Maaf typo bertebaran!!!
Happy reading:-)
Saat ini semua penghuni rumah dini sedang menikmati sarapan termasuk revan.dini sendiri sedang melayani Revan,menaru nasi goreng di piringnya.tadi pagi-pagi sekali dini meminta maaf pada Revan karena sudah keterlaluan menyuruh Revan tidur di kamar tamu.dan sang suami pun selalu memaafkan.
" Mas hari ini ada rencana kemana?"dini bertanya sambil sesekali memakan nasinya.
"Mas mau ke kantor aja,mungkin sore udah pulang.kenapa,apa kamu menginginkan sesuatu?"Revan balas bertanya,karena melihat gelagat istrinya seperti menginginkan sesuatu.
"Kalau nanti siang aku ke kantor kamu boleh gak?"tanya dini lagi dengan wajah penuh harap.
"Boleh, nanti mas jemput jam..."
"Jangan!!!"serobot dini sebelum Revan menyelesaikan kalimatnya.
"Biar dini pergi sendiri aja,nanti sekalian aku bawain makan siang."ucap dini dengan penuh semangat.Mendengar dini akan membawakan makan siang membuat Revan tersenyum masam,dia melihat ke arah mertuanya bermaksud memberitahukan melalui matanya untuk mendampingi dini memasak nanti.dan dengan wajah tersenyum tak enak mertuanya mengiyakan maksud Revan.
Mama Ira sendiri menatap Revan kasian, selama dini mengandung entah seberapa stok kesabaran menantunya habis di keluarkan untuk menghadapi putrinya itu.revan juga pernah menceritakan rasa masakan dini yang seperti air laut,walau terpaksa Revan tetap memakannya.Revan tak ingin membuat istrinya kecewa."Gimana mas, boleh kan dini bawain makan siang ke kantor?"tanya dini lagi.
"Ah yaa..boleh kok.tapi tetap gak boleh pergi sendiri!!!"ujar Revan tegas.
"Tapi dini pengen pergi sendiri!!"ucap Dini kekeh.
"Di antar bang Dino aja ya."mama mencoba membujuk dini.
Dino yang mendengar namanya disebut langsung menolak soalnya dia sedang sibuk hari ini.
"Dino gak bisa ma, hari ini ada meeting dengan klien dari Jepang.""Tuh kan bang Dino juga gak bisa,biar dini sendiri aja."
"Tetap gak boleh,nanti kalau ada apa-apa sama kamu di jalan gimana, jangan buat mas gak tenang dikantor sayang."
Papa yang sedari tadi cuma mendengar perdebatan anak dan menantunya pun angkat bicara.
"Biar dini sama papa aja.hari ini papa ke kantor agak siang.nanti biar papa antar sekalian papa ke kantor."usulan papa langsung di terima Revan.
"Tapi pa..."dini mencoba membantah namun Revan berucap tegas."Sama papa,atau gak sama sekali!!"dini yang mendengar ucapan tegas suaminya pun hanya bisa mengangguk pasrah.
"Makasih ya pa sebelumnya.kalau gitu Revan berangkat duluan."pamit Revan,soalnya Revan harus pulang ke apartemen dulu untuk mengganti pakaiannya semalam dengan pakaian kantor.
Dini sekarang sedang bersiap menuju kantor suaminya.makan siangnya sudah di masukan ke dalam rantang tupperware.tak lupa dini membuatkan jus jeruk untuk Revan.
Dalam perjalanan papa menasehati dini untuk tak sering merepotkan Revan. Papa Alvaro sendiri sering merasa tak enak hati mendengar cerita dari sang istri kalau putrinya selalu merepotkan menantunya dengan ngidam yang sering tak masuk akal.
Dini telah sampai di perusahaan suaminya, sekarang dia sedang menunggu lift untuk naik ke lantai atas ruang suaminya.dini bisa dengan mudah masuk ke kantor Revan karena sebagian besar dari mereka hadir pada resepsi pernikahannya.banyak karyawan yang menyapa,dan juga menatap kagum istri bosnya itu dan dini pun tak jarang menjawab sapaan dan tatapan karyawan suaminya dengan tersenyum manis.
Walaupun agak susah berjalan karena membawa perutnya yang sudah membucit besar,dini tetap semangat untuk makan siang bersama suaminya.
Beda lagi dengan Revan yang sedang risih dengan sekretarisnya.sejak tadi viona memandanginya dengan penuh rasa kagum.revan mencoba mengabaikan tapi tak bisa,karena sekarang viona sedang menjelaskan tentang penambahan dana untuk resort di Bali yang hampir rampung seluruhnya.
Dengan terpaksa dia mendengar penjelasan viona walaupun hawa di ruangannya terasa panas karena pakaian wanita itu yang sangat terbuka, bagaimana tidak hampir sebagian dadanya terlihat dari atas kemeja kerjanya.dan sekarang dia ada di sampingnya,sambil menunduk menjelaskan.
Sebenarnya dia tak perlu was-was kalau di ruangannya ada orang lain tapi sekarang ini hanya tinggal mereka berdua.manager keuangan dan kepala staf sudah berlalu keluar karena ada keperluan mendadak.dia berharap tak ada yang akan salah paham kalau melihat mereka sedekat ini.Saat sedang fokus mendengar penjelasan viona,pintu ruangannya terbuka.dengan refleks Revan dan viona mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu.disana terlihat dini dengan wajah terkejut melihat pemandangan di depannya.
Tadi saat keluar dari lift dini tak melihat sekretaris Revan di mejanya,jadi dini langsung saja masuk keruangan revan.dan terlihatlah pemandangan yang menurutnya tak pantas di lihat oleh orang lain.saat membuka pintu tadi dini terlihat sangat terkejut,tapi dengan cepat dia menormalkan wajahnya menjadi biasa saja.seakan tak berpengaruh dengan pemandangan itu,dini tetap masuk dan berjalan ke arah suaminya dengan rantang di tangannya.bukan dini tak percaya pada suaminya,tidak dia sangat percaya pada Revan tapi dia gak bisa percaya pada sekretaris suaminya itu.pasti dia sedang menggoda suaminya.
Revan sendiri pun sangat shock melihat kedatangan istrinya.bukan karena takut tertangkap basah karena dia tak melakukan apapun dengan viona, mereka hanya membahas tentang perkejaan saja.tapi Revan sangat takut kalau dini sampai salah paham melihat posisinya dengan viona sangat dekat.
"Hai mas,maaf mengganggu!!"sapa dini dengan menekankan kata terakhirnya.
Revan langsung bangkit dari duduknya hingga viona oleng karena tak sengaja tersenggol kursi putar Revan.
"Siapa bilang mas terganggu,malah mas senang kamu datang."Revan berjalan menghampiri istrinya."kamu masak apa sayang?"lanjut Revan saat sudah sampai di depan dini.dia menggiring dini menuju sofa dan membantunya duduk dan setelahnya Revan juga ikut duduk di samping istrinya.
"Tadi aku masak sayur asem sama ayam goreng.mas mau makan sekarang,atau nanti,"dini berbicara sambil melihat ke arah viona,seakan dia adalah pengganggu di ruangan ini.
Revan yang mengerti maksud istrinya itu pun menyuruh viona untuk keluar dari ruangannya.
"Viona untuk masalah keuangan tadi,nanti kamu bisa langsung menghubungi pak Ridwan, beliau yang bertanggung jawab tentang keuangan proyek ini."jelas Revan
"Baik pak, kalau begitu saya permisi dulu."Revan memilih tak menjawab pamit viona,dia lebih memilih mendengar ocehan dini saat memasak bersama mertuanya.
Melihat tak ada tanggapan dari Revan,viona keluar dengan perasaan kesal karena gagal menggoda bosnya itu.sebenarnya viona telah lama menyukai Revan tapi Revan tak pernah membalas perasaannya.padahal dia sengaja berpakaian agak terbuka untuk menggoda revan.tapi jangankan melihatnya,malirik pun Revan tak pernah.sepertinya Revan tipe pria yang setia,dari pada jadi perawan tua lebih baik dia berhenti berharap pada bos dinginnya itu dan beralih pada pria lain yang mungkin lebih menghargainya.besok dia akan mencoba move on,di mulai dari membenahi pakaian yang lebih sopan sebelum bos dinginnya itu memecatnya.
Jangan lupa pencet bintang dan coment yang membangun!!!
Trims:-)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband,my Teachers (End)
Novela Juvenil(Cover di ambil di pinterest) "dijodohin ma,tp aku kan masih sekolah ma,masa aku nikah sekarang seh,belum lagi kuliah".Dini berusaha untuk menolak rencana perjodohan ini. "ini sudah menjadi keputusan mama dan papa,dan gak bisa d ganggu gugat".kekeh...