Typo bertebaran!!!
Happy reading guys :-)
Revan sedang berusaha tidur sejak tadi,tapi matanya masih enggan tertutup.perasaannya tiba-tiba saja menjadi gugup,dia takut kalau akad nikahnya dengan dini tak berjalan mulus.
Bangkit dari tidurnya,Revan mengambil lagi selembar kertas yang sejak tadi dihafal dan berusaha di ingat.nama dini serta calon mertuanya terpampang jelas di sana.Revan dengan serius membaca dan mengulang takut dia salah ucap dalam ijab kabul besok.
Tenggorokannya mendadak kering,melihat kedalam gelas diatas nakas air minum yang tadi dibawa kedalam kamarnya pun telah tandas tak bersisa.terpaksa dia keluar kamar untuk mengambil lagi air minumnya.
Saat berjalan ke dapur Revan melihat bundanya yang sedang melamun duduk diruang keluarga sendirian.dia pun menghampirinya."Bunda belum tidur?"tanya Revan memandang sekelilingnya,mencari keberadaan ayahnya.tapi yang dicari tak tampak batang hidungnya.
Mendengar suara Revan,bunda tersadar dari lamunannya.Bunda rita tersenyum dan memandang lekat anaknya tunggalnya.sebenarnya tadi dirinya sudah tidur,tapi tiba-tiba terbangun dan tak bisa tidur lagi makanya sekarang dia berada disini.
Tanpa menggubris pertanyaan Revan,bunda rita memanggil Revan untuk turut duduk bersamanya.
"Ah Revan...Kemari Sayang."Bunda menepuk sofa di sebelahnya,menyuruh untuk duduk disampingnya.
Revan pun menuruti perintah bundanya,dengan raut menyelidik Revan kembali bertanya."kenapa bunda belum tidur?"
"Bunda tidur kok tapi tadi terbangun,"jawab bunda masih dengan menatap putera semata wayangnya.
"Bunda mimpi buruk,atau ada kendala untuk acara besok?"tanya Revan dengan nada suara yang sarat akan kekhawatiran.
Tersenyum bunda menjawab"tidak terjadi apapun sayang,hanya saja bunda sedang merasa bahagia,akhirnya putera bunda akan menikah besok."jelas bunda menjawab kekhawatiran Revan."apa kamu gugup sayang?"
"Tentu saja,sejak tadi Revan malah gak bisa tidur.Revan takut kalau acara besok tak berjalan lancar."ucap Revan dengan suara lirih sarat akan ketakutan.
Bunda rita tertawa melihat raut wajah Revan."tenang nak semua akan baik-baik saja,jangan lupa berdoa untuk kelancaran proses akad kamu besok."ujar bunda rita sambil menepuk bahu Revan berusaha menenangkannya.
Revan pun tersenyum samar,dia pun terdiam saat bunda kembali berkata"Revan....Bunda harap kamu bisa menjaga dini dengan sebaik-baiknya.kamu tau kan kalau dini anak perempuan satu-satunya di keluarga Alvaro?"
Revan menganggukkan kepalanya tanda dia tahu.Bunda pun melanjutkan,"jadi kalau nanti dini agak manja dan tak bisa melakukan pekerjaan rumah jangan sekali kali kamu memarahinya.karena itu semua tidak mudah baginya."
Sambil mengusap kepala anaknya,bunda kembali melanjutkan nasihat untuk Revan."di umurnya yang masih muda dini berani mengambil keputusan untuk menikah dengan kamu,jadi bunda harap kamu nanti bisa menjadi suami sekaligus sahabat untuknya.sabar terhadap tingkah lakunya,menasehatinya jika dia melakukan kesalahan.Jangan pernah membentak,memarahi apalagi bermain tangan karena itu akan membuat hatinya terluka."
"Bunda sudah menganggap dini seperti anda bunda sendiri,saat bunda menjodohkan kamu sebenarnya bunda takut kalau kamu terpaksa menerimanya.tapi melihat keakraban kalian berdua akhir-akhir ini sepertinya ketakutan bunda tidak akan terjadi.Bunda percaya kamu pasti bisa menjaga dini,mencintai dan menyayangi dini dengan sepenuh hati kamu.Jangan pernah menyakitinya,kalau itu terjadi sama saja kamu menyakiti bunda.kamu mengerti kan?" Jelas bunda panjang lebar pada Revan.
"Iya bun...Revan janji akan berusaha sebaik mungkin untuk pernikahan Revan.doakan Revan selalu bunda,dan terus ingatkan Revan kalau Revan melakukan kesalahan."ucap Revan tegas.
Tak terasa sebulir kristal menetes dari mata bunda rita,melihat itu Revan memeluk bundanya sayang.tanpa mereka tahu sang ayah sejak tadi pun mendengar petuah istrinya untuk putera semata wayangnya.Tak ingin mengganggu moment keduanya sang ayah pun berlalu kembali ke kamarnya.
Dilain tempat dini juga merasakan hal yang sama.melihat rumahnya yang sudah disulap indah,dan dengan ramai sanak saudara yang datang membuatnya terharu.karena pernikahan di adakan secara sederhana,mereka pun memutuskan untuk melaksanakan ijab kabul di rumah saja,biar lebih sakral.Sekarang dini sedang memeluk papanya erat,sambil mendengarkan petuah ibunya.
"Besok setelah akad,kamu sudah menjadi milik suamimu.semua tanggung jawab papa telah diambil alih oleh Revan.Jangan sekali kali membantah omongannya.kamu dengar sayang?"papa mulai menasehati dini.
"Iya pa,dini tahu..."ucap dini masih dalam pelukan papanya.
"Jadilah seorang istri yang baik,nurut pada suami jangan pernah meninggikan suara di depannya.buat suamimu nyaman dirumah,lakukan kewajiban kamu sebagai seorang istri.Jadilah istri dan sahabat baginya.kamu mengerti kan sayang,mama yakin Revan bisa menjaga kamu dengan baik."lanjut mama ira menasehati dini.
Dini sudah terisak didalam pelukan papanya,dia bahagia dan sedih disaat bersamaan.bahagia karena akan menikah dengan Revan dan bersedih karena waktu kebersamaan dengan keluarganya akan berkurang.
"Yaa...Dini janji akan berusaha menjadi istri yang baik untuk mas Revan."ucap dini terbata.
Kedua orang tua Dini pun tersenyum bahagia,tak disangka anak yang selama ini ditimang dan dimanja sekarang sudah dewasa.
Setelah berbicara dengan kedua orangtuanya,dini beranjak kembali ke kamarnya.tapi saat di tangga dini bertemu dengan abang tercintanya.
"Loh kok adek abang belum tidur?"tanya bang Dino."Apa terjadi sesuatu,mata dini kok bengkak?"tanyanya beruntun.
Mengulas senyum dini berkata,"ishh...abang ni,tadi dini habis di nasehati sama papa mama,disuruh jadi istri yang baik dan bla bla bla..."
"Apa yang dikatakan sama mama dan papa itu bener kok.entah kenapa abang percaya sama Revan,abang yakin dia bisa menjadi suami yang baik untuk kamu nanti.abang udah lama mengenalnya,jadi abang tau gimana sifatnya.di balik kekakuannya,Revan akan menjadi orang yang sangat hangat terutama pada keluarganya apalagi sekarang akan jadi suami kamu pasti dia akan menjaga kamu dengan baik."jelas bang Dino sambil mengacak rambut dini sayang.
"Sekarang lebih baik kamu tidur,besok akan menjadi hari yang panjang untuk kamu."lanjut bang Dino mengecup kening dini sebelum berlalu ke kamarnya.
Saat membuka pintu kamarnya,matanya langsung melihat pemandangan yang menggelikan.sahabatnya tidur dengan berbagai macam gaya yang tak sedap dipandang.
Yaa malam ini ana,dira dan rosa menginap di rumah dini.mereka ingin menghabiskan banyak waktu bersama dini sebelum menjadi istri orang.tapi belum sampai jam sepuluh malam,mereka sudah tepar duluan,makanya tadi dini turun kebawah duduk bersama orang tuanya,karena ditinggal tidur sahabatnya.
Dini duduk disisi tempat tidurnya memandang satu persatu wajah sahabatnya yang telah menjadi tempatnya bercerita dan selalu ada disaat dia senang dan sedih.
"Gue sayang banget sama kalian semua"bisiknya lirih.
Membaringkan tubuhnya di ranjang,dini memikirkan Revan,sedang apa dia disana.Dini sangat merindukan lelaki itu.sudah seminggu selama dipingit dini tak melihat wajah ataupun mendengar suaranya.Tak lama dini pun tertidur lelap menyambut hari esok.
Revan juga memikirkan hal yang sama.dia sangat merindukan dini,gadis yang saat digoda selalu menunduk malu dengan rona merah di pipinya.suaranya yang manja selalu membuat Revan gemas.membayangkan itu Revan sampai tersenyum sendiri.Tak lama kegelapan malam menyelimutinya,dia pun tertidur lelap menyusul dini dalam mimpinya.
Sorry ya gak sesuai janji rencananya part ini mau kasih weddingnya tapi gak jadi.
Weddingnya di ganti part berikutnya yaa!!!
Jangan lupa pencet bintang dan comment yang membangun!!!
Trims :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband,my Teachers (End)
Teen Fiction(Cover di ambil di pinterest) "dijodohin ma,tp aku kan masih sekolah ma,masa aku nikah sekarang seh,belum lagi kuliah".Dini berusaha untuk menolak rencana perjodohan ini. "ini sudah menjadi keputusan mama dan papa,dan gak bisa d ganggu gugat".kekeh...