30

3K 160 0
                                    

        Maaf,typo bertebaran!!!

           Happy reading ☺️

       Dini sedang lahap memakan cake coklatnya,dia sampai tak sadar sedari tadi Revan memperhatikannya.saat ingin mengambil tisu di atas lemari belakang tempat ia duduk sekarang,matanya langsung bersitubruk dengan mata revan.wajah dini nampak terkejut tapi dengan cepat dia menormalkan mimik wajahnya.

         Lain lagi dengan Revan, hatinya sekarang bimbang, antara ingin tertawa atau bersedih melihat tampilan Dini yang amburadul.sedih melihat wajah sembab dini tapi ingin tertawa melihat penampilannya yang lucu dengan coklat yang berselemak di antara hidung dan bibirnya.

    Masih dengan menahan senyum, Revan masih betah berdiam diri melihat dini yang sedang berusaha mengambil tisu di atas lemari.saat dini seakan ingin melompat, dengan cepat Revan berlari,menahan kedua bahu dini.

    "Biar mas yang ambil"Revan dengan mudah mengambil tisu dan langsung dirampas oleh dini.

      Dini tak menoleh,dia kembali duduk dan mulai membersihkan coklat yang menempel di wajahnya.

     "Maaf!!"hanya satu kata itu yang terucap di bibir Revan.tapi dini tak menghiraukan Revan,dia masih dengan telaten membersihkan wajahnya.

       Saat dini berdiri dari duduknya, Revan menahan dini dengan memegang salah satu tangannya.

       "Mas minta maaf..mas tau mas salah,gak seharusnya mas ngebentak kamu."ucap Revan dengan nada menyesal.

     Dini pun kembali duduk, entah kenapa mendengar permohonan maaf Revan membuat dia seakan menjadi orang jahat jika tak memaafkan.pasti ini karena hormon kehamilan yang membuatnya terlalu peka dan sensitif.

      Sepertinya bayi di perutnya tengah bersedih karena mendengar suara ayahnya sarat akan penyesalan.membelai lembut perutnya,dini mencoba menenangkan hatinya yang sedang gundah.

      "Mas mohon, maafkan mas..."ucap Revan lagi.

      Menghela nafas dini pun mengangguk saja sebagai jawabannya.dia masih belum sanggup untuk bersuara,bayang Revan membentak dan suara teriakan Revan masih menyayat hatinya.dini hanya bisa menundukkan wajahnya menatap lantai.

       Revan yang sejak tadi menunggu respon dini pun mulai tak sabar.dia menarik satu kursi dan duduk berhadapan dengan dini tanpa ada penghalang apapun.

      Mengangkat wajah dini dengan kedua tangannya dan mata mereka bertemu kembali."sayang, jangan diamkan mas,lebih baik kamu pukul mas saja.mas gak bisa kalo kamu diamkan seperti ini.lakukan apapun yang bisa membuat kamu puas dan bisa maafin mas"pinta Revan dengan wajah memelas.

       Melihat Revan seperti itu,dini tak kuasa untuk menahan lagi air matanya.luruh sudah pertahanan yang sejak tadi di buatnya.

     Memberanikan diri Revan mencoba untuk menenangkan dini dengan cara memeluknya,melihat tak ada penolakan dari dini membuat bibirnya naik keatas.dini tak menolaknya berarti dia telah dimaafkan.mungkin juga ini pengaruh baby dalam kandungan dini, karena biasanya sangat susah untuk mendapatkan maaf dari dini.

       Setelah kejadian yang menguras air mata tadi,dini dan Revan kembali berbaikan.sekarang dini telah tertidur di pelukan Revan.belaian tangan Revan di rambutnya, membuat tidur dini tambah nyenyak.beda dengan Revan yang belum bisa memejamkan matanya.dia masih asyik menikmati pemandangan wajah istri cantiknya itu.teringat besok dia harus kesekolah karena ujian semester muridnya, Revan bangkit dengan perlahan membereskan perlengkapannya untuk besok.

        Keesokan harinya tak seperti biasanya dini sedang berkutat di dapur.biasanya dia selalu menghabiskan paginya didalam kamar mandi.tapi tidak dengan hari ini,dini dengan semangat memasak sarapan di dapur.berbekal video di YouTube,dini memasak sop ayam dan perkedel kentang.

My Husband,my Teachers (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang