1

41 2 0
                                    

author pov

"Adzana.. ibu sudah lelah sama sikap kamu yaa! kamu selalu terlambat, sering bolos dijam pelajaran, dan sekarang?! kamu tidur di uks waktu upacara!!" bu Wati selaku guru BK sangat marah.

Adzana yang duduk di hadapan bu Wati masih diam dan tampak tidak perduli.

"kesabaran ibu sudah habis menghadapi kamu Adzana!"

"yaudah, kalo ibu mau suspen saya ga masalah kok"

"percuma, kamu di hukum juga bakal ngulangi, di keluarin juga pasti kamu bakal kaya gini di sekolah lain"

"terus mau ibu gimana?"

"ibu akan bicara dengan orang tua kamu, ibu sudah memanggil orang tua kamu, kamu tunggu disini"

bu Wati masih ditempat duduknya, namun sambil sibuk menulis di buku perilaku siswa milikku.

Adzana memalingkan wajahnya, dia masih tidak perduli.

tok! tok! tok!
suara ketukan dari luar pintu ruang BK.

"masuk!" ucap bu Wati.

"permisi bu"
Irham Dimas Prasetya, ketua osis, juara kelas, nan baik hati. kesayangan semua guru disekolah.

dia memasuki ruangan BK.

"iya Irham, ada apa?"

"saya mau ngasih daftar panitia untuk acara ulang tahun sekolah bu"

"oh iya"

Irham memberikan kertas HVS yang berisi nama-nama panitia acara.

Adzana yang masih ada disana memperhatikan Irham, tidak heran banyak yang menyukai Irham, selain pintar, aktif, dan baik dia juga tampan.

dengan tinggi ideal, betuk tubuh ideal, dan kulit yang cenderung putih, membuat siapa saja yang melihat Irham pasti suka.

Adzana masih memandang Irham, Irham yang merasa di perhatikan pun menatap Adzana. Adzana buru-buru memalingkan tatapan nya.

"saya permisi dulu bu" ucap Irham.

"eh tunggu dulu Irham, ibu minta tolong ketik kan surat panggilan orang tua untuk murid yang bermasalah, kalo kamu tidak sibuk"

"iya bu"

"bisa?"

"bisa bu"

"makasih ya, kamu ketik di meja sana saja ya, ini daftar muridnya, dan ini flashdisk yang ada format suratnya"

"baik bu"

Irham duduk tidak jauh dari Adzana dan bu Wati, mereka masih dalam satu ruangan.

Adzana yang merasa bosan pun mengeluarkan ponselnya.

"Adzana, jangan main hp" tegur bu Wati.

Adzana kembali memasuk kan ponselnya kedalam saku dengan kesal.

tok!tok!tok!
suara pintu kembali diketuk.

ayah Adzana memasuki ruangan.

"silahkan duduk pak" ucap bu Wati mempersilahkan ayah Adzana untuk duduk disamping Adzana, menghadap bu Wati.

ayah Adzana melihat puterinya dengan tatapan marah.

"maaf sebelumnya pak, mengganggu aktivitas bapak, dan mengharuskan datang kemari" bu Wati membuka pembicaraan.

"tidak apa-apa bu"

"jadi begini pak, Adzana ini sudah sering sekali melanggar peraturan sekolah"

Pretty SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang