23

1 0 0
                                    

Adzana sedang duduk di teras rumah nya, samar Adzana melihat Irham yang berjalan menuju rumah Fadi dari balik pagar rumah nya.

"Ham!!" panggil Adzana.

Irham sontak langsung berhenti berjalan.

Adzana langsung berjalan menuju pagar, membuka pagar dan menghampiri Irham.

"kenapa?" tanya Irham saat Adzana sudah di dekat nya.

"Fadi sama Berlian ada masalah ya??"

"kenapa emang nya?"

"kemaren Berlian meluk gue sambil nangis-nangis, gue tanya dia ga jawab.. Fadi juga muka nya galau ga kaya biasa nya"

"iya.. ada masalah"

"apa??"

Irham menatap Adzana yang biasa nya tidak pernah perduli dengan masalah orang lain.

"lo kenapa sih?!"

"aneh aja lo perduli"

"sialan!! lo kira gue sejahat itu sama temen"

"oh.. udah punya temen sekarang"

"lo ngeselin banget sih, Ham!!"

Adzana sangat kesal, dia sudah tidak perduli lagi dan akan pergi. tapi Irham menggenggam tangan Adzana.

"lo mau tau??"

"udah ga!!" Adzana melepas paksa genggaman Irham.

"seriuss ini.."

"apa sih?!"

"tapi gue laper, lo ikut gue aja, ntar gue jelasin sambil makan"

"ga usah!!"

"kan.. lo emang emosian deh orang nya"

"iya!! emang!! maka nya lo jangan cari masalah sama gue!! mau gue gampar lagi!!"

"sorry.. gue beneran nih mau cerita"

"jangan sekarang deh, gue mau pergi"

"kemana?"

"kenapa lo harus tau?!"

"gue nanya doang"

"ga perlu tau, ntar malem lo kerja?"

"kafe lagi renovasi, jadi tutup, gue libur"

"oke.. ntar malem gue ke tempat lo"

Irham menatap Adzana sambil mengerutkan kening.
"ngapain lo malem-malem ke tempat gue??"

"lo bener-bener minta gue gampar ya!!"

Adzana sudah mengangkat tangan nya ingin menampar Irham.

tapi Irham malah dengan lembut menurun kan tangan Adzana, sambil tertawa.

"iya maaf.. bercanda" ucap Irham.

"oh.. lo sekarang bisa bercanda? kirain lo kaku kaya kanebo kering"

"dasar lo!"

Tinnt!!

klakson mobil Mercedes benz berwana biru berhenti tepat di dekat Adzana dan Irham.

kaca mobil itu terbuka, menampak kan Gean yang sedang tersenyum.

"Zaa.. udah siap??" tanya Gean dari dalam mobil.

Irham dan Adzana saling menatap penuh arti.

"Ham.. apa kabar?" tanya Gean basa-basi.

"baik" jawab Irham datar, singkat, padat, dan sangat jelas.

"Ham, gue beneran mau tau masalah Berlian" ucap Adzana.

"iya.. ntar dateng aja, gue stay di rumah"

Adzana mengangguk dan beranjak pergi lalu masuk ke dalam mobil Gean.

lagi-lagi Irham hanya bisa menahan rasa tidak suka nya melihat Adzana bersama orang lain.

.
.
.
.

"lo cantik banget, Zaa.." ucap Gean saat mereka sudah sampai di bioskop.

Adzana memang selalu cantik, dengan atau tanpa riasan dia tampak manis dan cantik, wajah nya enak dilihat dan tidak membosan kan.

mereka sedang menunggu di ruang tunggu bioskop, film yang mau mereka tonton baru akan mulai 20menit lagi.

Adzana mau nonton dengan Gean juga karena saat itu tidak berhasil memasuk kan bola ke dalam ring sama sekali.

tapi tenang saja, ini sudah kali ke dua Adzana pergi dengan Gean, hanya tersisa 1 lagi.

Adzana diam tidak perduli dengan ucapan Gean tadi.

"lo suka sama Irham ya??"

pertanyaan aneh Gean membuat Adzana bingung.

"ya wajar sih.. banyak yang suka sama dia, dia ganteng, pinter, baik"

Adzana masih enggan membalas ucapan Gean, membiar kan Gean terus berbicara sendiri.

"bahkan gue putus juga gara-gara cewek gue lebih suka Irham daripada gue"

Adzana mulai tertarik, dia mengarahkan bola mata nya untuk menatap Gean.

Gean yang melihat Adzana mulai tertarik pun bercerita "jadi waktu itu gue sama pacar gue Risya, kita kelas 2, gue ketua osis waktu itu, Risya juga anggota osis, jadi kita sama-sama ospek anak baru, angkatan kalian waktu itu, tapi lo ga ada"

Adzana tau persis dia tidak mengikuti ospek, karena malas.

"waktu hari ke 2 ospek, Risya hampir tenggelam di danau belakang sekolah karna waktu itu anak ospek di suruh nyari bunga di pinggir danau, Risya nyontohin malah kepleset dan jatoh, dia ga bisa berenang, akhir nya Irham yang nolongin"

"emang lo kemana?"

"gue juga ga bisa berenang"

Adzana menatap aneh.

"sejak saat itu Risya jadi tertarik sama Irham dan selalu semua tentang Irham yang dia ceritain, gue jadi ngerasa ga di anggap"

"segitunya?"

"saat itu gue ngerasa gitu"

.
.
.
.

bersambung!!!

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang