15

3 0 0
                                    

"Adzana!!" panggil Ayah dari luar kamar Adzana.

"kenapa Yah?? Adzana capek banget seharian sekolah.." ucap Adzana membuka pintu kamar nya.

seharian ini Adzana jadi anak teladan yang datang dan pulang sekolah tepat waktu.

"halah.. semua anak sekolah juga sekolah tapi ga capek kaya kamu tuh"

"siapa?? mana??"

"Irham! itu!"

Ayah Adzana menunjuk Irham yang berdiri dibelakang Ayah Adzana.

ngapain dia disini? sialan! sekuat tenaga di hindari malah dateng! batin Adzana.

"ngapain lo?" tanya Adzana pada Irham.

"Ayah nyuruh Irham buat jadi guru privat kamu"

"ga!! ga bisa!!"

"kenapa ga bisa? kamu janji kan mau nurut sama Ayah?"

"bukan gitu Yah.. Irham yang ga bisa! iya kan Ham?! lo kan harus kerja di kafe!"

"Ayah cuma minta 3hari selama seminggu, dan Irham setuju"

"lo ga kerja di Kafe?"

"kerja.. di kafe 4hari seminggu" jawab Irham datar.

"lo capek dong pasti! ya kan!! kalo libur lo harus nya istirahat dong!!"

"Adzana!! Irham cuma ngajarin kamu 2jam, ga bakal capek!! iya kan Ham?"

Irham mengangguk membenarkan ucapan Ayah Adzana.

sialan Irham!! Adzana mengutuk Irham.

.
.
.

Adzana dan Irham sudah berada di ruang belajar sekaligus perpustakaan di Rumah Adzana.

Adzana menatap kesal Irham, Irham yang tampak biasa saja mengeluarkan buku dari tas nya.

"lo mau belajar apa dulu?" tanya Irham.

Adzana diam saja, sejujur nya dia tidak mengerti mana yang belum dia mengerti atau pelajaran apa yang kurang dia mengerti.

Irham membuang nafas frustasi, Irham duduk salah satu di kursi yang ada diruangan itu, kursi mengelilingi meja kotak lengkap dengan camilan buah, jus jeruk dan susu hangat. "yaudah.. kita mulai dari yang gampang.. matematika! duduk jangan diem aja"

"dasar orang gila, matematika di bilang gampang" batin Adzana.

dengan kesal Adzana duduk di hadapan Irham, Adzana mengambil gelas berisi jus jeruk dan meminum nya, mencoba meredam amarah dalam diri nya.

"coba lo cari, di kelas lo materi nya udah sampe mana?" Irham memberi buku cetak matematika nya pada Adzana.

Adzana menatap bingung buku Irham, dia juga tidak tau mana yang sudah di pelajari dan mana yang belum.

"lo di sekolah ngapain sih? kan ada jam-jam yang lo ga bolos"

"ada! tapi gue tidur"

"pantes"

Adzana tidak memperdulikan ejekan Irham, dia hanya terus meminum jus jeruk.

"gue kasih soal yang gampang banget, lo kerjain ya.. biar gue tau kemampuan lo sampe mana" Irham mulai menulis beberapa soal matematika yang menurut dia mudah.

"Ham,. lo jujur aja deh, lo sebener nya ngapain sih?!"

"gue kerja"

"kerja kan bisa di tempat lain, kenapa harus nge-les gue?"

"kerjaan nya gampang, gaji nya gede, siapa yang ga mau?!"

"mending lo sekarang bilang sama bokap gue kalo lo ga bisa ngajarin gue"

"kenapa?"

"ya gue ga mau!"

"ga mau kenapa?"

"ya ga mau aja!"

Irham berbicara tanpa menatap Adzana, padahal Adzana emosi nya sudah mendidih sedari tadi.

"Ham!! lo dengerin gue ga sih!!"

"denger"

"terus?"

"lo kenapa sih, Za? lo ngindarin gue ya akhir-akhir ini?"

"idiihh!! ke-pe-de-an banget lo!!"

"tiap liat gue lo langsung pergi"

"ya emang gue pengen pergi!"

"bener?"

"bener lah!!"

"yaudah, berati kita ga ada masalah dong"

"menurut lo?!!"

"ga ada,. jadi yaudah karena kita ga ada masalah, lo harus nya gapapa dong gue ajarin"

"gue ga butuh!"

"lo butuh sih, butuh banget!"

"lo ngatain gue ya?!"

"lebih ke fakta"

"sialan!!"

"udah buruan kerjain niihh!!!"

Irham memberikan buku yang berisi soal matematika buatan nya.

Adzana memandangi soal-soal itu dengan bingung, dia sama sekali tidak mengerti.

Irham menjelaskan pelan-pelan satu persatu.

.
.
.

drrrtt!! drrrtt!!!

ponsel Adzana bergetar saat Irham menjelaskan soal pada Adzana.

"angkat aja, siapa tau penting"

Adzana berfikir sebentar dan mengangkat panggilan itu, dia berfikir panggilan itu bisa membuatkan keluar dari kepusingan ini.

"hallo" ucap Adzana mengangkat panggilan sambil berjalan menjauh dari Irham.

"akhir nya.. lo angkat telfon gue"

"ini siapa ya?"

"gue Gean yang waktu itu lempar bola kena tangan lo"

"oohh.. kenapa?"

"gapapa, gue cuma mau ngobrol sama lo"

"gue ga pengen"

"jangan gitu dong"

"sori, gue sibuk!"

Adzana mematikan panggilan itu dan keluar dari ruang belajar.

.
.
.
.

bersambung!!!

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang