11

11 0 0
                                    

Adzana pov

aku berada di tengah-tengah acara penyambutan Irham dirumah Fadi.

aku sebenarnya malas ikut acara seperti ini, keramaian haha hihi, membuatku tidak nyaman.

setelah aku mengajari karate dasar pada adik kembar Fadi, Mami Fadi dengan sangat meminta aku untuk ikut bergabung, senyuman hangat Mami Fadi mengingatkanku pada Ibu, aku tidak kuasa untuk menolak.

untung saja hanya ada aku, Irham, Fadi dan Berlian, jadi tidak terlalu ramai.

walaupun hanya Fadi dan Berlian yang sedari tadi tidak berhenti membuat keramaian.

"lo inget kan? waktu kita ospek, pertama kali gue liat ayy, gue sampe mau pingsan" cerita Fadi tentang cinta pada pandangan pertamanya dengan Berlian.

"inget lah, gara-gara lo ngeliatin Lian berlebihan, tangan lo masuk ke ember cat" Irham merespon dengan ceritanya.

jujur saja aku tidak mengetahui cerita itu sama sekali, karena aku tidak pernah datang saat ospek.

jangan tanya aku dimana, saat itu tempat latihan karate juga sedang di renovasi, jadi aku hanya tidur dirumah dan main game sendiri.

tidak ada alasan lain, aku hanya malas datang ke acara ospek yang sudah pasti membosankan.

Fadi bercerita tentang perjuangan nya mendapatkan Berlian, dengan bantuan Irham yang satu tempat kerja dengan Berlian.

Fadi sering datang ke cafe itu dan akhirnya Berlian pun luluh, menerima cinta Fadi.

aku melihat sisi Irham yang berbeda, dia banyak tersenyum mendengar cerita-cerita konyol Fadi.

ternyata dia punya senyum yang manis, selama ini saat disekolah dia terkenal dingin dan cuek, meskipun aku tidak terlalu perduli, bahkan bertemu aja jarang karena aku suka bolos.

cuma tau dia ketua osis, wajahnya terpampang dimana-mana saat pemilihan, dan banyak cewek-cewek disekolah bergosip ria tentang dia.

"kalo first impression kalian gimana?" pertanyaan Fadi yang mengarah kepadaku dan Irham.

Berlian nampak menunggu jawaban kami dengan antusias.

"gue ketemu pertama kali dimana ya? lupa.. tapi yang jelas paling berkesan di ruangan bu Wati sih" ucapku jujur.

"pertama kali liat Adzana di toilet cowok, gue kaget banget!" ujar Irham yang membuatku tersentak.

kapan? kok aku ga tau? batinku.

"hahh?? seriuss? ngapain Adzana di toilet cowok?" tanya Berlian penasaran.

"dia lagi di hukum bu Wati, sebenernya jam kelas, jadi waktu itu gue lagi di toilet terus tiba-tiba dia masuk, dia ngelewatin gue yang lagi pipis, gila gue syok banget"

Fadi dan Berlian tertawa puas.

"sumpah, gue ga tau kalo itu lo" aku menjelaskan, yang sebenarnya aku tau tidak berguna.

"gila lo Zaa.. bayangin gimana psikologis Irham, lo liat dedek nya.. Hahahahahaha" Fadi kembali tertawa lebar yang membuatku tak bisa apa-apa.

"gue ga liat apa-apa sumpah!" aku kembali mengelak.

"lo liat atau ga liat, Irham tetep malu, Zaa" ucap Fadi masih sambil terkekeh.

"sorry Ham" ucapku penuh penyesalan pada Irham yang duduk disebelahku.

"it's ok" balas Irham dengan senyum dengan rasa malu.

.
.
.
.
.

ke esokan harinya dirumah Adzana
masih hari libur sekolah

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang