Adzana berjalan menuju rumah Fadi, dia berjalan menaiki tangga rumah atap yang di tinggali Irham sudah agak lama.
dengan tenang Adzana menaiki tangga.
langkah nya terhenti saat melihat Irham sedang duduk berdampingan dengan Shena. Irham dan Shena duduk menghadap tangga, mereka langsung tau saat Adzana datang.
"sorry! gue ga tau lo ada tamu" ucap Adzana langsung kembali menuruni tangga.
Irham berjalan cepat mengikuti Adzana.
"Za! tunggu!" ucap Irham.
Adzana menghentikan langkah nya.
"lo kenapa pergi?" tanya Irham saat sudah berada di dekat Adzana.
"lo lagi ada tamu"
"ya terus? kan bisa ngobrol bareng"
"ga usah, gue balik aja"
"lo kenapa sih?"
"kenapa apa nya?"
"ya, lo aneh aja"
"yang aneh tu lo! ngapain lo kesini?! tamu lo, lo tinggalin"
"udah ayok ke atas, kata nya mau tau cerita Berlian"
"udah ga berminat"
"jangan gitu dong, lo kan temen nya"
"ya ga perlu tau masalah nya masih bisa jadi temen nya kok"
"beneran ga mau tau?"
"hmm"
"tapi gue mau ngasi tau lo"
"lo kenapa jadi ribet banget deh, Ham.. heran gue"
"hay Adzana.." sapaan riang Shena menghampiri Adzana dan Irham yang sedang berdiri di dekat tangga paling bawah.
"hay" jawab Adzana datar.
"gue balik dulu ya, Ham.. oya jangan lupa lo bilang Mama titipan nya udah lo trima" kali ini ucapan Shena di tujukan pada Irham.
Irham mengangguk mengerti.
Adzana semakin tidak suka melihat kedekatan mereka, apa lagi sampai Mama Shena yang begitu perhatian pada Irham.
tapi kenapa Adzana tidak suka, Adzana tidak berhak marah karena hal itu.
sadar Adzana!!! Adzana berusaha menyadarkan diri nya sendiri, yang mulai hanyut dalam perasaan suka nya pada Irham. entah lah itu nama nya suka atau apa, Adzana belum pernah merasakan rasa suka atau cinta sebelum nya, dia tidak begitu yakin dengan perasaan aneh nya ini.
"Ham.. gue lupa handphone gue ketinggalan, boleh minta tolong ambilin?" tanya Shena memohon pada Irham.
Irham tanpa menjawab berjalan menuju rumah atap.
Adzana yang jengkel melihat itu semua berniat pergi, baru satu langkah dia berjalan Shena memegang tangan Adzana dengan kedua tangan nya.
"Zaa.. mau kemana??" tanya Shena bingung.
"balik" lagi-lagi jawaban datar yang keluar dari bibir Adzana.
"eh kok balik, jangan dulu.. gue mau nanya dulu"
Adzana memperhatikan aneh tingkah Shena.
"gue mau nanya, Kak Trian kok ga pernah keliatan kemana ya??"
"Kak Trian??"
"iya"
"kenapa emang nya?!"
"gue penasaran aja"
"kenapa penasaran?!"
"gue pengen tau"
"kenapa lo pengen tau?!"
"gue suka sama dia"
"hah??!"
"iya"
"suka sama siapa?"
"sama Kak Trian"
"hahh?!"
"apa sih, Za?"
"lo suka sama Kak Trian?!"
"iya,.."
"bukan nya lo punya pacar?"
"siapa pacar gue??"
"Irham"
Shena tertawa mendengar ucapan Adzana.
"sssttt!!!" Irham datang menyuruh Shena berhenti tertawa.
"nih! dah sana!" ucap Irham sambil memberikan ponsel pada Shena."gue balik dulu ya.. oh ya Za.. besok ngobrol nya kita lanjut ya" Shena menerima ponsel dari Irham kemudian berlalu pergi.
"Irham! Adzana! tadi tante denger ada yang ketawa, tante kira hantu" ucap Mami Fadi keluar dari rumah nya.
"maaf tante, tadi temen Irham yang ketawa, tapi dia udah pulang kok" Irham merasa bersalah.
"eh gapapa, tante cuma takut aja, Adzana mau ketempat Irham?" tanya Mami Fadi kepada Adzana.
"iya tante" malah Irham yang menjawab.
"oh yaudah.. tante masuk dulu ya"
"iya tante" lagi-lagi Irham yang menjawab.
Adzana menatap Irham kesal.
tanpa rasa bersalah Irham malah memberikan kode untuk Adzana kerumah nya.
Adzana yang sudah kepalang tanggung disini pun memutuskan untuk ke rumah Irham. karena dia juga butuh tau masalah tentang Berlian dan Fadi.
.
.
.
.
.bersambung!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Savage
Romancekisah cinta fresh ala anak remaja menuju dewasa. Adzana, gadis bebas ahli karate. kebiasaannya yang bebas sulit membuatnya terkekang dengan peraturan, meskipun itu adalah peraturan sekolah, bukan hal mudah baginya untuk mentaati peraturan. dia sudah...