Berlian duduk termenung di ruang persediaan Kafe yang sepi.
"heh!! ngapain lo ngelamun disini?" tanya Shena saat melihat Berlian termenung.
"gue lagi bingung banget"
"kenapa??"
"nyokap gue sakit"
"haahh?? udah lo bawa ke Rumah sakit?"
Berlian mengangguk.
"terus gimana?"
"kata dokter nyokap gue harus segaera pasang ring jantung"
"okee.. terus??"
"ya itu masalah nya, mahal banget pasang ring nya 150juta.. gue duit dari mana coba??"
"coba gue tanya nyokap gue yaa.. siapa tau bisa bantu lo"
"ga!! ga!! jangan.. gue ga mau terus-terus an di bantu sama nyokap lo.. gue ga enak"
"yaelah Li.. kita udah kaya keluarga ga usah ga enak ga enak-kan deh"
"seriuss gue ga mau Shen.. gue mau berusaha sendiri"
"lo serius?? itu banyak banget lohh"
"iya gue tau.. lo jangan bilang Irham juga ya, gue ga mau Fadi sampe tau.. gue juga ga mau nyusahin Fadi"
Shena mengangguk berusaha mengerti. Shena mengelus pundak Berlian berusaha menguatkan.
tapi ternyata Fadi dan Irham sudah mendengar percakapan Shena dan Berlian sedari tadi, mereka ada di samping pintu, tidak terlihat dari dalam ruangan.
tadi nya Fadi ingin mencari Berlian untuk mengobrol, karena sudah sering datang dan di sambut baik bu Rita pemilik kafe, jadi Irham mengajak Fadi untuk menemui Berlian yang ada di ruang penyimpanan.
.
.
.
.Fadi mengatakan masalah yang di alami Berlian pada Mami nya, dan Mami Fadi dengan senang hati memberikan uang untuk membayar biaya pemasangan ring jantung ibu Berlian.
setelah menghubungi adik berlian untuk menanyakan tempat ibu Berlian di rawat, Fadi langsung kesana dan melunasi biaya pemasangan ring jantung ibu Berlian dan biaya perawatan selama di rumah sakit.
tentu saja tanpa sepengetahuan Berlian, karena kalau Berlian tau dia pasti akan merasa tidak enak pada Fadi.
.
.
.Berlian beberapa hari tidak datang ke Rumah sakit karena berusaha mencari pekerjaan lain selain di kafe, dia bekerja di tempat laundry saat pulang dari kafe sampai pagi, dia hanya tidur selama 2jam lalu pergi sekolah.
hari ini Berlian datang ke Rumah sakit karena sangat rindu pelukan ibu nya.
"Kak.." panggil Permata, adik Berlian.
"ibu baru tidur ya??" tanya Berlian.
"baru 1jam yang lalu ibu selesai operasi pemasangan ring, Kak"
"hahh?? ibu udah operasi?? biaya nya gimana, Ta??"
Permata terdiam, takut menjawab pertanyaan kakak nya, karena dia sudah berjanji pada Fadi untuk tidak mengatakan bahwa Fadi yang membayar semua biaya ibu Berlian.
"Ta, jangan diem aja dong!!"
"Kak.. yang penting kan ibu udah baik-baik aja sekarang"
"Ta!! kita emang miskin, tapi kita ga bisa hidup dalam belas kasihan orang terus menerus, kita ga boleh jadi beban orang lain, Ta!"
"kenapa sih kak? kenapa harus malu sama belas kasihan orang lain?? sedang kan kita emang sangat butuh di kasihani"
"kakak ga tau sama pemikiran kamu ya, Ta!! tapi sebagai orang yang ga punya apa-apa yang kita punya cuma harga diri, Ta!! jangan sampe itu juga ga da!"
"ga usah mentingin harga diri, Kak.. lagian kita juga udah ga punya apa-apa buat apa punya harga diri kalo bikin tambah susah?!"
"terserah sama pemikiran kamu! tapi kakak mau tau siapa yang udah bayar biaya operasi ibu?!"
Permata terdiam, bingung harus menjawab apa pertanyaan kakak nya.
"Permata!!!! jawab!!!"
"kak Fadi"
Berlian kaget, sampai rasa nya tulang-tulang nya yang beberapa hari ini bekerja keras pun ikut runtuh.
Berlian terduduk sambil menangis.
"kak.. maafin aku" ucap Permata tulus, sedih melihat kakak nya.
"kenapa, Ta!! kenapa kamu terima bantuan dari Fadi!! gimana kakak bisa ketemu Fadi!!! kakak udah ga punya apa-apa yang bisa buat kakak bangga bisa sama-sama Fadi lagi!! semua kerja keras kakak selama ini percuma!!!"
Berlian menumpahkan segala rasa sedih bercampur marah bercampur sakit nya malam itu.
.
.
.
.bersambung!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Savage
Romancekisah cinta fresh ala anak remaja menuju dewasa. Adzana, gadis bebas ahli karate. kebiasaannya yang bebas sulit membuatnya terkekang dengan peraturan, meskipun itu adalah peraturan sekolah, bukan hal mudah baginya untuk mentaati peraturan. dia sudah...