32

1 0 0
                                    

"ga kaya hubungan"

"maksud lo?"

"hubungan Fadi sama Berlian, ga se awet hujan"

"ya awetan hubungan mereka lah"

Irham tidak menjawab, menatap sekilas Adzana.

"meraka pacaran udah setahun lebih, musim hujan dateng paling cuma berapa bulan dalam setahun"

"terserah lo deh"

"bener kan?"

"iya, pinter lo sejak les sama gue"

"sialan! gue pinter dari dulu"

"pinter mukul orang?"

"lo nyari masalah sama gue ya? gue lagi ga mood berantem sama lo"

"siapa yang ngajak berantem?"

"menurut lo?"

"ga ada"

"kaya nya lo perlu belajar tentang kehidupan deh, ga tentang pelajaran doang"

Irham tersenyum kecil tidak perduli dengan ucapan Adzana.

.
.
.
.

Adzana turun dari motor ojek online, dia ke asrama sekolah untuk mengambil motor nya yang kemarin ditinggal saat hujan deras.

"Irham??? lo ngapain?" tanya Adzana saat melihat Irham yang duduk di tempat parkir, dekat dengan motor Adzana.

"nungguin lo" jawab Irham.

"idiihh ngapain lo nungguin gue?"

"lo mau ke Rumah sakit kan?"

"i..ya.."

"yaudah"

"hubungan nya ke Rumah sakit sama lo nungguin gue apa ya?"

"kita bareng"

Adzana menatap Irham tak percaya.

"boleh kan? gue bareng lo?"

"lo kenapa sih Ham?"

"kenapa? apa nya?"

"lo aneh banget"

"aneh gimana?"

"lo ngapain coba disini? nungguin gue lagi"

"ya karna gue tau lo bakal kesini"

"ya.. kenapa lo ga duluan aja ke Rumah sakit?"

"gue mau bareng lo"

"kenapa?"

"ya mau aja"

"nah, kan.. aneh lo.. kesurupan lo"

"sialan"

"lo emang ga kerja"

"kafe tutup, yang waktu itu direnov rusak gara-gara ujan kemaren ga berenti"

"tutup mulu perasaan"

"perasaan lo aja"

"ya emang"

"yaudah, boleh ga gue ikut?"

"kalo ga boleh?"

"kunci motor nya ga gue kasih"

"lo beneran kesurupan deh kaya nya Ham, ke dokter gih.."

"kesurupan kok ke dokter?"

"ya biar otak lo di operasi, kaya nya ada yang salah"

Irham tersenyum mendengar ucapan Adzana.

"gue ga ngelawak ya"

"udah cepetan.. keburu ujan"

"kok jadi lo yang nyuruh-nyuruh gue sih, kan ini motor gue?"

"tapi kunci nya sama gue"

Adzana menggelengkan kepala, tidak habis fikir dengan tingkah Irham yang aneh.

"buruan"

"kok lo pake helm gue?"

"lo pake ini?" Irham memberikan helm merah muda cantik pada Adzana.

"anjir.. ga mau!!" Adzana menolak.

"udah pake aja"

"ya lo aja yang pake, gue pake helm gue sendiri"

"oh tidak bisa! helm lo abis gue loundry jadi gue harus make duluan"

"hahh?? lo gila ya"

"nggak"

"ngapain lo loundry helm gue?"

"kan kemaren basah"

"bo'ong ya lo? kan kemaren lo sama gue sampe malem"

Irham melepas helm Adzana yang di pakai nya dan menyodorkan pada hidung Adzana. Adzana mundur sedikit refleks, tapi wangi helm nya tetap bisa tercium, wangi rambut Irham.

Irham memang semalam sehabis mengantar Adzana dia mengambil helm Adzana dan membawa nya ke tempat loundry helm.

"tapi gue ga mau pake helm pink!!"

"terus ga mau pake helm? di rajia tau rasa"

"ya kenapa harus pink sih?"

"itu aja gue pinjem sama pengurus asrama putri, kan lagi liburan jadi sepi asrama ga ada yang punya helm item"

Adzana kesal. Irham menatap nya sambil menyodorkan helm pink milik pengurus asrasa putri.

dengan kesal Adzana menerima dan memakai helm pink itu, Irham tersenyum memperhatikan Adzana.

mereka pun menaiki motor milik Adzana menuju Rumah sakit untuk menjenguk Berlian.

.
.
.
.
.

bersambung!!!

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang