18

3.2K 193 4
                                        

     

       Maaf typo bertebaran!!!

    Happy reading :-)


       Ujian Nasional telah dimulai,semua sedang mengerjakan soal dengan sangat hati-hati.begitu pun dengan dini dan ketiga sahabatnya.setelah belajar mati-matian kini mereka dengan mudah bisa menjawab seluruh pertanyaan yang ada di kertas soal.

      Dini sudah selesai menjawab semua soal ujian,dia segera beranjak keluar kelas.dan sekarang dia berjalan menuju ke ruangan Revan calon suaminya.

     Pagi tadi sebelum dini turun dari mobilnya,Revan sempat berpesan pada dini untuk langsung ke ruangannya setelah selesai ujian,dan dini menyanggupinya.

     Sekarang disinilah dia,di depan pintu ruang khusus Revan.mengetuk pintu sambil mengucap salam.setelah mendengar jawaban didalam dini pun langsung masuk ke ruangan tersebut.

     Dini melihat Revan yang sedang fokus dengan laptopnya.dan dia langsung duduk di kursi depan mejanya.

     "Serius amat mas."ujar dini sambil melihat keseluruhan ruangan Revan.ini pertama kalinya dini menginjakkan kakinya di ruangan calon suaminya,ruang ini cukup nyaman untuk bersantai pikirnya.

      Masih tak mendengar suara Revan,dini mendengus kesal.untuk apa menyuruhnya kemari kalau dirinya dicuekin.

     "Mas Revan...kok aku dicuekin sih"ucap dini jengkel karena sedari tadi Revan belum juga memperdulikannya.

     Mendengar suara dengusan dini,Revan langsung berhenti berkerja.dia bangkit dari kursinya dan menghampiri dini yang sedang kesal.

     "Maaf...bukan Mas cuekin kamu,tapi barusan mas lagi ngebalas email dari rekan kerja mas dikantor,soalnya mas belum bisa kesana buat berkerja."jelas Revan sambil menarik lembut tangan dini dan membawanya duduk di sofa.

      Setelah mendudukkan dini di sofa,Revan bangkit lagi menuju lemari pendingin dan mengambil minuman serta beberapa cemilan untuk menemani dini supaya tidak bosan.

      Dini yang sedari tadi memperhatikan kegiatan Revan pun bertanya."Apa disini juga ada kamarnya?"

     Revan terkejut mendengar pertanyaan dini."kenapa bertanya seperti itu?"tanya Revan lagi tanpa menjawab pertanyaan dini.

     "Hanya penasaran aja,soalnya semua udah lengkap,ruangan full ac,televisi,lemari pendingin,sofa,toilet.kalau ada kamar,sepertinya udah cocok jadi rumah kedua."jawab dini polos.

     Revan menghela nafasnya sejenak,pikirannya tadi sudah kotor saat dini menanyakan tentang kamar.

     "Disini tidak ada kamar,tapi kalau ruangan mas yang di kantor perusahaan ada.kenapa,apa kamu mau mencoba untuk tidur disana?"tanya Revan bermaksud untuk menggoda dini.

     Dini yang sadar Revan bermaksud menggodanya pun membalas godaan Revan dengan suaranya yang dibuat sensual,"bolehkah aku mencobanya? Sepertinya aku bisa tidur dengan nyenyak disana."lirih dini.

     Mendengar balasan godaan dini Revan terkekeh."sudah berani nakal yaa sekarang,tunggu minggu depan kamu gak bakalan bisa lari dini sayang."

     Jawaban Revan yang memanggilnya dengan sebutan sayang,membuat dini tercengang.ini pertama kalinya Revan berucap seperti itu.Dini memegang jantungnya yang berdetak cepat.seberefek itukah panggilan itu untuknya.

     Setelah membuka minuman tersebut,Revan memberikan satu untuk dini yang langsung diminumnya,berharap jantung akan kembali normal.

    Sedangkan Revan yang memperhatikan dini pun duduk disamping gadisnya.

My Husband,my Teachers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang