30

1 0 0
                                    

hujan tak kunjung reda.

Irham memanggil Fadi untuk mengantar Berlian dan Adzana pulang.

Adzana awal nya menolak karena ingin pulang sendiri dengan motor nya, tapi Irham melarang, karena hujan cukup deras.

Irham juga sudah menyuruh adik tingkat nya untuk membawa motor Adzana ke asrama.

"gue pulang sendiri aja" ucap Berlian yang juga menolak di antar oleh Fadi.

"naik apa?" tanya Irham.

"naik taksi online" jawab Berlian.

"udah.. sama Fadi aja, gue mau balik ke kafe ini" Irham sedikit kesal karena para wanita sangat sulit di atur.

Berlian menggeleng.

Irham memberi kode Adzana untuk membujuk Berlian.

"lo udah basah kuyup gini, Li.. taksi online juga pasti lama nunggu nya, lo bisa sakit" bujuk Adzana.

"gue gapapa kok" Berlian kekeuh.

"lo menggigil Li! udah ga usah kebanyakan omong" giliran Fadi bersuara.

Adzana mengkode Belian untuk mau.

karena tubuh Berlian juga terasa sangat dingin akhirnya dia setuju.

"lo sekalian ikut Ham, biar gue anter lo dulu" ucap Fadi.

"ga usah, lo anter Berlian dulu aja, kasian dia kedinginan" Irham tidak tega melihat Berlian menggigil.

"iya Ham, lagian kafe juga deket kok dari sini, gue gapapa"

"yaudah, yaudah ayok buruan! gue yang nyetir" Irham pun setuju demi menghemat waktu.

dengan buru-buru mereka masuk ke dalam mobil.  Irham yang mengendarai, disebelah nya Fadi. Adzana dan Berlian duduk di kursi belakang.

ponsel Irham tiba-tiba berbunyi saat mobil baru saja melaju menuju kafe.

"hallo Shen.." ucap Irham saat menerima panggilan.

"oh.. oke"

"hmm"

setelah mengucapkan beberapa kata, Irham menutup panggilan, dan menaruh ponsel nya di dashboard mobil Fadi.

"kenapa Ham?" tanya Fadi penasaran.

"kafe tutup, gue disuruh langsung balik.. jadi sekarang kita anter Berlian dulu" jelas Irham.

"guys!! Berlian kaya nya pingsan deh, gue tepokin ga bangun, badan nya panas banget!" ucap Adzana panik.

Fadi langsung membalik kan tubuh nya untuk melihat Berlian, dia memegang tangan Berlian, panas.

"Ham!! ke Rumah sakit!!" ucap Fadi penuh tekanan.

Irham yang sedari tadi berusaha fokus melihat jalanan yang ditutupi deras nya air hujan pun mengangguk, dan berusaha melaju cepat tapi aman.

.
.
.
.

"Ham, kalo lo mau bawa Adzana balik duluan gapapa, biar gue aja yang nemenin Berlian" ucap Fadi pada Irham saat keluar dari UGD.

Fadi tadi yang ikut masuk ke dalam UGD dengan Berlian, karena 1 pasien hanya boleh dijaga 1 orang di UGD.

jadi Irham dan Adzana menunggu di ruang tunggu depan UGD. sampai Adzana ketiduran, Irham melepas jaket nya untuk menyelimuti Adzana, meskipun Adzana sudah memakai jaket kulit tapi suhu di Rumah sakit terasa sangat dingin, terlebih di luar masih hujan.

"mending lo cari baju ganti dulu deh, biar gue yang jaga Berlian" Irham ingin beranjak tapi di cegah Fadi.

"kata dokter biar Berlian istirahat sendiri dulu, gue keluar dulu ya cari baju ganti, lo disini aja temenin Adzana, kasian capek kaya nya dia"

Irham mengangguk.

saat Fadi pergi Irham menatap wajah teduh Adzana yang sedang terlelap, wajah yang cantik dan manis, membuat siapa saja betah menatap wajah itu lama-lama.

tanpa sadar Irham terhanyut pada wajah cantik Adzana.

drrrtt!! drrttt!! drrrtt!!

ponsel disaku jaket Adzana bergetar, membuat tidur Adzana terganggu, tanpa membuka mata Adzana dengan cepar merogoh saku jaket nya, membuat jaket Irham yang menyelimuti tubuh depan Adzana terjatuh.

Adzana membuka mata nya, melihat jaket Irham yang jatuh dan mengambil nya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan nya bersiap mengangkat panggilan Ayah nya di ponsel.

"hallo Ayah.." ucap Adzana mengangkat panggilan dan meletakan ponsel di telinga nya.

"Za.. dimana???" tanya Ayah khawatir.

"Adzana di Rumah sakit Yah.."

"hahh?? kamu kenapa?!"

"enggak, bukan Adzana.. temen Adzana yang sakit, ini lagi nemenin dulu Yah.. bentar lagi pulang"

"yaudah.. kamu sama siapa? udah malem loh, bahaya naik motor sendiri, mana masih hujan deres"

"Adzana naik mobil Fadi Yah.. motor Adzana ditinggal di asrama sekolah"

"kok bisa sama Fadi?"

"iya.. sama Irham juga.. yang sakit Berlian Yah.."

"oohh.. yaudah, kalo ada apa-apa kabarin Ayah ya"

"iya Yah"

"hati-hati sayang"

"pasti"

"bye"

"bye Yah."

.
.
.
.
.

bersambung!!!

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang