anak ama dua orang temennya lagi godain bini lo,terus ketawanya bikin gue geleng kepala,nyaring banget broe?

"Emang digodain apa sih?"kali ini Revan menatap serius leo.tangannya yang sedang berkerja pun berhenti.

"Yang gue denger sih katanya bini lo dah mulai bucin ama lo."jawab leo tersenyum tipis.

Revan yang mendengar itu pun terkekeh.leo yang melihat Revan terkekeh pun terperangah,seorang Revan yang dingin bisa tertawa juga.

"Broe,nikah itu gimana sih rasanya,kok gue ngeri yaa liat lo ketawa berasa aneh gitu" leo pun bergidik ngeri melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Makanya lo buruan nikah,biar lo tau rasanya."ujar Revan sambil tersenyum misterius.

"Dari pada ngomongin nikah,lebih baik kita ke kantin aja yuk,gue laper ni,tadi pagi gak sempat sarapan gue."ajak leo memaksa Revan,cacing dalam perutnya sudah berdemo.

"Tapi gue masih banyak kerjaan kantor ni,lo aja lah."tolak Revan.

"Gak,lo harus nemenin gue."paksa leo sambil menarik tangan Revan keluar dari ruangannya.

Revan yang ditarik paksa pun pada akhirnya pasrah,mengikuti sahabat greseknya itu.





Jangan lupa pencet bintang dan comment yang membangun!!!




Trims :-)

My Husband,my Teachers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang