Adzana pasrah di gandeng Berlian untuk melihat pertandingan basket sekolah nya, sebelum nya Adzana dengan sangat menolak tapi Berlian dengan segala ocehan nya di tambah si kompor Fadi yang terus memohon, Fadi tidak bisa menemani Berlian karena harus ke luar kota bersama keluarga nya.
Adzana dan Berlian duduk di kursi penonton dan berbaur dengan penonton yang lain.
"liat tuh nury" ucap Berlian menunjuk seorang gadis yang sedang menampilkan cheerleader bersama teman-teman nya.
Adzana hanya menatap malas tanpa respon.
"waah kak Gean.."
"kak Gean cakep banget"
"kak Geaan"
ucap ciwik-ciwik yg ada di kursi penonton."Zaa! liat ada kak Gean!" ucap Berlian tak kalah histeris.
Adzana menyapu pandangan melihat para cowok dengan pakaian basket berbaris rapi, dan menemuan Gean diantara mereka, cowok dengan postur tinggi dan murah senyum.
tbtb saja saat Adzana memandang Gean tatapan mereka bertemu, Gean mengedipkan mata pada Adzana, Adzana mengerutkan kening risih dengan sikap Gean barusan.
"Zaa! mukaa lo!" teriak Berlian lagi-lagi histeris.
"apasih?!"
"muka lo ada di layar!!"
Adzana refleks melihat layar besar yang menyorot ke penonton memperlihatkan wajah zoom Adzana.
"ADZANAA!!!" teriak Gean sambil melambai pada Adzana, yang membuat seisi ruangan menatap Adzana.
Adzana sangat malu dan beranjak pergi, tidak menghiraukan teriakan Berlian.
Adzana terus menyusuri tempat yang sangat padat manusia itu tanpa memperdulikan apapun.
tiba-tiba tangan Adzana ada yang menarik, aneh nya dia mengikuti orang itu tanpa menolak, berjalan sambil menatap punggung bidang orang itu, melewati banyak orang.
.
.
.
."Thanks ya Ham.." ucap Adzana saat dia sudah berada di tempat yang di rasa aman.
"sama2"
"kok lo bisa ada disini?"
"Pak Agung nyuruh gue bawa barang anak basket ada yang ketinggalan di sekolah"
Pak Agung adalah guru olahraga sekaligus pelatih basket di sekolah, pertandingan basket di adakan di sekolah lawan.
"oh gitu, terus lo mau balik?"
"iya"
dengan canggung Irham melangkah pergi tanpa melihat Adzana sama sekali.
"Zaa!!" teriak Berlian.
Adzana yg memperhatikan langkah Irham pergi pun sontak mengalihkan pandangan ke Berlian.
"tadi Irham?" tanya Berlian excited sambil ngos-ngosan karena berlari.
Adzana menjawab dengan anggukan.
"terus kemana tuh anak?"
"pulang"
"lahh"
"kenapa?"
"mencurigakan! ngapain dia kesini cuma mau narik lu keluar doang gitu?"
"bukan, tadi emang dia ada perlu sama Pak Agung"
"perlu apa?"
"kepo banget sih lo, dah ah gue mau pulang!"
"Zaaa!! tunggu! pertandingan nya belum selesai"
"bodoamat!" Adzana tetap melanjutkan langkah nya untuk pergi.
Berlian berlari mengejar Adzana. "tungguin gue!!"
Adzana tidak menjawab.
.
.
.
.
.Adzana duduk termenung di meja makan sambil mengaduk-aduk sup nya yang mulai dingin.
"Zaa.."
"Adzanaa.."
"ADZANAA!!"
sampai panggilan Ayah-nya pun diabaikan nya."ehh!! iya Yah?? kenapa??"
"kamu kenapa ngelamun?"
"egk kok"
"di makan makanan nya"
"iya.."
"kamu ga pengen liburan Zaa?? sama Ayah??"
"hah?? kemana?"
"yaa kemana aja, korea? sidney? jepang?"
"males ahh, lagian minggu depan mau ada study tour ke Bandung 3hari"
"kok kamu baru bilang?"
"lagian surat persetujuan nya juga belum di kasih"
"yaudah, kamu ikut yaa, bisa nambah wawasan kamu nanti"
"iyaa"
.
.
.
."njirr.. biaya study tour nya gratis!!" ucap Bobi tiba-tiba duduk di meja kantin yang berisi Fadi-Irham-Berlian-dan Adzana.
"kok bisaa??"tanya Berlian penasaran.
"semua biayanya di tanggung bokap nya Adzana"
"hahh??!!" Adzana terkaget-kaget terheran-heran dengan apa yang dia dengar.
"Zaa?? lo ga tau?" tanya Berlian.
Adzana menggeleng "gue cuma bilang mau study tour Minggu depan, gw ga tau kalo bokap gw bakal se-excited ini"
"old money emang beda" Fadi berucap sambil menepuk pelan tangannya.
"gw gampar lu mau?" ucapan Adzana yg berhasil membuat Fadi terdiam.
Adzana langsung berdiri dari duduknya dan menjauh untuk menelfon Ayahnya.
"Yahh!!" teriak Adzana saat telfonnya tersambung.
"Adzana! apasih teriak-teriak?!"
"Ayah ngapain sih ikut-ikutan masalah study tour Adzana!!"
"kenapa?? Ayah kan cuma mau bantu, Ayah juga seneng sekarang kamu udah mulai rajin sekolah nya"
"Adzana kan jadi ga enak sama temen-temen dikira pamer!!"
"masa sih? Ayah kan cuma mau bantuin aja sayang"
"ini terakhir Ayah ikut campur yaa, Ayah ga boleh seenaknya kaya gini lagi!"
"oke-okee.. Ayah minta maaf"
Adzana mematikan sambungan telfon nya dan hendak kembali ke mejanya di kanti tadi, tapi langkahnya terhenti saat mendengar samar obrolan Fadi-Irham dan Berlian.
.
.
.
.
.
.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Savage
Romancekisah cinta fresh ala anak remaja menuju dewasa. Adzana, gadis bebas ahli karate. kebiasaannya yang bebas sulit membuatnya terkekang dengan peraturan, meskipun itu adalah peraturan sekolah, bukan hal mudah baginya untuk mentaati peraturan. dia sudah...