"Hahh?? Adzana pingsan?" Fadi tidak sabar mendengar cerita pacar nya itu.
wajah Irham juga nampak khawatir namun dia tidak bergeming.
"egakk!! Adzana kena bola tapi gapapa aneh nya.. padahal keras loh, terus Kak Gean minta maaf terus Adzana pergi terus Kaka Gean minta nomer Adzana sama aku"
"kamu kasih?"
"ya gimana Kak Gean maksa aku ga boleh pergi sebelum ngasih nomer Adzana, kan aku laper!"
"yaudah-yaudah makan dulu.. bentar lagi mau masuk.. kamu mau pesen apa?"
"bakso aja deh 1"
"oke aku pesenin dulu"
Irham beranjak dari duduk nya, dia berada di sana berharap bisa melihat Adzana. sejak malam penyambutan Irham di rumah Fadi, Irham tidak melihat Adzana lagi.
sebelum nya karena Adzana sedang di jogja, tapi sudah cukup lama sejak dia pulang. dirumah nya pun tampak sepi-sepi saja.
"Ham.. mau kemana lo?" tanya Fadi.
"kelas" ucap Irham singkat lalu pergi.
.
.
.
.Adzana sedang berbaring sambil memainkan ponsel nya.
"Adzana!" Ayah tiba-tiba masuk ke kamar nya.
"Yah.. tumben udah pulang?"
"kamu bolos lagi?"
Adzana tidak perduli, tetap memain kan ponsel nya.
"kalo kamu masih kaya gini terus Ayah akan sita handphone dan motor kamu! biar kamu ke sekolah di anter mang Asep!!"
"apa sih Yah...!!"
"Ayah di telfon bu Wati kamu sering bolos lagi akhir-akhir ini!!"
Adzana memutar bola mata nya, dia berjanji akan membenci bu Wati seumur hidupnya.
Ayah Adzana merampas ponsel Adzana dari genggaman Adzana.
"Yahh!!"
"kamu nurut ga?!"
Adzana membuang nafas jengkel "iyaaaa..."
"mulai besok kamu sekolah dianter mang Asep!!"
"kan Adzana udah bilang iyaa.."
"Ayah ga mau tau!! ini udah mau ujian kenaikan kelas Adzana!"
"ya terus kenapa?"
"kamu mau ga naik kelas?"
"yaudah sih kalo ga naik mau gimana?"
"kamu mau sekelas sama adek kelas mu yang sekarang? mau? ga malu?"
Adzana terdiam, sebenar nya di benak nya ada rasa takut tidak naik kelas, tapi ego nya untuk bolos sekolah selalu lebih keras.
"yaudah.. Adzana mau di anter mang Asep.. tapi HP Adzana jangan diambil ya Yah...."
"tapi kamu janji mau rajin sekolah dan rajin belajar!!"
Adzana mengangguk.
"yaudah.. nih.." Ayah Adzana memberikan ponsel Adzana.
"thanks Yah.."
Ayah Adzana memeluk Adzana, Adzana yang tidak siap hanya terdiam.
"Awww!!" Adzana menjerit saat lengan nya di tekat terlalu keras oleh Ayah nya.
"kenapa?"
"tangan Adzana tadi kena bola basket Yah.."
"kok bisa?? kamu main basket?"
"egaak.. ada yang main terus bola nya kelempar kena Adzana"
"ke Rumah sakit ya? kita priksa"
"gausah Yah.. gapapa kok"
"bener??"
Adzana mengangguk. Ayah nya kembali memeluk Adzana, kali ini dengan lembut.
"Ayah cuma pengen yang terbaik buat Adzana, nurut Ayah ya, Nak"
Adzana hanya mengangguk, dia menyadari semua yang dilakukan nya selama ini telah membuat Ayah nya sedih dan khawatir.
.
.
.Adzana baru saja selesai mandi dan akan bersiap tidur. tiba-tiba ponsel nya berbunyi.
+62 8xxx :
"haii.. Adzana ya?"Adzana hanya melihat chat itu tapi tidak membalas. dia sudah terbiasa dengan orang-orang seperti ini, cara nya selama ini yah mengabaikan saja, nanti juga lelah sendiri.
sebelum tidur Adzana melakukan ritwal nya menonton video gerakan karate.
saat menonton video nomor yang menge-chat Adzana tadi terus menelfon, Adzana mengabaikan tapi nomor itu terus menelfon, Adzana sangat jengkel.
akhir nya Adzana menjawab panggilan itu.
"akhir nya.. lo angkat juga" ucap seseorang dari sebrang telfon.
"siapa!!"
"gue Gean.. Argean"
"ga kenal!"
"ya maka nya kenalan"
"ga minat!"
"dulu waktu Ospek lo satu-satu nya ga pernah dateng.. jadi.."
Adzana mematikan sambungan telfon itu, tanpa perduli orang yang bernama Gean itu belum selesai bicara.
Adzana langsung mematikan ponsel nya. dan tidur.
sementara Gean sedang tersenyum-senyum menatap ponsel nya. dia sedang memandangi foto Adzana yang ada di instagram Adzana.
Gean sangat tertarik dengan Adzana.
.
.
.
.bersambung!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Savage
Romancekisah cinta fresh ala anak remaja menuju dewasa. Adzana, gadis bebas ahli karate. kebiasaannya yang bebas sulit membuatnya terkekang dengan peraturan, meskipun itu adalah peraturan sekolah, bukan hal mudah baginya untuk mentaati peraturan. dia sudah...